Penerimaan Diri-KULWAP

///Penerimaan Diri-KULWAP

Penerimaan Diri-KULWAP

Kuliah Whatsapp adalah program tanya jawab lewat group di aplikasi Telegram antara anggota YHPI dengan dokter/narasumber ahli lainnya untuk topik2 terkait Hipertennsi Paru yang diadakan secara rutin dan berkala.

Untuk bergabung dalam group Telegram dan mengikuti kuliah berikutnya, silakan hub 085210006799

Untuk membaca materi tanya jawab lainnya yang lebih lengkap, silakan klik LOGIN.

 

Kuliah Whatsapp IndoPHFamily*

🗓*Jumat, 11 Agustus 2017*

🙎🏻Narasumber :

*Dwi Prihandini S.Psi M.Si*

_Founder & Director CLERRY CLEFFY INSTITUTE_

_Inspirator Nasional PUSPA KPPPA RI_

🙋🏻ModeratorRiska & Dhian

 

*_Self-Acceptance_* *(Penerimaan Diri)*

Self-acceptance atau penerimaan diri merupakan salah satu dimensi dari Psychological Well Being (PWB) (Ryff, 1989, 1995). Self-acceptance juga dapat diartikan sebagai pandangan positif, perasaan positif tentang diri secara keseluruhan, apa pun yang terjadi pada diri.

Christopher Germer, seorang psikolog, menerangkan mengenai tahapan kondisi self-acceptance/penerimaan diri yaitu:

 

🍀 *Stage 1: Aversion/Tidak suka/Antipati*

Orang pada umumnya secara naluriah akan berespon terhadap perasaan-perasaan tidak nyaman terutama yang berkaitan dengan kondisi diri, penolakan, dikucilkan, kemunduran, dll. Ketika kita merasa bingung dengan kondisi fisik kita yang mengalami kemunduran (karena penyakit dan atau karena hal lain), kita kerap merasa orang lain mengamati kita seperti orang asing.

🍀 *Stage 2: Curiosity/Keingintahuan*

Ketika rasa tidak suka, antipati dll sudah dapat dilampaui maka reaksi berikutnya adalah muncul keingintahuan untuk mengetahui kondisi diri yang sesungguhnya termasuk permasalahannya (dalam konteks penyakit). Orang ingin belajar apa yang terjadi dengan tubuhnya dll meskipun dalam proses ini mereka juga merasakan kecemasan.

Ketika kita mengetahui kondisi kita, mulai timbul pertanyaan apakah akan berkutat dengan emosi ataukah mencari jalan keluar/solusi. Keingintahuan ini juga mendorong seseorang untuk mengintegrasikan makna dari pengalaman-pengalaman yang dialami. Seseorang dengan keingintahuan yang besar akan mampu mengisi hidupnya dengan lebih penuh dan mengarahkan mereka untuk merasakan kesejahteraan psikologis yang baik.

🍀 *Stage 3: Tolerance/Toleransi*

Dalam tahap ini seseorang mulai berdamai dengan ketidaknyamanan terkait kondisi diri, rasa sakit dll dan mulai menemukan cara untuk mengalihkan hal tersebut.

🍀 *Stage 4: Allowing/Membiarkan*

Yang dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan untuk membiarkan perasaan-perasaan tersebut kapan saja datang dan pergi.

Membuka diri terhadap apa yang dirasakan, membiarkannya mengalir.

🍀 *Stage 5: Friendship/Bersahabat dengan diri*

Dalam hal ini seseorang mulai menemukan makna terkait pengalaman-pengalaman hidupnya. Makna yang jika kemudian dibagikan kepada orang lain, merupakan salah satu cara bagi seseorang untuk membuat hidupnya semakin bermakna.

