Semua Indah Pada Waktunya
Nama saya Ana Supriyati, lahir di Banjarnegara 35 tahun yang lalu. Saya lahir normal dengan berat badan 3kg. Layaknya anak-anak lain nya saya tumbuh dengan sehat jarang sakit, kecuali batuk dan pilek. Dari TK,SD,SMP,saya baik-baik saja, mengikuti kegiatan sekolah pun tak ada masalah,di pelajaran olahraga pun saya selalu mampu mengikuti seperti teman-teman yang lain. Baru ketika usia saya memasuki 23 tahun keatas saya mulai merasakan mudah lelah,mudah ngos-ngosan,debar jantung yang tak beraturan dan berasa mau pingsan.
Tahun 2009 saya periksa ke dokter umum dekat rumah. Katanya ada lemah jantung dan dokter menyarankan untuk ronsen di RSUD. Tetapi saya mengabaikan saran dokter. Baru ketika awal tahun 2013 saya sering merasakan debar jantung yang tak beraturan,mudah lelah dan sering mau pingsan. Akhirnya saya memberanikan diri untuk periksa ke rsud untuk ronsen cek darah dan lain-lain. Begitu hasil ronsen keluar kata dokter ada pembengkakan di jantung di karenakan bocor jantung dan dokter menyarankan untuk di rujuk ke RS. Sardjito Yogyakarta
Akhirnya saya ke RS. Sardjito mengikuti beberapa pemeriksaan mulai dr EKG, TEE, TTE dan keteterisasi dan saya terdiagnosa ASD dengan Hipertensi Paru (PH) yang belum begitu tinggi karena waktu itu di sarankan untuk opera,bulan april 2013 harusnya saya operasi, tetapi karena saya belum sìap dan takut akhirnya saya tidak mau operasi dan di bulan agustus 2013 saya menikah.
Setelah setahun menikah, akhirnya saya hamil. Itu kabar bahagia bagi saya dan suami, tetapi tidak untuk dokter. Dokter menyarankan untuk menggugurkan kandungan saya karena ASD dan PH yang mulai tinggi. Tetapi saya tetep tidak mau menggugurkan kandungan saya. Sampai usia kandungan 3bln saya di rujuk ke RS. Sardjito lagi. Setelah konsultasi ke dokter jantung dan dokter kandungan akhirnya dengan sangat terpaksa kandungan saya harus di gugurkan karna resiko yang besar jika terus di lanjutkan.
Rasanya hancur mendengar semua itu dan sedikit menyesal kenapa dahulu tidak mau di operasi. Akhirnya dengan berat hati saya menyetujui saran dokter untuk induksi, 3hari di pacu akhirnya anak saya lahir dalam keadaan meninggal dunia. Dan tahun 2014 saya mulai rutin kontrol jantung dan mengikuti saran dari dokter, dan mulai minum obat PH dengan dosis 20mgx3.
Dikarenakan saat itu mendapatkan obat nya hanya 10hari jadilah saya sebulan dua kali bolak balik banjar-jogja untuk kontrol dan mendapatkan obat. Dan selama di RS. Sardjito itulah awal saya bertemu dengan teman-teman PHers jogja. Teman-teman yang hebat, teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat untuk terus berjuang dan tidak patah semangat hingga akhirnya saya bergabung di grup ini.
Di tahun 2016 akhirnya saya masuk konferensi dan di awal november 2016 saya operasi, dan 3 bulan setelah operasi saya sudah lepas obat. Dan sekarang alhamdulillah saya sedang hamil dengan usia kandungan 21 minggu.