Kuliah Whatsapp adalah program tanya jawab lewat group di aplikasi whatsapp antara anggota YHPI dengan dokter/narasumber ahli lainnya untuk topik-topik terkait Hipertensi Paru yang diadakan secara rutin dan berkala.
Untuk bergabung dalam group whatsapp dan mengikuti kuliah berikutnya, silakan hubungi Admin Pusat YHPI 0811-8986-799
PENGUMUMAN KULWAP YHPI
- Waktu : Kamis, 14 Desember 2023
- Pukul : 19.00 – 20.30 WIB
- Narasumber : Marissa S. Purba, M.Psi., Psikolog
- Tema : Membuat Batasan yang Baik
- Moderator : Amida
Untuk melihat materi silahkan KLIK DISINI
Halo teman-teman semua. Dalam keseharian kita tentu saja kita tidak terlepas dari lingkungan sekitar kita. Ada orang-orang, ada internet dan berbagai macam informasi lainnya. Seringkali kita sulit membentengi diri kita sehingga mempengaruhi diri kita. Ada yang baik, ada yang bermaksud baik dan ada yang kurang baik. Oleh sebab itu, kita perlu mengetahui tentang batasan kita agar dapat memilahnya.
Seperti kulwap bulan lalu dari Mbak Annissa tentang mental health, terlalu banyak informasi dan pendapat orang-orang sekitar kita dapat mengganggu kesehatan mental kita juga. Mari kita mulai menyadari dan menyaring informasi yang kita dapatkan.
1. Pertanyaan:
Nama: nurkholilah, Usia: 23, Domisili:bekasi. Saya baru di diagnosis dokter ASD PH (Hipertensi Paru karena penyakit jantung bawaan) di bulan juni tahun ini,pertanyaan saya kenapa setelah saya tau ada penyakit di diri saya, saya sering menangis tiba-tiba, buat kumpul atau ketemu orang banyak saya ngerasa minder, saya jadi tidak s- ceria dulu sebelum di diagnosa. Apakah itu wajar dok?
Jawaban:
Selamat malam, Mbak Nurkholilah. Menghadapi perubahan dalam hidup merupakan perjalanan yang tidak mudah bagi kita. Terlebih Mbak Nurkholilah mendapatkan sesuatu yang tidak dibayangkan seperti diagnosa ini.
Kita menerima informasi negatif terkait diri kita dan perasaan menjadi kalut dan kaget, sehingga menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan. Sikap dan perilaku yang kita tampilkan juga dapat terpengaruh dengan kondisi yang kita hadapi seperti Mbak Nurkholilah yang lebih sering menangis dan menghindar.
Masa penerimaan dan penyesuaian diri tidak sama pada setiap orang dan tidak bisa ditentukan secara pasti kapan akan terjadi. Kadang kala Mbak akan memilih untuk menyendiri dan menangis, itu tidak apa-apa.
Tetapi kalau terus menerus dipertahankan akan membuat Mbak merasa lebih terpuruk. Mbak Nurkholilah dapat mulai mendorong diri mengikuti kegiatan atau bersama dengan orang lain yang mendukung kondisi kesehatan Mbak Nurkholilah secara perlahan-lahan. Tetap sesuaikan dengan limit dan kemampuan anda pastinya untuk dapat berkegiatan agar dapat bangkit kembali. Untuk berkegiatan yang sesuai sebaiknya tetap konsultasikan pada tenaga medis/dokter Mbak Nurkholilah ya.
2. Pertanyaan:
Nama: Untari, Usia: 45, Domisili: Surabaya, Diagnosa: Ph Primer. Ijin bertanya. Untuk mengurangi beban pikiran karena informasi yang kurang baik dari luar, saya membatasi diri dari interaksi dengan siapapun akhirnya saya cenderung introvert,tidak mau di telpon,tidak mau dikunjungi orang kerumah…istilahnya saya pilih-pilih untuk berinteraksi dengan orang lain,walaupun hanya sekedar wa saja,kalau hati saya gak sreg saya gak akan balas…apakah yang saya lakukan ini termasuk pembatasan yang tidak stabil terhadap mental saya… jika iya bagaimana solusinya agar saya tidak mudah terpengaruh dengan berita-berita yang kurang baik dari luar, terimakasih atas waktu dan kesempatannya untuk bertanya
Jawaban:
Hai, Mbak Untari. Membatasi diri terhadap situasi dan lingkungan diperlukan untuk dapat mengolah perasaan sendiri maupun menyadari kebutuhan. Setelah dapat mengolah perasaan yang sedang kurang baik, kita dapat bergaul dan berkegiatan kembali. Adakalanya berhubungan dengan orang lain dapat membantu kita untuk mengolah dan memperbaiki situasi perasaan kita yang sedang kurang baik, misalnya jalan jalan/bercerita dengan teman.
