Kuliah Whatsapp adalah program tanya jawab lewat group di aplikasi whatsapp antara anggota YHPI dengan dokter/narasumber ahli lainnya untuk topik-topik terkait Hipertensi Paru yang diadakan secara rutin dan berkala.
Untuk bergabung dalam group whatsapp dan mengikuti kuliah berikutnya, silakan hubungi Admin Pusat YHPI 0811-8986-799
PENGUMUMAN KULWAP YHPI
- Waktu : Sabtu, 30 September 2023
- Pukul : 16.00 – 30 WIB
- Narasumber : Rt. Annissa Apsyari, M.Psi., Psikolog
- Tema : Sudahkah Aku Bersyukur Hari Ini?
- Moderator : Amida
Untuk melihat materi silahkan KLIK DISINI
Gratitude / kebersyukuran / rasa syukur sering sekali kita dengar sehari-hari, di berbagai budaya maupun lingkungan masyarakat. Secara etimologis istilah syukur berasal dari bahasa Latin. Hal ini terkait dengan kebaikan, kemurahan hati, indahnya memberi dan menerima, atau mendapatkan sesuatu secara cuma-cuma.
Menurut Schwarz, kebersyukuran merupakan emosi atau respons emosional dari seseorang yang muncul secara spontan karena sesuatu yang telah diterima dan dirasa memiliki makna. Konsep rasa syukur sebagai emosi ini dapat menciptakan emosi positif yang akan menjadi sumber kebahagiaan dan kesejahteraan.
Jadi sebenarnya rasa syukur ini dapat “terbentuk” ketika kita dapat menerima apa yang terjadi kepada diri kita dan kita dapat memaknakan kejadian tersebut sehingga kita bisa menangkap dan menyadari bahwa hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang positif bagi diri kita.
Rasa syukur ini memang tidak mudah ya tentunya karena terkadang sulit bagi diri kita untuk bisa dengan ikhlas menerima dan memaknai secara positif setiap kejadian/pengalaman yang telah kita lalui. Namun yang dapat kita lakukan adalah bagaimana kita berusaha dan mau mencoba untuk memunculkan rasa syukur dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kenapa sih hal ini perlu kita lakukan?
Karena banyak sekali manfaatnya bagi diri kita, baik secara fisik mapun psikis kita, kita akan lebih merasakan sedikit rasa sakit, sedikit stres, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, memiliki hubungan/relasi yang lebih sehat.
Rasa syukur ini bisa kita lakukan dari hal yang kecil kok, seperti berterima kasih kepada orang yang kita sayangi, berterima kasih kepada Tuhan kita tentang apa yang kita dapatkan hari ini, apa yang telah kita lalui sehingga kita lebih baik lagi, atau bersyukur terhadap apa yang kita makan/minum hari ini. Mulailah dari hal yang kecil dan dapat kita biasakan. Jadi, sudahkah kita bersyukur hari ini?
yuk semuanya, boleh mungkin menuliskan kira-kira apa sih yang dapat disyukuri hari ini?
semoga dapat dipraktikkan, terus berlatih dan membiasakan bersyukur dari hal-hal yang terkecil, kita dapat berproses untuk menjadi diri yang lebih baik lagi. saya senang sekali semuanya bisa mempraktikkan hal ini, jangan lupa terus berlatih ya karena dengan bersyukur, banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan
1. Pertanyaan:
Nama:Nunik, Usia:33 tahun, Domisili:Bandung. Apakah dengan kita bisa bersahabat dengan sakit kita,dan kita bisa mengerjakan aktifitas seperti biasa tanpa kita mengeluh apapun. Apakah itu termasuk dalam rasa syukur kita?
Jawaban:
Selamat sore mba Nunik, saya mencoba menjawab pertanyaan dari mba Nunik. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, rasa syukur akan muncul ketika kita telah menerima apa yang terjadi/dilalui oleh kita dan kita dapat mengambil makna atau memaknakannya secara positif. Ketika kita sudah dapat menerima kondisi kita, mengenali kondisi kita dengan bai, serta dapat merawat diri kita menuju kebaikan, maka kita dapat “berdamai” dengan kondisi kita saat ini.