“Semoga sehat dan bahagia selalu” 🙏

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 18.56 – velerie atirza : Malam mba Dini, saya Ririe, mau tanya pada umumnya brp lama org2 yg terkena perubahan drastis hidupnya (let say sakit) kan pasti berubah 180 derajat, untuk bisa mencapai stage 5? Faktor apa saja yang mempengaruhi cepat/lamanya? Makasih 😊

Jawaban 11/08/17, 19.03 – Dwi Prihandini Psikolog: Terima kasih Mba Ririe. Tidak ada rentang yang pasti Mba. Tentatif. Faktor faktor yang membantu mempercepat antara lain: sikap positif terhadap diri, dukungan orang2 terdekat, kelompok pendukung, dan tentunya interaksi positif sesama survivor

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 18.56 – isla: Hai mb Dini Mau nanya, bagaimana cara kita membantu keluarga yg sakit dan tidak mungkin sembuh dalam waktu singkat, sedangkan sugesti dia besar banget. Obat mau habis sudah mikir akhirnya sesak, mau ditinggal pergi sudah galau akhirnya sesak, ada sdikit msalah saja sudah mikir banget akhirnya kambuh. Intinya beliau sering kambuh krn sugestinya sendiri. Terima kasih dok🙏

Jawaban 11/08/17, 19.06 – Dwi Prihandini Psikolog: Terima kasih Mba Isla.  Pertama tentunya kita harus positif terbuka menerima bahwa yang dialaminya memiliki tahapan jadi tidak boleh menghakimi dengan harus begini atau begitu. Biarkan Ia mengeluarkan perasaannya (dalam batas yang wajar) dan terus memberikan contoh atau role model. Berikan ybs role model yang sdh lbh dulu mampu mengatasi kondisinya dg baik

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 18.58 – PH Yuyun wahyuni : Selamat sore bu dwi, saya yuyun dari group PH emboli, kebanyakan saya menjalankan hari dengan rasa cemas, cemas tdk bisa mendampingi anak2 sampai besar dll, yg sy tanyakan gmn supaya saya bisa mengendalikan perasaan sy paling tidak sampai pada tahap toleransi, sblmny saya ucapkan trimakasih

Jawaban 11/08/17, 19.08 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Yuyun. Kecemasan pada umumnya timbul karena kita memiliki ketidakyakinan apakah kita akan sanggup mengatasi kondisi kita. Semakin dipikirkan maka semakin cemas. Bisa dicoba untuk memikirkan alternatif solusinya apa Mba shg kita lbh siap dalam mhadapi kondisi terburuk

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.03 – Shinta Ery pratami : Bagaimana mengatasi rasa cemas dan terbatas gerak, pdhl pekerjaan menuntut mobilitas yg tinggi.. Terkadang sblum melakukan sesuatu misalnya berpergian jauh sdh ilfil duluan memikirkan akibat yg akan terjadi,  spti kaki membengkak,  mudah lelah..

Jawaban 11/08/17, 19.11 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Shinta. Sama seperti Mba Yuyun. Kecemasan kemungkinan timbul karena kita tidak yakin dg diri kita. Coba antisipasi dg mpersiapkan perbekalan (misalnya) dengan sebaik mungkin. Pahami pertolongan apa yang kita butuhkan pada saat darurat. Lalu bekali diri dg kemampuan tsb. Jika ternyata msh meleset dan ada kendala, jangan takut utk mencoba Mba. Ibarat anak belajar, selalu ada saat pertama. Semangat ya Mba

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.04 – rissa ilma F: Malam Bu Dini saya Rissa,apa yang harus dilakukan seorang pasien ph seperti saya ketika lingkungan tempat kerja mulai ada penolakan,justru disaat kondisi sedikit membaik dari kondisi awal?terima kasih

Jawaban 11/08/17, 19.14 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Rissa. Mba Rissa yang baik, kita tidak dapat mengendalikan kondisi eksternal atau hal hal yang ada di luar diri kita. Namun kita dapat mengendalikan reaksi diri kita thd hal hal yang tidak menyenangkan. Gimana caranya. Belajar memaknai rasa kecewa. O begini ya kecewa itu. Lalu mulai bangun kekuatan mental diri. Kecewa bisa saja mjd stress jika tidak kita kendalikan. Saya yakin Mba dapat mengendalikannya. Semangat ya Mba

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.04 – Ayu: Malam mba dini,bagaimana mempersiapkan mental anak saya yang saat ini usianya 15 tahun untuk mau dilakukan tindakan operasi penutupan ASDnya, pernah akhir tahun lalu saat konsultasi untuk dilakukan penutupan, anak saya lari dari rumah sakit karena dia takut.