Jika kita membatasi diri secara terus menerus maka dukungan sosial dan perasaan kita seringkali menjadi fokus pada kondisi kita. Kita menjadi tidak dapat merasakan kesenangan dan merasa semakin terpuruk. Kenali orang-orang yang nyaman untuk anda dan mengelola batasan yang baik untuk orang lain. Semoga dapat membantu Mbak Untari menjadi lebih baik.
Untari:
Justru karena saya banyak bersosialiasi ,terus saya kurang nyaman, akhirnya saya menarik diri saya untuk membatasi interaksi mba.
Psikolog:
Untuk itu Mbak Untari dapat mengenali terlebih dahulu saat-saat dimana Mbak Untari sedang merasa siap menghadapi lingkungan sosial. Juga dengan siapa Mbak Untari merasa nyaman. Memilih lingkungan yang mendukung adalah proses membatasi diri yang sehat Mbak. Saat sedang tidak merasa mampu, sebaiknya mengambil waktu dan jarak terlebih dahulu.
3. Pertanyaan:
Nama: siti makhani ibu dari anak akhtar, Usia :39 thn, Domisili:Cikarang. Anak saya diagnosa CAVSD, PH alhamdulillah sudah operasi 3 agustus 2022. Sebelum operasi saya sering keluar rumah, kumpul dengan sanak saudara sama tetangga, dll tetapi sejak saya bolak balik ke RS sampai anak saya operasi kan saya fokus sama anak saya akhtar tapi kenapa pas pulang operasi saya kan seringnya di dalam rumah ya buat kesehatan akhtar juga.
Tiba-tiba saya diomongin, dijauhin, bahkan orang yang sempat saya tolong ikut menjauhi saya dan suka bicara dibelakang,, jujur saya suka merasa sedih keluar rumah diomongin didalam rumah mulu juga diomongin,, apalagi sekarang saya sudah ga punya orang tua dan saudara juga ikut-ikutan berubah efek saya jarang silaturahmi karena bolak balik ke RS,,, nah giliran akhtar sudah ga ke RS kemarin saya sempat main tetep aja diomongin, terus menurut dokter saya harus gimana ya,,, saya sudah capek dan sakit hati.. Terima kasih
Jawaban:
Halo, Mbak Siti. Tentu Mbak Siti merasa sedih dengan situasi yang terjadi di sekeliling Mbak Siti. Mbak Siti dapat mulai melihat kembali apakah diantara orang-orang di sekeliling Mbak, ada satu atau dua orang yang tidak menampilkan sikap tidak menyenangkan? Bila ada yang mendukung, Mbak Siti dapat kembali membangun relasi yang menyenangkan dengan beberapa orang tersebut. Bagaimanapun juga adakalanya kita membutuhkan teman untuk saling bertukar cerita.
Kedua, Mbak Siti dapat mulai mengenali kebutuhan Mbak Siti untuk terus menghadapi lingkungan yang tidak menyenangkan. Kita tidak dapat mengubah pandangan orang lain kepada kita, tetapi respon kita terhadap orang lain dapat berbeda. Seperti dapat mencari kegiatan lain atau komunitas lain yang lebih nyaman untuk Mbak Siti. Mengharapkan lingkungan berubah seperti harapan kita akan cukup melelahkan nantinya, Mbak. Semoga Mbak Siti mendapat dukungan yang sesuai dengan kondisi Mbak Siti.
4. Pertanyaan:
Nama : Vonny Otoluwa, Usia : 27 tahun, Domisili : Makassar. Bagaimana menetapkan batasan sehat dan membangun hubungan yang positif. Terima kasih.
Jawaban:
Selamat malam Mbak Vonny. Mungkin dalam materi yang saya sampaikan sebelumnya dapat menjadi contoh kecil untuk dicobakan. Ringkasnya, dalam membangun batasan yang sehat kita perlu mengetahui terlebih dahulu diri kita seperti kekuatan dan kelemahan kita, preferensi yang kita sukai dan tidak sukai.
