Oleh: Ayu
~ Bergabung Komunitas Membuatku Tak Merasa Sendiri Lagi~
Assalamualaikum.
Perkenalkan namaku Ayu, tinggal di Cibinong Bogor. Umur 46 tahun, ibu dari 2 anak. Perjalanan sakitku dimulai dari tahun 2020. Dengan keluhan, sangat mudah kelelahan. Bahkan untuk berjalan dari ruangan ke ruangan lainnya di rumahku saja napas jadi ngos-ngosan dan badan jadi lemes. Padahal rumahku cuma mungil aja, gak segede rumah Raffi Ahmad.
Dari situ kecurigaan muncul, sebelumnya aku rutin berolahraga di stadion Pakansari yang luasnya setara dengan stadion GBK Jakarta. Hampir tiap hari jalan cepat 3 putaran (45 menit) di situ. Jadi heran kenapa tiba-tiba kemampuanku turun drastis. Kebetulan waktu itu covid lagi heboh, jadi aku takut untuk periksa ke rumah sakit. Sampai akhirnya aku sudah tidak tahan lagi, keluhanku semakin banyak terasa.
Tidak hanya kelelahan tetapi nafsu makanku juga turun. Anehnya lagi, badanku jadi lebih gendut. Berat normalku 72kg tetapi saat itu mencapai 80kg dalam waktu semingguan aja. Akhirnya aku periksa ke suatu RS yang cukup besar disini. Tetapi setelah 2 kali pertemuan dengan dokter, aku merasa gak puas karena banyak pertanyaan-pertanyaan tentang keluhanku yang tidak bisa terjawab. Aku memutuskan pindah RS & mencari dokter lagi.
Di RS yang baru, Alhamdulillah keluhan-keluhanku mulai terjawab & ada progress perbaikan yang aku langsung rasakan. Waktu itu ternyata memang hasil lab tidak bagus. Dari kolestrol, asam urat, hba1c, ureum kreatinin jeblok semua angkanya. Ditambah ada edema dr jantung. Diagnosa waktu itu gagal jantung kanan. Aku diresepkan lasix 1 x 40 mg & beberapa obat jantung. Akhirnya badanku kembali stabil, keluhan yang aku rasakan hilang.
Tidak lama kemudian, aku terkena covid varian delta. Isoman cukup lama dirumah sekitar satu bulan, semenjak terkena covid keluhan yang gampang lelah muncul lagi. Terus badan perlahan juga mengalami edema.
Dosis lasix yang kuminum seperti udah gak ada efeknya. Hanya beberapa hari saja edema udah rata ke seluruh badan dari perut, kaki sampai muka. Bibir & kuku tangan udah kebiruan.
Langsung aku dirawat di RS & masuk HCU selama beberapa hari. Saturasi drop, meski sudah pakai oksigen 24 jam & settingan maksimal masih tidak bisa ngangkat. Dokter bilang selama cairanku tidak keluar sepertinya akan susah menaikan saturasi oksigennya. Dari situ aku jadi paham kalau memang kita tidak boleh sampai edema parah begitu karena perbaikannya akan susah.
Dari hasil Echo & CT scan kontras akhirnya diagnosaku ada tambahan lagi. Selain gagal jantung juga ada Hipertensi Paru (PH) karena ASD. Setelah dipelajari lebih lanjut oleh dokter, kondisi jantungku juga sudah masuk katagori sindrom eisenmenger. Selain itu aku juga masuk kelompok prediabet & penurunan fungsi ginjal. Bulan februari 2023 kemarin aku terkena DVT, gangguan pembuluh vena di kaki kanan. 2 bulanan aku susah jalan jadi harus pake kursi roda. Komplit banget ya teman-teman.
Oiya, PHku saat ini 60 mmHg. Obat yang kuminum silde 3 x 25 mg (bertahap akan dinaikan dokter), lasix 3 x 80 mg, sprinolactone 1 x 50 mg, simarc 1 x 3 mg, fargoxin 1 x 0,125 mg. Selain itu ada trajenta untuk menjaga gula darah & prorenal untuk nutrisi ginjal.
Bukan hal mudah ketika mendengar awal diagnosa dokter menjelaskan itu. Rasanya kayak gak percaya gitu, ada kepikiran jangan2 dokternya salah diagnosa. Aku pun denial, gak percaya dengan apa yang didiagnosa ke badanku. Dari aku yang mampu olahraga 3x muterin stadion tiba-tiba menjadi orang yang tidak berdaya di atas bed & harus pake oksigen terus. Banyak juga kekhawatiran muncul, apakah aku akan seperti ini seterusnya? Lemah, tidak berdaya & tidak bisa mandiri?
Tapi akhirnya perlahan aku mencoba mencerna & menerima semuanya. Pelan-pelan aku mulai buka-buka instagram YHPI, ini aku dapatkan rekomendasi dari dokterku. Katanya kalau pengen tau seperti apa penyakit Hipertensi Paru, coba gabung jadi member YHPI. Akan ada banyak kawan seperjuangan, yang dari situ nanti aku bisa belajar bagaimana hidup dengan PH, bagaimana cara mendapat obat murah, dsb. Begitu kata dokterku.
Akhirnya di bulan Februari 2022 aku gabung menjadi member YHPI. Dan benar seperti yang dokterku bilang, disini banyak manfaat yang bisa kudapatkan. Bertambahnya teman2 seperjuangan membuatku merasa tidak sendiri & tidak nelangsa mendapatkan sakit PH. Malah membuatku banyak bersyukur, ternyata dibalik sakit yang kurasakan banyak hikmahnya. Banyak ilmu yang bisa kupelajari tentang sakit ini, juga jadi bertambah kagum kepada Sang Pencipta jantung kecil ini. MasyaAllah…
Betapa Allah sudah sangat baik pada kita teman2,jika kita disuruh menghitung antara nikmat yang diberikan dibanding dengan sakit kita, tentu sakit kita ini tidak ada apa2nya. Moment setiap helaan nafas kita adalah kebaikan dari Allah untuk kita.
Dengan semua sakit yang ku alami, meski secara teori kedokteran mungkin sulit untuk sembuh tapi aku tidak akan patah semangat. Bukankah yang Allah nilai bukan hasil akhirnya, tapi bagaimana kita berproses didalamnya? Entah bagaimana garis akhir hidupku nanti, aku hanya ingin melakukan yang terbaik sebisa aku sekarang Menjaga pola makan, memperbaiki kualitas hidup, minum obat secara teratur & rutin kontrol ke dokter. Dan jangan lupa berbahagia teman2, karena bahagia itu sangatlah dekat dengan kita yaitu ada pada hati yang penuh syukur.
Tetap semangat ya teman2, tetap sehat & terus stabil ya…aamiin. Mohon maaf jika ada salah kata dalam penyampaian, semoga ada manfaatnya dari ceritaku ini. Wassalam…