Jawaban 11/08/17, 19.17 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Ayu. Iya Mba. Pada anak remaja penanganannya mungkin lbh kompleks ya karena mrk sendiri sedang dalam tahapan perkembangan mencari identitas diri plus dg kondisinya pasti bukan hal mudah. Berikan Ia role model atau contoh sesama survivor yang seusia atau dalam rentang usia yang tidak terlalu jauh. Berikan dukungan positif dan yakinkan bahwa orangtua dan keluarga selalu ada bersamanya. Salam ya Mba buat anaknya

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.04 – Mb Atika Jatim: sore mbak dini, anak saya nana 11 tahun kelas 6 SD. dia PH idiopatik. sebenarnya dia sudah bisa berdamai dengan sakitnya, tapi terkadang suka g enak hati atau sungkan kalau kegiatannya beda sama temannya. g ikut olahraga misalnya. dia sungkan. jadinya kadang kayak dipaksain.pdahal semisal g ikut juga sudah mklum semua

Jawaban 11/08/17, 19.19 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Atika. Iya Mba. Nana kemungkinan sedang melakukan adaptasi dengan lingkungannya Biarkan Ia mencobanya. Namun tetap tanamkan bahwa olahraga (atau hal lain) tidak harus dilakukan mengingat kondisinya. Kemungkinan Nana masih blm percaya diri ya Mba? Wajar Mba jangan kecil hati. Biarkan Ia berproses dan ajari Ia untuk asertif. Semangat ya Mba

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.12 – 💐 Riska Noor Anggraeni 💐: Malam mba dini , saya riska umur 21 , sebenarnya saya sudah mulai berdamai dengan sakit saya, tapi terkadang saat saya jalan sama temen seumuran saya, saya jadi sedih lagi karena saya beda sama mereka, gerak saya terbatas , sedangkan keinginan saya sangat banyak, saya masih pengen kayak temen-temen bisa gerak kesana kemari semaunya.saya jadi memilih di rumah saja, gak bergaul  sama teman-teman.  Tapi saya jadi ngerasa sendirian .

Jawaban 11/08/17, 19.22 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Riska. Why worry? Hidup terlalu singkat utk menguatirkan hal hal yang belum terjadi Mba. Banyak sekali yang hidupnya tidak seberuntung Mba. Coba menghitung anugrah yang Mba miliki. Saya yakin banyak sekali. Sesekali lakukan kunjungan ke tempat yang akan membuka mata Mba lbh jauh. Saran saya: Panti Asuhan/Wisma Tuna Ganda Palsigunung jika Mba di Jkt. Mba akan melihat perspektif dunia yang lain. Love You

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.13 anindya : Permisi ijin tanya, Cara melalui stage 4 itu gimana yah? Terkadang saya membiarkan tapi lebih sering memikirkan lalu timbul rasa “galau” “resah” “gelisah” dll.

Jawaban 11/08/17, 19.25 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Anindiya. Ya Mba. Biarkan mengalir. Terkadang banyak hal sehari hari yang memicu hal ini misalnya tanggal penting, tempat dimana peristiwa penting terjadi dll. Kendalikan pikiran kita saat itu terjadi atau datang. Seperti remote AC ya Mba. Panas atau dingin kita yang menentukan. Semangat ya Mba

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.16 – Patma adiefa: Selamat mlm mb dini,saya patma ph primer dr yogya#saya tdk pernah mengeluhkan ttg sakit saya thd keluarga sehingga mrk taunya saya sehat2 saja krn aktivitas saya mmg spt org sehat…yg ingin saya tanyakan apakah tindakan saya ini benar bila saya tdk byk bercerita thp mrk,hanya suami saya yg benar2 paham ttg saya,