Jika saat ini mba Nunik dengan kondisi saat ini dan bisa melakukan aktivitas tanpa mengeluh, serta dapat menerima kondisi ini dengan baik, saya rasa hal ini termasuk ke dalam rasa syukur. Hal penting di sini adalah bagaimana mba bisa mengenali, menyadari, dan memaknakan tentang kondisi mba Nunik saat ini sehingga dapat beraktivitas seperti biasa.
Saya senang sekali dengan mba Nunik yang bisa bersyukur dengan keadaan saat ini dan dapat beraktivitas seperti biasa tanpa mengeluh. Tetap semagat, tetap menebar kebaikan, dan jangan lupa jaga kesehatan. Semoga dapat menjawab pertanyaan mba Nunik
2. Pertanyaan:
Nama: Isla, Usia: 37 thn, Domisili: Sidoarjo. Sebagai rasa syukur, saya ingin melakukan kebaikan untuk orang lain seperti menjadi seorang relawan. Tetapi saya tidak cukup percaya diri untuk berbicara atau memulai komunikasi. Ada rasa minder, apakah saya akan didengar, apakah kata2ku ada manfaatnya. Di groub pun saya ingin ikut banyak berkomunikasi tetapi saya memilih diam, karena merasa takut dan minder. Bagaimana cara saya menjadi lebih percaya diri? Karena saya ingin bersyukur dengan menjadi lebih bermanfaat untuk orang lain.
Jawaban:
Hallo mba Isla, terima kasih atas pertanyaannya, sangat menarik sekali pertanyaannya. Saya senang sekali dengan keinginan mba Isla untuk membantu dan bermanfaat bagi orang lain. Benar adanya bahwa setiap orang memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing, dan dengan kita menyadari kelebihan dan kekurangan tersebut, serta dapat menerima hal itu, akan sangat membantu kita untuk maju karena kita mengetahui apa yang kita miliki dan apa yang perlu kita kembangkan dari diri kita agar menjadi lebih baik lagi.
Terkait dengan kepercayaan diri, percaya diri merupakan sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri, di mana kita yakin mampu untuk menanggulangi/mengatasi permasalahan yang dihadapi. Kepercayaan diri ini pun dapat dibentuk dari suatu proses belajar, bagaimana kita merespons berbagai stimulus dari luar diri kita melalui interaksi dengan lingkungan, jadi meningkatkan kepercayaan diri ini bisa kita latih. Latihan ini pun kitab isa memulai dari hal yang terkecil terlebih dahulu, yang penting kita mengetahui apa yang kita miliki dari diri kita (kekurangan dan kelebihan yang dimiliki) serta berfokus kepada apa apa yang dapat kita lakukan. Yang perlu diketahui ditelusuri di sini adalah apa sekiranya yang menyebabkan rasa takut dan minder itu muncul? Kita perlu mengetahui sebabnya.
Misalkan jika hal tersebut muncul karena khawatir takut tidak didengar dan takut yang kita berikan tidak bermanfaat, maka saya rasa mungkin kita dapat memulai dari mencari informasi yang terpercaya untuk dapat dibagikan kepada orang lain. Saran saya untuk hal ini, cobalah mulai mencari informasi dan mendalami hal-hal yang mba Isla sukai, berbagilah tentang hal tersebut dan berdiskusilah atau sharing dengan orang-orang terdekat maupun orang lain.
Dengan mengikuti komunitas/kelompok yang memiliki hobi/kesenangan yang sama, saya rasa dapat membantu mba Isla untuk berlatih dalam meningkatkan kepercayaan diri, terutama dalam berkomunikasi. Hal ini dapat dilatih sedikit-sedikit mba, pasti aka nada proses dan hasilnya tidak instan. Namun saya percaya jika mba Isla terus berlatih, sharing ataupun diskusi dengan orang lain, hal ini dapat membantu mba Isla dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam berbagi dengan orang lain. Kuncinya adalah fokus kepada apa yang kita miliki dan apa yang kita bisa lakukan ya mba. Selamat berproses.
3. Pertanyaan:
Nama: Iissomantri, Usia: 52thn, Domisili: sukabumi. Saya pasien asd telah operasi 3thn tapi akhir2 ini ph saya ada bermasalah selama ini saya banyak beraktivitas yang menyebabkan saya tidak sadar bahwa kondisi tubuh saya sudah beda lagi tapi setelah saya kemarin sempet dirawat di sukabumi saya sekarang menjadi tidak percaya diri untuk beraktivitas seperti biasa lagi apakah perasaan ini termasuk bahwa saya kurang bersyukur?