Misalnya kita sedang lelah sekali dan teman kita mengajak kita pergi, Mbak Vonny dapat mulai berpikir apakah Mbak dapat optimal dan senang bila tetap pergi saat sedang lelah? Jika yang lebih baik adalah dengan beristirahat, Mbak Vonny dapat menyampaikannya dengan baik beserta alasannya kepada teman tersebut.
Cara menyampaikan dan kejujuran adalah hal yang dibutuhkan dalam membangun batasan yang sehat dengan orang lain. Bila memaksakan diri dan tidak menyampaikan keadaan Mbak Vonny, pada dasarnya tidak berdampak positif pula terhadap relasi. Mbak mengikuti kemauan orang lain namun sedang dalam keadaan yang tidak optimal mempengaruhi kualitas pertemuan dengan teman-teman/pasangan.
Mengetahui batasan dan kondisi diri yang didukung cara menyampaikan yang baik akan lebih menyenangkan dalam hubungan dengan sekitar. Hal ini akan mempengaruhi secara positif baik bagi Mbak Vonny maupun orang lain.
5. Pertanyaan:
Nama: Nafi, Usia: 20 thn, Domisili: Banyumas. Semenjak terdiagnosa kelainan jantung bawaan Desember 2022 saya seperti kehilangan diri saya sendiri waktu sebelum terdiagnosa pjb, sekarang banyak sekali ketakutan dan kekhawatiran dimasa depan saya nanti, apalagi umur saya yang terbilang masih sangat muda sudah terdiagnosa PH berat, rasanya seperti kosong banget, saya yang dulunya ceria sekarang banyak melamunnya, tidak suka keramaian lebih suka berdiam diri dirumah, BB juga tiap semakin menurun dan saya sangat kurus, bagaimana caranya agar kekhawatiran dan kecemasan ini tidak semakin mendalam?
Jawaban:
Hai Mbak Nafi. Kondisi yang anda alami sangat memungkinkan membuat perasaan takut dan cemas terutama terhadap hari esok. Mendapatkan kabar tidak baik bukan hal yang mudah untuk diterima. Perilaku yang anda tunjukkan merupakan respon terhadap kondisi yang tidak menyenangkan tersebut dan hal itu wajar. Setiap orang memiliki waktu yang berbeda untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi masing-masing.
Bila melihat cerita anda, mungkin ada baiknya anda memastikan secara fisik terlebih dahulu terkait kondisi fisik anda. Mendapatkan saran dan informasi dari ahli medis (dokter) dapat menjadi landasan untuk mengetahui kondisi anda secara sahih.
Informasi dari ahlinya dapat membantu anda menjawab perlahan-lahan rasa takut yang anda miliki. Anda dapat bertanya dan melakukan konsultasi bila anda ingin melakukan suatu kegiatan ataupun ada hal-hal yang anda ingin capai.
Susunlah kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dan batasan-batasan yang dapat anda lakukan bila ingin melakukan hal-hal yang menarik namun sesuai dengan kondisi anda saat ini. Semoga anda dapat berkegiatan dan mengejar mimpi anda nantinya.
6. Pertanyaan:
Nama : Very krisma, Usia : 30 tahun, Domisili : purwokerto. Menjauh bukan berarti memutus tali silaturahmi. Di saat saya berbaur dengan lingkungan sekitar,saya merasakan ketakutan dengan perkataan mereka yang kadang menyakitkan sampai saya kepikiran setiap hari. tapi di saat saya tidak berbaur (menutup diri) dengan lingkungan, saya merasa lebih nyaman dan tenang. Padahal setiap pasien PH sangat butuh support dari lingkungan sekitar. Apakah itu dinamakan batasan yang baik? Dan apakah itu cara yang baik untuk proses kesembuhan saya? Terimakasih dok
Jawaban:
Hai Mbak Very. Sangat setuju dengan Mbak bahwa membuat batasan tidak berarti memutuskan tali silaturahmi. Kebutuhan setiap orang tentu berbeda-beda juga. Untuk itu kita perlu memahami kebutuhan kita terlebih dahulu seperti support apa yang kita butuhkan dari lingkungan sekitar kita.
Misalnya kita membutuhkan mereka menguatkan kita ataupun memperlakukan kita dengan cara tertentu, tetapi seringkali perilaku orang sekitar kita malah menyakiti kita.
