Perkembangan Anak dengan Keistimewaannya-KULWAP

///Perkembangan Anak dengan Keistimewaannya-KULWAP

Perkembangan Anak dengan Keistimewaannya-KULWAP

Kuliah Whatsapp adalah program tanya jawab lewat group di aplikasi whatsapp antara anggota YHPI dengan dokter/narasumber ahli lainnya untuk topik-topik terkait Hipertensi Paru yang diadakan secara rutin dan berkala.

Untuk bergabung dalam group whatsapp dan mengikuti kuliah berikutnya, silakan hubungi Admin Pusat YHPI 0811-8986-799

 PENGUMUMAN KULWAP YHPI

  • Waktu : Jum’at, 28 April 2023
  • Pukul : 19.00 – 20.30 WIB
  • Narasumber : Adinda Fitriana, M.Psi., Psikolog
  • Tema : Perkembangan Anak dengan Keistimewaannya
  • Moderator : Amida

Untuk melihat materi silahkan KLIK DISINI

Seperti yang kita ketahui setiap individu tumbuh dan berkembang. Hal ini dimulai sejak kita ada didalam kandungan hingga kelak kita masuk pada tahapan akhir dalam perkembangan. Dalam setiap tahapannya kita memiliki tugas-tugas yang perlu kita lewati agar kita bisa mencapai tahapan perkembangan yang optimal.

Selayaknya orang dewasa, anak-anak pun memiliki tugas-tugas perkembangannya tersendiri. Pada dasarnya, proses perkembangan dan tugas-tugas yang perlu dicapai sama untuk seluruh anak. Hanya saja, terdapat  beberapa kondisi yang dapat membuat pencapaian atau optimalisasi dari tahapan perkembangan tersebut menjadi berbeda-beda pada anak.

Kondisi tersebut dapat mendukung atau memberikan tantangan/hambatan bagi ketercapaiannya tugas perkembangan. Kondisi yang dimaksud dapat dipengaruhi oleh lingkungan, pola asuh, termasuk kondisi fisik yang dialami oleh anak. Secara umum, anak-anak dengan kondisi yang istimewa pun melewati proses yang sama dengan anak lainnya dan memiliki tugas perkembangan yang sama.

Disisi lain, dengan keistimewaan yang mereka miliki membuat proses pencapaian tugas ini menjadi suatu hal yang lebih menantang. Dan tentu saja, hal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi kita sebagai sosok yang mendampingi anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dalam materi hari ini, saya mencoba berbagi sedikit bagaimana dan apa tantangan yang mungkin dihadapi oleh anak-anak yang dilahirkan dengan keistimewan tersendiri dan apa yang perlu menjadi perhatian utama kita sebagai pendamping agar kita dapat membantu mereka untuk tetap tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang mereka miliki.

Tentu saja tantangan yang dihadapi anak akan berbeda tergantung usia dan tugas perkembangannya. Pada anak usia sekolah misalnya. Menurut Erikson, tahap ini disebut sebagai tahap INDUSTRY VS INFERIORITY dimana tugas utama dalam tahapan perkembangan mereka adalah berkembang menjadi individu yang produktif.

Anak-anak pada usia ini umumnya akan sangat terlibat aktif pada berbagai kegiatan di lingkungan : sekolah, bermain, berteman, mengikuti keterampilan tertentu. Semakin mereka bisa melakukan suatu hal mereka akan mengembangkan perasaan diri bahwa mereka bisa, mampu, dan kompeten.

Disisi lain, adanya kondisi tertentu yang dialami oleh anak terkadang membatasi mereka untuk bisa melakukan beberapa kegiatan yang ingin mereka lakukan dan hal ini terkadang memunculkan rasa ketidakberdayaan pada diri anak.

Atau pada remaja Kondisi khusus yang mereka miliki mungkin akan berdampak pada penerimaan diri yang akan berpengaruh pada tercapai atau tidaknya identitas positif akan diri mereka sendiri. Demikian pula pada tahapan perkembangan lainnya.

1. Pertanyaan:

Nama: Editha (mamah abil), Usia: 29 tahun usia abil 9 tahun, Domisili: Bandung. Bagaimana cara menumbuhkan/membangun kepercayaan diri anak berkebutuhan khusus di tengah lingkungan anak-anak yang bertumbuh dan berkembang secara normal ? Karena anak saya yang tau dan mengerti kondisi nya dan sering mendapatkan Bullyan terkadang berangkat sekolah saja dia ga mau, dan bagaimana cara nya agar anak bisa di terima baik di lingkungan sosial nya??