Jawaban:
Selamat sore ibu Iissomantri, mohon maaf sebelumnya jika ada salah penyebutan.
Kunci dari kebersyukuran adalah bagaimana kita dapat menerima dan memaknakan apa yang kita miliki/lalui. Saya rasa di sini jika ibu Iissomantri sudah bisa menerima kondisi saat ini dan memaknakannya dengan baik, hal ini merupakan rasa syukur.
Terkait dengan ketidakpercayaan diri untuk beraktivitas seperti biasa lagi dikarenakan adanya perbedaan kodisi fisik, saya rasa hal ini bukan merupakan satu-satunya untuk mengukur kebersyukuran yang dilakukan oleh ibu Iissomantri. Dengan adanya perbedaan kondisi yang dihadapi, maka secara tidak langsung kita perlu melakukan adaptasi terhadap kondisi baru yang kita alami (yang berbeda dengan kondisi sebelumnya), rasa tidak percaya diri untuk melakukan kegiatan seperti yang biasa dilakukan pun dapat terjadi karena memang ada yang perlu kita sesuaikan.
Saran saya, mulailah dari memahami kondisi saat ini, apa sekiranya yang berbeda, dengan konsultasi ke dokter untuk mengetahui kondisi tubuh, apa yang perlu diperhatikan dan apa yang dapat dilakukan oleh ibu Iissomantri, akan membantu bapak untuk sedikit demi sedikit meningkatkan kepercayaan diri untuk beraktivitas sehari-hari. Mungkin itu yang dapat saya sampaikan ibu, apakah sudah cukup jelas? Semoga dapat menjawab pertanyaan ibu Iissomantri.
4. Pertanyaan:
Nama: sati, Usia: 35, Domisili: wonosobo. Saya pasien post ASD 6 bln yang lalu. Kadang saya melakukan aktivitas apapun selalu di remehkan orang lain. Bagaimana caranya saya mengendalikan mental saya, yang rasanya saya pengin nangis,marah setiap ada orang lain yang menyinggung saya. Apakah saya termasuk orang yang tidak bersyukur?
Jawaban:
Selamat sore mba Sati, mohon maaf sebelumnya apabila salah penyebutan.
Bersyukur merupakan respons kita ketika kita bisa menerima dan memaknakan lalu menciptakan kebahagiaan bagi diri kita. Jika kita sudah dapat menerima dan dapat memaknakan apa yang terjadi/dapatkan dengan baik, maka hal tersebut yang dimaksud dengan kebersyukuran. Jadi saya rasa apakah mba Sati termasuk orang yang tidak bersyukur, saya rasa tidak bisa disebut bahwa mba Sati orang yang tidak bersyukur
Terkait dengan emosi manusia, marah merupakan reaksi yang muncul karena adanya persepsi kita tentang kesalahan atau ketidakadilan, merasa bahwa seseorang memperlakukan secara tidak pantas, baik kepada kita maupun orang lain. Sedangkan sedih akan terjadi jika kita merasa kecewa. Lalu, dalam situasi dimana kita beraktivitas lalu diremehkan oleh orang lain atau ada yang menyinggung diri kita, wajar sekali jika kita ingin marah, kecewa, sedih, bahkan menangis.
Hal tersebut merupakan reaksi emosi yang wajar sekali kita rasakan karena kita merasa diremehkan, merasa tidak diperlakukan secara adil oleh orang lain. Di sini, yang perlu kita lakukan adalah bagaimana kita dapat mengelola emosi kita dan mengekspresikannya dengan tepat.
Lalu bagaimana caranya? Pertama kali yang bisa kita lakukan adalah dengan menyadari kjadian serta emosi apa yang hadir kepada kita, kita perlu menyadari apa yang dirasakan dan dapat ‘menamai’ emosinya. Kita juga dapat menyadari apa yang dirasakan, baik pikiran, sensasi tubuh, maupun dunia luar.
Setelah sadar dan memahami emosinya, kita perlu mengetahui apa yang menyebabkan perasaan/emosi tersebut muncul agar kita dapat memahami serta menerima kejadian yang memunculkan emosi yang kita rasakan, hal ini memang tidak mudah namun perlu kita lalui agar dapat memahami serta menerima hal yang telah terjadi kepada diri kita.