Bila kita merasakan kebutuhan kita berbeda dengan respon dari lingkungan, maka ada baiknya kita menyampaikan hal yang membuat tidak nyaman tersebut.
Mbak Very tidak nyaman dengan perkataan mereka sehingga kita sebaiknya menyampaikan perkataan apa yang kita harapkan mereka tidak sampaikan karena membuat kita merasa sangat tidak nyaman. Hal ini diperlukan agar orang sekitar kita mengerti batasan yang kita miliki, walaupun mungkin mereka merasa bahwa mereka bermaksud baik namun membuat anda terpikirkan dan sedih.
Dengan mengetahuinya, mereka dapat menjadi support system yang lebih baik untuk keadaan kita. Semoga Mbak Very mendapatkan support yang mendukung dan membawa kebahagiaan bagi Mbak Very.
7. Pertanyaan:
Nama. Singgih, Domisili:Pacitan. saya post operasi closure by device sudah 1,5 bulan. sebelum operasi itu pikiran saya pun sulit tenang hanya mikir sakit itu saja, dan pasca operasi inipun pikiran itu rasanya juga belum bisa tenang rasanya.. mau apa-apa takut kalau nanti kenapa-kenapa dengan alat yang di pasang, sebenarnya dokterpun sudah bilang kalau sudah ga ada larangan… gimana ya caranya supaya pikiran itu tenang dan senang… tidak terbebani dengan pikiran-pikiran negatif.
Jawaban:
Halo, Mas Singgih. Pikiran negatif terkadang bersifat otomatis masuk ke dalam otak kita, dan cukup sering terjadi pada orang-orang secara umum. Kondisi kesehatan menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi kita sehingga adanya kondisi tertentu pasti menjadi sumber pemikiran dan fokus kita.
Mas Singgih sudah mendapatkan informasi yang menguatkan bahwa pada dasarnya Mas Singgih dapat beraktivitas dengan aman. Hanya saja hal ini tidak mudah dilakukan karena Mas Singgih tahu bagaimana rasanya ketika berada dalam kondisi yang tidak sehat.
Hal yang dapat dilakukan untuk mulai merasa lebih tenang, salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan kecil. Jangan menyasar pada kegiatan yang besar karena akan memperparah rasa cemas.
Misalnya : mulai berjalan-jalan selama 15 menit. Saat merasa tidak ada perasaan tidak nyaman pada devicenya, besok lusanya mulai dapat menambah waktunya atau mengganti tempatnya. Cek kembali, bila tetap nyaman maka tingkatkan kembali.
Terkadang kita harus mendapatkan bukti dari diri sendiri untuk dapat meyakinkan diri kita sendiri, Mas. Semoga lekas merasa nyaman Mas Singgih.
8. Pertanyaan:
Nama: Tyas, Usia: 31 thn, Domisili:Sragen. Selamat pagi dokter. Mohon ijin Maaf sedikit curhat & minta solusi nya dokter. Begini dok. saya hidup dilingkungan banyak tetangga yang sering julid tentang kehidupan orang lain. Bahkan kita diam & tidak mengganggu saja juga terkadang salah. Sedangkan terkadang kita sebagai pasien ASD PH itu sangat mengganggu kesehatan mental kita. Bagaimana dok cara kita membatasi diri dari lingkungan yang seperti itu tetapi kita tetap harus terlihat baik berinteraksi dengan yang lainnya? Terima kasih dok
Jawaban:
Hai Mbak Tyas. Pada dasarnya Mbak memiliki keinginan yang baik untuk dapat menjaga hubungan tetapi juga menjaga kesehatan psikologis anda. Oleh sebab itu, Mbak mungkin dapat menjabarkan kepada diri sendiri terlebih dahulu terkait “terlihat baik dalam interaksi” itu seperti apa secara konkret. Misalnya muncul sesekali saat orang sekitar anda berkumpul atau ada acara spesial. Anda dapat menentukan lamanya waktu dimana anda kuat untuk berinteraksi misalnya setengah jam atau satu jam.
Kembali lagi, anda tidak dapat mengontrol pikiran orang lain kepada anda. Ketika anda sudah berupaya semaksimal yang anda dapat lakukan maka anda kemudian undur diri dari kegiatan sosial. Bagaimana pemikiran orang lain kemudian sudah di luar kendali anda.