Jawaban:

Melihat usia Abil saat ini, ia berada di tahapan perkembangan usia sekolah yang mana memiliki perasaan mampu dan berdaya menjadi suatu hal penting bagi anak-anak ditahapan tersebut. Poin positif ketika anak paham mengenai kondisinya, namun tidak cukup sampai disitu saja. Mereka pun perlu diajak untuk mengenali potensi-potensi yang mereka miliki.

Potensi ini yang dapat kita kembangan sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan/membangun kepercayaan dirinya. Mengetahui kondisi membantu ia lebih aware dengan kondisinya, namun mengetahui potensi dan hal-hal positif dalam dirinya membantunya untuk lebih meningkatkan kemampuan dan rasa keberhargaan dirinya.

Kita bisa mengajak anak untuk mengeksplorasi berbagai jenis kegiatan atau keterampilan yang dapat ia lakukan. Dari sini  ia juga akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan berbagai teman dan memiliki pengalaman interaksi sosial yang juga akan lebih membantunya untuk dapat meningkatkan keterampilan sosial dan memilah lingkungan mana yang cocok atau kurang cocok baginya.

Ajarkan pula ia untuk dapat lebih asertif mengenai perasaannya. Menyampaikan ketika ia tidak nyaman atau menyampaikan saat ia tidak suka ketika teman-teman mengoloknya.

Ketika ia merasa kurang nyaman, validasi perasaannya dan berikan ia waktu untuk mengelola perasaan tersebut.

Editha:

Lingkungan sekolah disini kurang menerima abil , guru2 nya selalu berkata bahwa ini adalah sekolah umum sedangkan selain memiliki penyakit jantung bawaan abil jg terdiagnosa disleksia yang memang memiliki kesulitan dalam belajar , apakah sekolah formal itu wajib untuk anak-anak istimewa ?

Apakah saya harus mencoba mempertahankan abil di lingkungan sekolah yang kurang menerima kondisi abil atau harus memindahkan sekolah nya ke sekolah yang lebih khusus seperti sekolah inklusi? Awal saya menyekolahkan abil ke sekolah umum karena jarak dari rumah ke sekolah sangat dekat sehingga dapat terpantau oleh saya.

Psikolog:

Yang perlu menjadi titik perhatian adalah anak-anak istimewa tetap berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuannya. Untuk pemilihan sekolah sendiri sebenarnya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Poinnya adalah anak bisa terfasilitasi kebutuhan dan haknya untuk memperoleh pendidikan dan mendapatkan pengalaman belajar positif yang dapat membantunya mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

Akan sulit bagi anak manapun untuk bisa optimal bila lingkungan kurang bisa mendukung dan memfasilitasi kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Penting pula untuk adanya kerja sama antar berbagai pihak dalam proses pendampingan anak (sekolah, keluarga, dokter, dan pihak lainnya).

2. Pertanyaan:

Nama : Gina (Mamah Auliya), Usia Anak : 13 Tahun, Domisili : Subang. Bagaimana cara untuk menyadarkan anak bahwa minum obat secara rutin itu penting untuk dirinya sendiri, karena sudah kita ketahui bersama bahwa Anak-anak yang terdiagnosa Hipertensi Paru pastinya harus konsumsi obat Tiap harinya. Karena yang saya rasakan saya harus sedikit memaksa agar anak saya mau meminum obat secara teratur.

Jawaban:

Pada dasarnya di usia anak saat ini (13 tahun) ia sudah mulai dapat diarahkan dan dilibatkan untuk dapat mengelola kondisinya secara mandiri dan mulai dapat dibiasakan untuk bertanggung jawab terhadap dirinya karena pemahamannya akan kondisi yang dimiliki seharusnya sudah jauh lebih matang dibanding usia anak yang lebih kecil.

Membantu dan mengarahkannya untuk memiliki jadwal harian termasuk didalamnya untuk minum obat dapat dilakukan. Memasang pengingat untuk minum obat pun dapat menjadi salah satu cara agar ia dapat mengkonsumsi obatnya secara teratur.