Jawaban 11/08/17, 19.30 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Bunda Rayhan. Ya bunda. Teruslah berproses bunda. Hari ini atau bulan ini mungkin hanya suami yang tahu. Mungkin bulan depan kakaknya bunda. Membuka diri bukan berarti meminta perhatian orang lain agar mengerti kondisi kita atau bahkan untuk dikasihani. Bukan. Melainkan itu penghargaan pada diri bunda. Ya. “Saya demikian dan saya mencintai diri saya.” Bagi bunda jika kisah perjuangan bunda mungkin tidak atau blm berarti, bagi orang lain mungkin sebaliknya. Kisah bunda akan menginspirasi orang lain dengan kondisi yang sama. Hidup saling menginspirasi. Peluk ya

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.18 – pak Firdaus luar Jawa: Mlm mbak dini saya firdaus usia 35 thn asd+ph, setelah sy diagnosa asd+ph hidup sya berubah segala yg ingin sy lakukan selalu tdk bersemangat lg. Dan skarang sya lg banyak pekerjaan wlo pun sya berusaha rilek tp tetap saja klo mlm sy gk bisa tidur dan gerd sya kambuh..bagaimana mengatasi hal tsb..terima kasih..

Jawaban 11/08/17, 19.34 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mas Firdaus. Sudah berapa lama kondisinya? Di cek kembali Mas kira kira berada di tahapan mana. Stage 1 atau w atau lainnya. Terus bergulir ya Mas. Berani hidup dengan kondisi yang mas alami itu: MENGINSPIRASI ORANG LAIN. Jadikan kondisi ini perlahan lahan untuk memotivasi diri mas. Cari informasi sebanyak banyaknya apakah penanganan yang sudah dilakukan tepat? Jika sdh diikuti pola penanganan thd kondisinya, tinggal perbanyak pertemuan dg sesama survivor. Saling berkisah dan saling menguatkan. Jangan bergantung pada orang lain utk perubahan suasana hati, lakukan itu karena mas mencintai diri mas. Gbu Mas

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.23 – PH Dafah Sigit: Malem mba dini. Saya sigit. Sy sakit udah hampir 7 tahun. Udah periksa kemana2 tapi gak pernah ketemu sebab nya apa.  Jujur hal ini sangat membuat stress dan cemas yg berlebihan.  Sy mau tanya mba,  seberapa besar pengaruh nya stres/rasa cemas yg berlebihan thd diri kita ?  Trima kasih sebelumnya

Jawaban 11/08/17, 19.40 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mas Sigit yang baik. Kecemasan atau stress mungkin karena Mas memikirkannya terus menerus sehingga pikirannya terus berakumulasi. Pengaruhnya? Banyak sekali mas. Kualitas hidup menurun, itu sdh pasti. Krn mas merasa ada yang kurang pas dg diri Mas dll. Hubungan dengan sekitar juga akan berdampak. Dan yang pasti kesehatan juga berpengaruh. Mas bisa melakukan banyak hal positif lainnya yang menjadi bakat atau talenta mas. Menulis misalnya. Kumpulan kisah para survivor misalnya itu pasti akan menginspirasi. Saya jujur banyak belajar dari para survivor. Cobalah melihat dari perspektif lainnya bahwa kalian semua diberikan “gift” yang tidak semua orang memilikinya dan karenanya kalianlah yang memiliki andil menginspirasi. Saya tunggu karya Anda ya Mas. Love

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.28 – 💐 Riska Noor Anggraeni 💐: malam mba dini, bagaimana menyikapi orang yang tidak percaya kalo saya itu sakit ? Yang tau seperti apa sakit saya itu hanya kedua orang tua, Jika saya sedang berkumpul sama keluarga besar saya, nenek bilang saya itu cucunya yang paling males, ga mau bantu-bantu. Padahal sehat , karena memang dari luar saya kelihatan sehat. kadang-kadang ngerasa kecil hati gitu di banding-bandingkan sama cucu yang lain.