Dengan kita memahami kejadian maupun emosi yang dirasakan, kita dapat mengetahui apa yang terbaik yang dapat kita lakukan untuk meregulasi maupun mengekspresikan emosi kita. Mengubah cara berpikir, seperti ketika berada dalam situasi yang penuh tekanan dari perspektif yang baru yang lebih baik, akan membantu kita untuk meregulasi emosi kita dengan baik. Semoga ini dapat menjawab pertanyaan dari mba Sati ya
5. Pertanyaan:
Nama: Deni wibowo, Usia: 27, Domisili:Cimahi. Saya menerima apa yang terjadi pada diri saya mau itu baik atau buruk, apakah saya termasuk orang yang bersyukur atau tidak?
Jawaban:
Selamat sore mas Deni, alhamdulillah puji Tuhan jika mas Deni dapat menerima hal yang terjadi, baik maupun buruk, hal ini dapat dikatakan bahwa mas Deni termasuk orang yang dapat bersyukur.
Perlu juga mengetahui sampai sejauh mana kita perlu bersyukur, jangan sampai jadinya berlebihan dalam bersyukur, kita perlu mengetahui kapan waktu yang tepat untuk kita bersyukur. Jangan sampai juga kita bersikap terlalu positif sehingga persoalan yang kita hadapi yang sebenarnya perlu kita selesaikan menjadi tidak terselesaikan. Mengetahui kapan kita perlu bersyukur dan mempraktikkan kebersyukuran dari hal yang terkecil setidaknya dapat membantu kita untuk menjadikan diri kita yang lebih baik lagi. Mungkin itu yang dapat saya sampaikan, semoga dapat menjawab pertanyaannya ya mas Deni
6. Pertanyaan:
Nama: Ulfa, Usia: 26thn, Domisili: Ponorogo. Maksudnya dari pernyataan Bersyukur itu memiliki efek jangka panjang pada otak itu Gimana ya mbak? Sama tolong di beri contoh ya mbak.
Jawaban:
Terima kasih mba Ulfa atas pertanyaannya, menarik sekali pertanyaannya. Tampaknya ini saya akan menjelaskan dengan beberapa istilah ilmiah ya mba.
Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa ketika beryukur, otak kita terpengaruh. Beberapa penelitian menunjukkan rasa syukur begitu berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan yang dimulai dari perubahan yang ada di otak kita. Dalam percobaan neurologis yang pernah dilakukan oleh para peneliti di Universitas California di Los Angeles, dilakukan pengukuran aktivitas otak dengan menggunakan pencitraan resonansi magnetik ketika subjek penelitian dibujuk untuk merasa bersyukur dengan menerima hadiah.
Area otak yang menunjukkan peningkatan aktivitas adalah anterior cingulate cortex dan medial prefrontal cortex, area otak ini terkait dengan kognisi moral dan sosial, penghargaan, empati, dan penilaian nilai. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa emosi rasa syukur ini mendukung sikap positif dan suportif terhadap orang lain serta perasaan terbebas dari stres.
Selain itu, rasa syukur juga mengaktifkan hipotalamus, yang memiliki efek pada metabolisme, stres, dan berbagai perilaku. Hipotalamus ini terletak di dasar otak dan mengatur hormon yang bertanggung jawab atas banyak fungsi penting, seperti suhu tubuh, respons emosional, dan fungsi kelangsungan hidup seperti nafsu makan dan tidur. Salah satu zat kimia saraf yang terkait dengan bagian otak yang terpengaruh oleh rasa syukur adalah dopamin, yaitu hormon yang memengaruhi dan muncul ketika kita merasakan senang.
Jadi, dengan kata lain ketika kita melakukan kebersyukuran, kita akan merasa senang, rasa stres berkurang, mendukung kita juga untuk bersikap positif dan suportif terhadap orang lain. Kira-kira begitu mba Ulfa penjelasannya, semoga membantu dan dapat menjawab pertanyaannya mba Ulfa.
“Jangan lupa untuk bersyukur dan mengetahui kapan kita harus bersyukur karena dengan bersyukur banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan. Beryukurlah dari apa yang sudah kita miliki dan dimulai dari hal-hal yang kecil. Selamat berlatih dan berproses ya mba, mas, ibu, bapak semuanya. Terima kasih juga sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi hari ini, happy weekend.”_ Rt. Annissa Apsyari, M.Psi., Psikolog.