Bila ada penolakan, perlu dicari tahu lebih lanjut alasan ia enggan mengkonsumsi obat tersebut. Apakah karena rasanya atau karena efek samping yang ditimbulkan? Hal ini akan membantu kita menemukan solusi yang lebih tepat

Gina:

Biasanya, kalau saya Tanya kenapa sulit untuk minum obat,, karena Alasannya itu Cape  dia ingin seperti teman-teman nya yang lain yang kesehariannya tanpa konsumsi obat.

Psikolog:

Rasa cape yang ia sampaikan sebenarnya merupakan bahasa lain dari rasa kecewa/sedih karena ia merasa “berbeda” dari teman-temannya. Perasaan ini yang perlu kita pahami dan terima. Disisi lain, secara perlahan kita perlu memberikan pemahaman bahwa treatment yang diberikan merupakan salah satu upaya agar ia dapat melakukan kegiatan keseharian sama seperti teman-teman lainnya.

Gina:

Sering saya ingatkan akan Hal ini. Tapi mungkin anak saya masih belum bisa menerima kondisinya saat ini.

Psikolog:

Memang tidak mudah Bu, terlebih bisa sama dengan teman sebaya masih menjadi ciri di usianya saat ini. Bantu ia untuk melihat dari sisi lainnya, menemukan persamaannya dengan teman-teman agar ia tidak fokus hanya pada satu sisi dalam dirinya. Dukungan sosial dari lingkungan dan teman sebaya pun penting untuk membantunya lebih menerima kondisi diri

3. Pertanyaan:

Nama: bunda nya earlyta, Usia Anak : 8 Tahun, Domisili: bandung. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan untuk mengotimalkan perkembangan anak dengan keistimewaannya agar tercapainya suatu target.

Jawaban:

Karakteristik anak dan kemampuan atau potensinya saat ini. Untuk membantunya berkembang secara optimal, target perlu dibuat sesuai dengan kondisinya saat ini, bukan sesuai dengan apa yang seharusnya ia capai.

Dengan begitu, akan lebih mudah untuknya mencapai setiap target yang diberikan dan lebih mudah pula baginya untuk memiliki pengalaman-pengalaman keberhasilan yang ia perlukan untuk dapat mengembangan rasa keberdayaan diri dan kepercayaan dirinya.

Bila anak sudah cukup besar, ia dapat mulai diajak untuk menentukan hal apa yang ingin ia capai baik secara akademik, keterampilan, atau keseharian. Arahkan ia agar ia dapat menetapkan target yang realistis dan menentukan upaya yang efektif untuk mencapai target tersebut.

4. Pertanyaan:

Nama :Bunda nya Alexander, Usia : anaK 10 thn 9bln, Domisili: Jakarta. Bagaimana caranya membantu anak saya agar dia sadar dan menerima keadaan dirinya sebagai penderita PH, yang harus membatasi diri dalam beraktifitas (yang tidak boleh berenang, lari-lari, bersepeda dsb yang aktifitas berat), membatasi memakan makanan yang di konsumsi nya (harus menurunkan BB nya saat ini 47kg dokter mengharuskan BB nya 35kg).

Karena pembatasan tersebut anak saya sering merasa kecewa sendiri akan penyakit yang didapatnya saat ini, dan saya suka speachless menerangkan dan menyemangatinya, sampai saat ini suka kebablasan akan aktifitas tersebut, sehingga heart beat nya suka tiba-tiba naik sampai 130, dan saturasi nya turun jadi 89 an, demikian terima kasih.

Jawaban:

Untuk saat ini, bantu ia untuk lebih memahami kondisi dirinya. Orangtua perlu terlebih dulu memastikan sejauh mana ia memahami kondisi yang dimiliki. Melalui proses diskusi, anak dapat diajak untuk lebih menghayati pengalaman-pengalaman fisik dan emosi yang ia rasakan terkait dengan kondisinya, misalnya apa yang ia rasakan bila ia melakukan aktifitas yang terlalu berat? Perubahan fisik apa yang dapat ia rasakan dan apa dampaknya bagi kondisi fisik dan kegiatan hariannya?

Kemudian bantu ia untuk dapat memiliki solusi ketika perubahan tersebut ia rasakan, misalnya jika detak jantungnya terasa lebih kencang apa yang perlu ia lakukan. Memberikan keterampilan untuknya mengelola diri dan kondisi yang dimiliki cenderung lebih mudah untuk diterima dibandingkan dengan membatasinya melakukan kegiatan-kegiatan yang ia sukai, melihat karakternya yang tampaknya cukup aktif.

