Saran dokter menunda kehamilan-Eka Putri Wulandari–OurPHJourney

//Saran dokter menunda kehamilan-Eka Putri Wulandari–OurPHJourney

Saran dokter menunda kehamilan-Eka Putri Wulandari–OurPHJourney

OurPHJourney

Oleh: Eka Putri Wulandari

 

– Saran Dokter Menunda Kehamilan –

 

Assalamualaikum wr.wb.

 

Sebelumnya terima kasih saya ucapkan untuk YHPI yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menceritakan pengalaman hidup saya dengan Hipertensi Paru. Perkenalkan nama saya Eka Putri Wulandari, biasa dipanggil Eka, usia 35thn dan sekarang tinggal di Temanggung Jawa Tengah. Saya di diagnosa ASD PH tahun 2018, saat sedang hamil anak pertama. Ketika cek laborat di usia kehamilan 4bulan, karena HB tinggi dan saat cek saturasi tidak sampai diangka 80.

Karena suami dan keluarga belum paham apa itu ASD dan hipertensi paru, kami pun 4x pindah RS untuk memastikan diagnosa dokter lain apakah sama dengan RS yang sebelumnya dan terakhir disarankan untuk ke RS Sardjito Yogyakarta yang alatnya lebih lengkap dan di rujuk ke dokter yang spesialis PH. Disitu kondisi saya makin drop karena kecapekan bolak balik RS, kandungan semakin membesar, sering sesak nafas dan jari-jari membiru. Untuk mandi saja sudah ngos-ngosan dan saat itu baru merasakan habis makan berasa seperti habis lari maraton, nafas pendek dan rasanya mau pingsan.

Setelah itu, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan kami mendapat kabar kurang baik dari dokter, untuk tidak melanjutkan kehamilan dan singkat cerita di usia kehamilan 6 bulan debay harus dilahirkan (terminasi) istilah kedokterannya, dan melahirkan di ICU. Bayiku hanya bertahan beberapa jam. Kurang lebih dua minggu di rumah sakit. Dari awal masuk maternal lanjut melahirkan di ICU karena dokter tidak berani ambil resiko kalau melahirkan di maternal akhirnya saya melahirkan di ICU dan pasca melahirkan pindah ke ICCU, setelah kondisi lebih stabil akhirnya dibolehkan pindah ke bangsal. Alhamdulillah kondisi sudah membaik walaupun saturasi masih rendah & tidak lepas oksigen. Dokter pun memberikan penjelasan panjang lebar ke pak suami tentang semua kondisi yang saya alami dan untuk menunda kehamilan yang tidak bisa ditentukan kapan boleh hamil lagi karena PH sudah tinggi.

Sekitar 2bulan pemulihan dokter menyarankan untuk TEE dan di bulan Desember dilakukan RHC dengan hasil yang sangat mengecewakan & membuat saya makin merasa terpuruk karena dari hasil itu saya sudah tidak bisa di operasi, PH sudah tinggi dan dokter menyampaikan untuk mengkonsumsi obat seumur hidup untuk meningkatkan kualitas hidup.

Tahun 2019 saya pernah kebobolan, hamil lagi, dan di usia kandungan 2bln dikuret. Bukan hal yang mudah saya bisa menerima keadaan seperti itu, tetapi dengan dukungan dari suami dan keluarga termasuk mertua, secara bertahap saya akhirnya bisa berdamai dengan keadaan. Saya benar-benar bicarakan dengan suami dan keluarga tentang kondisi saya dan juga saran-saran dokter. Dokter jantung dan kandungan menyarankan tidak boleh hamil lagi, kemudian saya pasang KB IUD.

Saya sempat berhenti minum obat dan beralih ke pengobatan herbal, tetapi kondisi malah semakin drop dan PH semakin tinggi. Akhirnya saya kembali berobat ke RS. Alhamdulillah sampai sekarang keadaan stabil. Buat saya yang paling penting kesehatan dulu, jika kondisi stabil, tidak menjadi beban suami atau keluarga (orang tua dan mertua). Tentang kehamilan, semua itu hanya Allah yang bisa menentukan. InsyaAllah saya legowo dan ikhlas menerima keadaan. Itu yang membuat saya kuat sampai sekarang.

Sekian cerita dari saya, mohon maaf ya teman- teman kalau ceritanya kurang menarik. Tetap sehat & semangat yaa teman-teman PHers baik yang sudah di operasi ataupun yang masih berjuang demi kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik

By | 2022-10-10T09:14:06+00:00 October 10th, 2022|Our PH Journey|0 Comments

About the Author:

Yayasan
Yayasan Hipertensi Paru Indonesia adalah komunitas pasien, keluarga, dan kalangan medis pemerhati Hipertensi Paru. Silakan klik Daftar Anggota untuk bergabung dalam komuniitas dan klik IndoPHfamily untuk bergabung di forum utama pasien di Facebook
Open chat