Jawaban 11/08/17, 19.43 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Riska. Sama seperti jawaban saya sebelumnya. Jangan kecil hati Mba. Mba yang pegang kendali untuk memasukkan ke dalam hati dan pikirantentang apa yang dikatakan orang lain ttg kondisi Mba. Edukasi keluarga pelan2. Bukan hal yang singkat untuk mengedukasi keluarga namun jangan menyerah. Berusaha mencoba asertif ttg kondisi Mba jika ada yang bertanya. Kekuatannya ada di Mba. Latih terus ya Mba. Peluk ya

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.28 – amel : Malam mbak dini Sy amel mau tanya saat kita sudah bisa mencapai stage 5 tetapi lingkungan keluarga terlalu oper protektif terhadap kita shingga ruang gerak kita dibatasi penjelasan apa yg bisa kita berikan kpd keluaga kita itu

Jawaban 11/08/17, 19.46 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Qmel. Ya Mba. Nah ini juga PR bagi kita semua agar belajar menanamkan kepercayaan pada orang orang dg kondisi Mba. Perlunya edukasi pada keluarga dengan intensif. Jika masih berlebihan, jadikan itu dorongan bahwa mrk mencintai Mba. Ubah perspektif over protektif menjadi luapan kasih sayang. Love ya

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.30 – umi nura: selamat malam mb dini, saya umi ASD PH 26th dari jogja. saya mau menanyakan apakah hal ini wajar, ketika saya menyibukkan diri saya bisa sdikit melupakan kalau saya ini sakit, tapi ketika saya tdk menyibukkan diri, rasa cemas saya ini kadang mulai muncul. Mb dini,, bagaimana caranya supaya saya bnar benar tdk merasa cemas ktika saya tidak menyibukkan diri atau melakukan aktifitas. apakah ada cara lain selain menyibukkan diri. atau apakah jika seperti itu adanya ,saya blm menerima tentang keadaan saya ini ?

Jawaban 11/08/17, 19.49 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Yogya. Indah kotanya.  Ya Mba. Itu bagus. Teruskan kegiatannya selama disesuaikan dg kondisi tubuh Mba. Cemas sesekali itu wajar Mba, ambil kendalinya jika mulai terasa berlebihan. Mba yang atur kendalinya. Jadikan itu eu stress atau stress yang positif; mendorong kita untuk maju, berkarya dengan bakat atau talenta kita. Love Yogya

 

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.33 – Qisthi Azalia Solo: Selamat mlm mb Dini, sy qisthi..Dulu selama sekolah sampai lulus kuliah sy tdak terlalu merasakan atau nemikirkan sakit saya. Smua brasa enjoy. Tp akhir” ini sy merasa kondisi smkin nenurun.. bahkan merasa “terbatas” untuk melakukan sesuatu.. tdak sperti dlu. Apa ini jg pengaruh dari emosi & fikiran” negatif yg sering mengganggu saya? Lalu bgaimana solusinya mb??Sebelumnya terimakasih 🙏

Jawaban 11/08/17, 19.53 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Qisthi. Ya Mba. Mungkin dicoba lagi untuk melakukan kegiatan yang produktif merangsang pikiran Mba untuk aktif ya Mba. Bisa dicoba dengan mengajak diri untuk istirahat jika lelah. Pasti tubuh butuh istirahat ya Mba. “Yuk tubuh hari ini kita rehat ya. Yuk relaks.” Dan lakukan benar2 istirahat. Bukan terpejam tapi pikiran kemana2 ya Mba. Semangat ya Mba

 

  • Pertayaan 11/08/17, 19.39 – Dewi Sunarya: Slamat mlm mb Dini,saya dewi.saya sdh 2th lebih menjadi pasien Ph.bagaimana cara merubah mindset,lebih baik menyendiri daripada bertemu dgn orang-orang yg tdk tau kondisi saya (lingkungan baru)? krn saya slalu malas menjelaskan berulang” kondisi saya yg mereka tdk ketahui.terimakasih🙏🏻🙏🏻

Jawaban  11/08/17, 20.00 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Dewi. Ya Mba. Pasti rasanya tidak nyaman. Gini Mba. Dalam kondisi tertentu mmg ada saatnya kita lelah hrus menjawab hal yg sama. Jika terpaksa sekali dan kita tdk mampu mengendalikannya kira kira demikian. “Maaf ya Mba Mas saya sedang tidak ingin menjelaskan kondisi saya saat ini, segera setelah kondisi saya membaik, saya akan menceritakan kondisi saya.” Jangan terpancing mjd emosi krn Anda sendiri yang rugi. Love love