Ia pun dapat diajak untuk mengekplorasi kegiatan menarik lain yang dapat ia lakukan untuk memberikannya alternatif kegiatan yang tidak terlalu berat, misalnya bermain alat musik, art and craft, coding (pemograman komputer sederhana), robotic, little science, dan sebagainya.

Untuk makanan, ia masih perlu dibantu untuk membatasi dan memilih makanan yang lebih tepat untuknya. Penerapan pola bersama di rumah terkait makanan, akan lebih memudahkannya untuk membangun pola makan yang lebih sehat.

5. Pertanyaan:

Nama : bundanya Fadlan, Usia anak : 14 bulan, Domisili: Bogor. Anak saya masih 1 tahun 2 bln dia pengen nya minum air putih banyak, sedangkan sama dokternya ga boleh, kira kira gimana ya caranya biar dia ngerti. Karena usia segitu belum bisa ngomong.

Jawaban:

Diusia ini, anak sedang mengembangkan rasa kemandiriannya dan mulai menunjukkan keinginan lebih banyak dibandingkan dengan sebelumnya. Dalam dunianya saat ini, “apa yang saya mau itu yang harus saya dapatkan”. Disisi lain, ia belum memiliki kemampuan yang mumpuni untuk dapat mengendalikan dirinya.

Ia pun belum sepenuhnya paham mengenai kondisi yang ada pada dirinya sehingga memintanya untuk paham bahwa apa yang ia lakukan akan membahayakan kesehatannya merupakan suatu hal yang sangat tidak mudah.

Di tahapan usia ini, orang tua masih memiliki peran yang besar untuk memberikan arahan dan batasan yang jelas pada anak. Selain itu, menciptakan kebiasaan atau suatu pola pun dapat dilakukan. Diskusikan dengan dokter terkait jumlah maksimum konsumsi air yang diperbolehkan.

Orang tua kemudian dapat membagi jumlah tersebut ke dalam beberapa bagian. Misalnya jumlah konsumsi maksimal adalah 1 liter/hari, orang tua dapat membagi dengan mengisikan air minum ke dalam gelas atau botol berukuran kecil untuk kemudian diberikan pada anak.

6. Pertanyaan:

assalamualaikum dok, anak saya 11 tahun autis, berbicara normal, bisa memahami perintah, pokus baik, tapi perilaku nya kadang seperti anak anak di bawah 11 tahun, ini kategori autis apa ya dok.

Jawaban:

Waalaikumussalam. Autisme memiliki beberapa kategori atau spektrum yang dibedakan atas gejalanya. Untuk mengetahui kategori atau spektrum autisme yang dialami oleh anak, perlu dilakukan pemeriksaan secara lebih lanjut baik oleh psikolog dan atau dokter spesialis anak.

 

“Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi acuan :

  1. Penting untuk kita paham kondisi dan karakter anak dan juga diri kita sendiri sebagai pendamping.
  2. Kita perlu mengingat bahwa setiap prosesnya akan berjalan sesuai kecepatan dan kemampuan anak, sehingga pasti akan berbeda antara anak satu dengan anak lainnya.
  3. Kita pun perlu yakin bahwa dibalik setiap keterbatasan yang dimiliki, setiap anak pun diberkahi dengan keunggulan tersendiri. Hal ini yang menjadikan mereka unik
  4. Sebagai pendamping, terkadang kita pun perlu meyakini bahwa kita sendiri istimewa oleh karena itu kita diberkahi dan diberikan kepercayaan untuk bisa merawat dan mendampingi anak-anak kita dengan segala keistimewaan yang mereka punya.

Terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk berbagi dan belajar bersama para orang tua hebat disini.  Mohon maaf atas segala kekurangannya.”_ Adinda Fitriana, M.Psi., Psikolog

 

By | 2023-05-13T07:43:10+00:00 May 13th, 2023|Kuliah lewat WhatsApp|0 Comments

About the Author:

Yayasan
Yayasan Hipertensi Paru Indonesia adalah komunitas pasien, keluarga, dan kalangan medis pemerhati Hipertensi Paru. Silakan klik Daftar Anggota untuk bergabung dalam komuniitas dan klik IndoPHfamily untuk bergabung di forum utama pasien di Facebook
Open chat