Bila anda melakukan semuanya di luar kemampuan anda, maka akan menjadi permasalahan sendiri bagi perasaan dan kesehatan psikologis anda. Jika anda merasa berat tidak akan baik pula pada kondisi kesehatan fisik anda. Semoga Mbak Tyas dapat lebih bahagia nantinya
9. Pertanyaan:
Nama: ayu, Usia: 30, Domisili:bandung. Semenjak terdiagnosa februari 2022 saya sempat ngedrop. Pikiran kelakuan dan harapan sudah tidak ada. Tapi dengan berjalannya waktu saya sempat menerima keadaan dengan menghibur diri, Yang ingin saya tanyakan Kenapa setelah bisa menerima semua, Psikis saya serasa terganggu, kalo ada masalah sepele jadi cepat kepikiran sampe Sempat mengeluarkan emosi yang sebelumnya saya belum pernah seperti itu. Terkadang bawaanya menangis jika ada perkataan yang menyinggung penyakit. Bagaimana solusi nya agar saya bisa tenang seperti sewaktu sebelum ter diagnosa.
Jawaban:
Selamat malam, Mbak Ayu. Penerimaan diri memang bukan hal yang mudah dan terkadang sangat sulit untuk memaksa diri menerima kondisi yang kita sendiri berat untuk menghadapinya. Kondisi yang anda alami tidak mudah, sangat baik anda berusaha menerimanya.
Menerima tidak berarti kita lepas dari emosi marah dan sedih. Ketika melihat orang lain atau diri kita yang dulu, kita dapat menjadi sedih. Bila kita tidak sesekali membiarkan diri kita sedih atau marah maka seringkali menjadi ledakan emosi negatif.
Pada dasarnya kondisi Mbak Ayu memang mengalami perubahan sehingga ada yang berubah dengan cara Mbak Ayu memandang semua hal. Bagaimana Mbak Ayu akan optimal dengan kondisi ini akan lebih menyehatkan psikologis Mbak Ayu dibandingkan dengan mendorong diri Mbak Ayu untuk mencapai kondisi sebelum sakit.
Mbak dapat mencari kegiatan atau lingkungan yang sesuai dengan kondisi saat ini untuk mengembangkan diri Mbak Ayu. Karena jika Mbak Ayu membandingkan diri dengan kondisi yang dulu akan menimbulkan kekecewaan dan rasa frustrasi bagi Mbak Ayu. Mbak Ayu sudah cukup kuat untuk bertahan dan berupaya menerima kondisi Mbak Ayu.
10. Pertanyaan:
Nama: mamah sheva, Usia: 37, Domisili: Sukabumi. Saya penderita jantung bocor, saya sering ketakutan dengan hal² yang gak nyata, semisal melihat tempat kotor, gelap, lubang yang gelap, saya suka parno suka menghantui pikiran dan itu susah hilang nya kalau sudah melihat hal² yang menjijikan seperti itu, bagaimana solusi nya supaya saya gak perduli lagi kalau saya melihat hal² seperti itu.
Jawaban:
Selamat malam, Mamah Sheva. Wah berdasarkan cerita anda, tampaknya ada sesuatu yang menyebabkan ketakutan tersebut. Hanya saja memang harus ditelusuri kembali kaitan antara kondisi anda dan ketakutan-ketakutan yang muncul.
Langkah yang anda dapat lakukan sendiri adalah mencoba untuk menelusuri apa yang muncul dipikiran dan perasaan anda bila melihat tempat-tempat tersebut. Lantas bila sudah mengetahuinya, anda dapat mengaitkan kembali apakah hal itu memang berhubungan dengan ketakutan nyata atau pada rasa cemas anda.
Bila hal itu terjadi karena rasa cemas dan anda tidak memiliki penjelasan, anda dapat mulai menyatakan pada diri anda bahwa ketakutan ini tidak beralasan dan anda punya kekuatan untuk mengatasinya.
Apabila sudah sangat mengganggu kegiatan keseharian anda, saya menyarankan anda untuk melakukan konsultasi dengan professional juga seperti dokter atau psikolog. Semoga lekas melewati perasaan takut atau cemas, Mamah Sheva.