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.39 – Cosi: Hai mbak dini,..sejak didiagnosa sakit dan merasa tidak ada orng yg mengerti keadaan sy,sy kok jd suka nggak peduli sm orng lain ya. Misalnya ada temen yg curhat ttg masalahnya,sy jd cuek dan menganggap masalahnya gak penting,kesanya jd meremehkan masalah orng lain krn mengganggap masalah sy jauh lebih besar. Gimana menumbuhkan rasa peduli sm orng lain ya? Sy suka merasa trll masa bodo sm orng lain. Makasih

Jawaban

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.45 – 💐 Riska Noor Anggraeni 💐: Titipan pertanyaan dari pendamping PHers, Bagaimana cara menyikapi stress nyari duit buat beli obat, ngurusin anak, yg hrsnya dilayani istri skrg malah jd kebalik melayani istri, kl ada masalah gak brani cerita ke istri takut dia kepikiran akhirnya bsnya cm dipendem sendiri.

Jawaban 11/08/17, 20.03 – Dwi Prihandini Psikolog: Terima kasih Mba Riska. Ya Mba. Caregiver atau pendamping juga manusia. Perlunya kegiatan caregiver to caregiver tidak hanya caregiver to survivor. Ide ide ttg solusi kesulitan finansial pada umumnya akan lbh mudah didapatkan dari sesama caregiver. Yuk kapan buat kegiatan ini agar caregiver punya jeda dari rutinitasnya. Love

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.48 – Bunda Denisa: Mlam mb dini anak sya denisa 6 thn 8 bln dg ph berat. Bgmn cra mngatasi anak sya jk dia sdh mulai besar dan mngerti dg kondisi pnyKit ny. Apa yg hrs sy lkukan dan pngertian apa krn sy tkut nnti dia minder dan ta bs menerima keadaan krn saat ini saja sdh bnyak prtanyaan dari dia yg sulit sya jelaskan misal knp tiap hr hrs minum obat? Kpan smbuh? Mksh

Jawaban 11/08/17, 20.09 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Bunda Denisa. Ya bunda. Jika ada akses untuk bertemu dg sesama survivor dg rentang usia yang sama, berikan kesempatan itu bunda. Biarkan Ia melihat dan berinteraksi sbg salah satu cara menanamkan kepercayaan dirinya. Biasanya dalam kondisi ini bunda bundanya terkadang jatuh hati lalu menangis. Bunda bunda harus kuat lbh dulu. Bunda ingat jika di pesawat bunda dl yang pakai masker oksigen sblm anak bukan? Analoginya kira2 demikian. Bunda juga harus percaya diri bahwa anak bunda akan mampu hadapi masa remajanya. Bunda save WA saya. Jika di Jkt akan saya upayakan utk visit. FREE. Love ya bunda

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.54 – Hikmah dames: malam mba dini..saya imah 21thn, saya ini bisa dibilang cengeng sekali, ketika ada orang yg baru bertanya (baru satu kata inti) ttg hal yg menurut saya sensitif saya langsung berkaca-kaca atau bahkan langsung menangis.. apakah itu bisa dikendalikan ? jujur keadaan ini bikin tidak nyaman sedangkan saya selalu trlihat tegar/ selalu menyembunyikan masalah2 saya trhadap siapapun tanpa terkecuali..

Jawaban 11/08/17, 20.12 – Dwi Prihandini Psikolog: Malam Mba Hikmah. Yes YOU CAN. Kenali kondisi Mba lbh dulu. Jangan jadikan kisah Mba sebagai alat untuk mencari simpati atau empati melainkan alat untuk orang lain melihat perjuangan Mba. Tidak semua orang suka dg airmata Mba dan persepsi orang bisa berbeda. Jika ingin menangis lakukan dalam ruang pribadi, wajar, nggak apa. Setelahnya, lakukan hal positif. Mengasihani diri tidak akan membawa perubahan. Lakukan kegiatan positif yang Mba sukai. Gali bakat. Gali talenta. Love you

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.54 – Nurbaenah: Hallo mba dini setelah saya tau sakit ph saya merasa makin cuek sama diri sendiri karena saya merasa sehat, engga punya penyakit jadi selalu engga memperhitungkan kondisi diri sendiri, setelah lelah dan merasa sakit barulah mulai istirahat dan menjaga makan Dan sering engga minum obat karena ngerasa sehat itu jadi males minum. Bagaimana agar saya selalu rajin minum obat  ?

