~Dengan Bersyukur Semua Terasa Lebih Mudah~
Assalamualaikum wr. wb. Salam sejahtera sahabat PHers, semoga semua selalu dalam keadaan stabil ya.. Aamiin
Perkenalkan namaku Dwi yana damayanti, usia ku 46 thn, aku mau berbagi pengalaman sedikit, mudah-mudahan bisa menginspirasi teman-teman semua ya. Dulu sebelum terdiagnosa CTEPH (Hipertensi paru tromboemboli kronis), aku masih kuat untuk berjalan kaki, naik tangga bahkan bawa kendaraan sampai keluar kota.
Tahun 2017, aku melahirkan anak ke-5 dengan prosedur operasi sesar, dokter menyarankan steril karena khawatir dengan kondisiku yg saat itu, tensi darah sering tinggi sekitar 170/100.
Hari ke-3 setelah melahirkan, kaki dan badanku bengkak besar sekali, lalu aku ke dokter Internis di RS Pondok Indah, diagnosa dokter saat itu, aku kurang protein, kata tetangga yang melihatku saat itu wajahku kuning. Aku diberi obat yang nama nya Lasix, alhamdulillah bengkak di kaki dan badanku berkurang jauh.
Setelah itu, aku sudah tidak kontrol lagi ke rumah sakit, karena ku pikir aku sudah sehat. Tahun 2019, aku sudah mulai banyak keluhan, sering ngos-ngosan kalau jalan, aktivitas apapun sangat terbatas. Berdiri lama di dapur pun gak kuat.
Dengan ditemani suami aku pergi ke RS Pondok Indah, karena sudah tidak kuat, aku dirawat inap selama 5 hari, selama di RS aku diobservasi oleh dokter spesialis Jantung, dr. Taufik Pohan beliau bilang jantung kanan ku lebih besar dari pada jantung kiri, aku diberi obat seperti: viagra, lasix, dan simarc. Akan tetapi, aku masih belum paham tentang penyakitku.
Suami ikhtiar coba untuk membawaku ke RS Harapan Kita, di sana ketemu dengan dokter senior, yakni dr Bambang S. Di sini aku baru tau kalau penyakitku kronis Hipertensi Paru. Dokter mencari tau PH ku disebabkan karena apa, lalu aku menjalani beberapa test diantaranya: cateterisasi, USG kaki, dan Nuklir. Baru setelah test Nuklir ketahuan klo aku Hipertensi Paru disebabkan oleh Emboli, Penggumpalan darah (Cteph).
Oh ya, aku sekarang berobat ke RSUI dengan dr. Hary Sakti, obat ku sekarang Riociguat (kandungan nya sama dengan Sildenafil), Spironolactone, Notisil, Angintriz, dan Furosemide.
Suamiku mengerti banget, aku gak boleh capek dan banyak pikiran. Akan tetapi, saudara dan beberapa tetangga kata-katanya sering bikin aku sakit hati. “Kamu gimana, masih sakit-sakitan ?”, “Katanya sakit, kok kelihatan biasa aja?”. Sempet minder juga menghadapi orang-orang yang tidak paham dengan kondisiku.
Akan tetapi, alhamdulillah, anak-anakku dan suami semua mengerti aku. Sekarang aku sudah kebal dengan apa kata orang, cuekin aja. Buat teman-teman PHers jangan berkecil hati ya, sekarang kita harus punya ilmu bodo amat untuk hal-hal negatif yang gak ada manfaatnya, hehehe
Harus semangat, di saat kita mampu dan kuat, lakukan, tetapi saat udah mulai ngerasa gak enak badan, jangan dipaksakan, istirahat. Intinya jangan ngoyo. Jangan pikirkan hal-hal negatif, kita gak mampu mikirin semua, serahin sama yang di atas dan pastinya minum obat teratur, jangan bolong-bolong ya..
“Mengeluh hanya akan membuat hidup kita semakin tertekan, sedangkan bersyukur akan membawa kita ke jalan kemudahan”. Sekian dan Terima kasih.