11. Pertanyaan:
Nama: Sunarni, Usia: 41, Domisili: kediri. Dok saya penderita asd ph closure .. tetangga saya sering bilang ke saya jangan mikir macem² apa-apaitu harus semeleh jangan lihat orang lain sukses trus kebanyakan mikir jadinya sakit²an kayak sekarang padahal emang saya sakit juga karena cuaca terus karena operasi penutupan kemarin omongan-omongan itu bikin saya jadi beban mental bagaimana ya dok agar saya bisa mengatasi omongan2 seperti itu karena kadang saya jadi menyalahkan diri sendiri dok kenapa saya sakit²an kenapa tidak seperti orang² lain.
Jawaban:
Halo, Mbak Sunarni. Kondisi badan dan pikiran Mbak Sunarni hanya Mbak yang tahu dan merasakannya. Orang lain dapat menyatakan banyak hal dan mungkin saja orang disekitar kita bermaksud menyemangati kita. Hanya saja ternyata hal tersebut justru membuat anda sedih.
Kembali lagi, untuk orang sekitar mengetahui bahwa perkataan mereka tidak membawa dampak positif bagi anda, anda sebaiknya dapat menyatakan dengan pelan-pelan bahwa anda tidak berpikir seperti yang mereka pikirkan dan perkataan-perkataan tersebut berdampak membuat anda sedih.
Bila anda sudah menyatakan namun lingkungan masih menampilkan respon sama, sebaiknya anda mulai memperhatikan diri anda. Salah satu kunci utama dalam membatasi diri yang sehat adalah saat anda merasa sedang tidak optimal, mungkin anda mempersingkat waktu interaksi anda atau menjaga jarak terlebih dahulu. Bila sedang baik-baik saja, mungkin kekuatan anda akan lebih besar untuk bersama dengan orang lain.
Mungkin kita dapat memulai untuk lebih mendengarkan diri kita apakah kita sedang kuat atau tidak mendengarkan orang lain, apakah kita sedang sejahtera untuk dapat menerima perkataan orang lain atau tidak. Membuat batasan tidak sama dengan memutus hubungan ataupun egois, Mbak. Semangat ya Mbak.
12. Pertanyaan:
Nama : Eva rahma, Usia : 31thn, Domisili : Majalengka. Dok saya penderita asd PH saya juga memilik gerd anxiety hampir tiap hari rasanya sakaratul maut. saya juga punya kecemasan berlebihan bahkan saya suka ada rasa takut dok mandipun saya takut. emosi saya kadang meledak ledak bahkan saya tidak bisa membedakan mana sesak karena anxiety apa karena jantung. tiap hari yang saya rasakan perut saya sakit kleyengan bahkan mau tidurpun rasanya susah sebelum tidur pasti selalu cemas. Terima kasih mohon solusinya…
Jawaban:
Selamat malam, Mbak Eva. Menyimak dari cerita Mbak Eva, kondisi kesehatan secara fisik dan psikologis Mbak Eva tampaknya sudah mengganggu keseharian anda. Untuk kondisi ini saya sangat menyarankan Mbak untuk konsultasi kepada dokter untuk memastikan dan mendapatkan informasi yang valid terhadap kondisi anda. Dengan informasi tersebut anda dapat menakar tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk menjaga kondisi fisik anda sehingga dapat sedikit menurunkan kecemasan anda.
Pada dasarnya, kondisi psikologis dan fisik saling berkaitan. Kesehatan anda menimbulkan kecemasan dan kecemasan dapat menurunkan kesehatan anda. Oleh sebab itu mendapatkan bantuan secara profesional dengan konsultasi psikologis dapat membantu anda seiring dengan proses medis anda. Untuk keluhan yang anda sampaikan, saya pikir akan cukup sulit untuk dijelaskan pada sesi kulwap. Mohon maaf jika tidak banyak yang dapat saya jelaskan disini.
“Untuk para pejuang PH mungkin kita perlu belajar bahwa informasi dan lingkungan juga perlu kita telaah kembali. Terutama kondisi kita sendiri. Sangat manusiawi ketika kita sedang tidak mampu berinteraksi ataupun kecewa dengan perkataan atau perbuatan orang lain. Untuk para caregivers, pemaknaan setiap orang dapat berbeda-beda. Kita mungkin dapat menanyakan juga dukungan seperti apa yang dibutuhkan oleh keluarga/pasien kita sehingga komunikasi yang baik dan jarak yang sehat dapat membantu kita sebagai caregivers dan keluarga/pasien kita. Semoga kita semuanya diberikan kekuatan lebih dan lebih lagi, apapun peran kita.”_Marissa S. Purba, M.Psi., Psikolog