Jawaban 11/08/17, 20.19 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Nurbaenah. Obat itu diperlukan utk diminum atau bgm? Jika mmg dianjurkan diminum sebaiknya diminum agar kondisi tubuhnya dapat maksimal dalam beraktivitas. Tentunya dokter telah mberikan dosis yang sesuai jd sebaiknya diminum. Caranya agar rajin. Tanyakan pada diri Mba apa motivasi Mba utk minum obat? Jangan sampai Mba tdk mau minum krn dalam tahapan denial? Atau penyangkalan thd kondisi Mba? Berapa lama mampu bertahan tanpa obat? Apakah nantinya tdk lbh berbahaya dll pastinya Mba yg lbh tahu. Carilah informasi sebanyak banyaknya. Terus beraktivitas ya Mba. Peluk

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.55 – ‪+62 852-9205-6009: selamat malam mba dini.saya ranty asd ph sekundum dari bantul.2008 dulu saya di diaknosis lemah jantung.smpt brhnti obt jln.2015 kemaren anak saya kclakaan smpt koma 1mgu.satu thn brslang saya sakit agak parah.saya priksa ke dokter dalam,hasilnya gagal jntung kanan.2016 akhir saya priksa ke dokter jantung yg ada di bntul.kta dktr saya asd ph.yg ingin saya tanyakan setelah anak saya kclakaan saya jadi takut klo di jln raya.klo pas bonceng motor ato mobil kget sdikit jantung lngsng detaknya knceng bngt.kdang sampe lama ga ilang.malah saya selalu pegangan kenceng bngt di mtor ato mobil.kenapa saya bisa jadi begitu ya mba.padahal dulu ngga.dulu klo suami bwa kendaraan ga knceng saya protes sekarang saya takut. Makasih

Jawaban GAK SESUAI TEMA

  • Pertanyaan 11/08/17, 19.59 – ‪+62 878-4317-3931: selamat malam ,, saya fikry 20th ,, saya sering merasa tidak nyama dan dilanda rasa takut dgn tiba2 dan perasaan nggak karuan ,, itu kenapa ya ?? terimakasih sebelumnya

Jawaban 11/08/17, 20.23 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mas Fikry. Coba diingat2 kembali apa yang menjadi pemicunya pada saat hal tsb muncul. Kenali pemicu dg baik dan lalu antisipasikan diri jika hal tsb terulang kembali. Apakah hanya cemas atau takut atau hal lainnya. Semangat ya Mas

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 20.05 – Ayu: Maaf mba mau tanya lagi, anak saya klo sedang drop kondisi badannya dia suka menyendiri, bahkan saya sebagai ibunya susah berkomunikasi dengan dia. Bagaimana cara yang efektif untuk melakukan pendekatan dengan dia.

Jawaban 11/08/17, 20.26 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Ayu. Ya Mba. Perhatikan dari jauh apakah ada hal berbahaya yang dilakukannya? Berikan kesukaannya, buku atau lainnya yang Ia sukai. Atau jika Ia ingin menangis, berikan waktu. Coba utk tidak menghakimi atau menggurui pada saat anak dalam kondisi ini. Dimengerti saja. Ditemani. Sampai selesai. Ajak istirahat jika tubuhnya lelah. Teman sebaya biasanya akan memompa semangatnya. Love love

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 20.12 – PH munawiris: Selamat malam mb dini saya munawiris dr sby. Saya ini sering jengkel dibikin kesel ama suami. Misalx dipagi hari sy bilang ngajak pergi sore nti jwbnya “ya” diantarkan, tp knp pas wkt sorex itu pemikiranx mesti berubah jd “tdk” kejadianya g sekali 2kali aja ini sering terulang”. Tp mesti kan perasaan ht saya ini sering kecewa & saya kl menatapx itu mesti ada rasa ketakutan. Apalagi dg kondisi sy yg stlh operasi ini kan kemana” bth diantarkan. Dan sy coba melawan rasa sakit saya dg Bawa spd motor sndri biar dy paham tp apalah daya dy malah membentak & marah kpd saya…. Trus gmn mb carax sy mengatasi rasa takut saya kl pas liat orgx lg marah???Dan kl dgrkan suarax aja dadaQ sering berdebar kencang… Amfyunnn😩

Jawaban 11/08/17, 20.36 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Munawwi. Ya Mba. Jangan gantungkan emosi pada orang lain shg tidak mudah kecewa. Ditolak kecewa. Diabaikan kecewa. Coba pahami mungkin ada hal lain yang mjd pertimbangan suami. Istri tidak harus selalu dituruti kemauannya bukan Mba? Belajar memanage rasa kecewa dg mengalihkannya pada hal hal yang Mba sukai, masak menyulam atau lainnya. Buat kesepakatan bersama suami apakah boleh naik motor sendiri dll. Kalau nggak boleh trus maksa ya mungkin suaminya sayang sehingga marah. Mengatasi takut? Takut krn rasa bersalah atau takut sama suami Mba? Hehe. Ingat saja hal baiknya Mba. Hitung hal baiknya saja ya. Love

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 20.12 – Awi Aceh: Bagaimana menyingkapi perassaan   Merasa bersalah  2.tak berguna 3.hanya bisa merepotkan    orang lain. Keluarga adalah    pedaping   tp terkadang kita merasa  ngk enak hati  kalau kita   butuh bantuan  mereka  saat kita sakit .atau hal lain nya  Nb.awi  vsd ph (22th)

Jawaban

  • Pertanyaan 11/08/17, 20.14 – ‪+62 858-4625-8468: selamat malam mbak dini saya sedikit curhat ya jadi begini umur saya 25th dan keluarga sudah menginginkan saya untuk segera menikah tapi saya punya trauma dg hubungan & saya sering pesimis akan ada orang yg bisa menerima dg kondisi saya , yg saya tanyakan bagaimana cara menghilangkan perasaan tersebut ? saya sudah mencoba untuk menghilangkan tapi terkadang perasaan itu sering muncul & ditambah lg omongan tetangga yg sering mengejek bikin saya makin tak percaya diri .. apa perlu saya ke psikolog? Trimakasih

Jawaban

  • Pertanyaan 11/08/17, 20.19 – ‪+62 899-6662-813: Permisi ijin tanya lagi 😬Masih kurang paham dg penjelasan stage 5 makna bersahabat dengan diri sendiri itu diwujudkan dlm apa ? Terimakasih

Jawaban 11/08/17, 20.21 – Dwi Prihandini Psikolog: Menerima diri dg utuh Mba. Bahwa diri adalah demikian yang sudah diberikan Tuhan dan dinikmati, memberikan banyak berkat dan manfaat dengan keterbatasan kita

  • Pertanyaan 11/08/17, 20.22 – pak Firdaus luar Jawa: Sy awal diagnosa thn 2014 dan sekarang keluhan makin terasa, sy sudah banyak mencari informasi, dan banyak gabung di group utk bertukar pendapat..klo masalah stage 1, kadang sy bisa ke stage 5 tp klo lg kondisi drop ulang lg stage 1.

Jawaban

  • Pertanyaan 11/08/17, 20.25 – ‪+62 899-6662-813: Ijin lanjut tanya lagi hehe Kalau misal sudah memasuki stage 5 bersahabat dg diri sendiri itu udah sangat menikmati hidup, lbh memaknai hidup namun jd lama lama merasa sehat lalu melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan seperti berpikir bahwa saya bisa lari 4 putaran lapangan sepakbola atau terkadang lupa ikutan bermain basket bersama teman sampai lupa bahwa diri sendiri sakit. Apa yang seperti itu dianggap stage 5? Apa boleh dilakukan? Ketika kita merasa diri kita mampu ? Terimakasih 😬

Jawaban 11/08/17, 20.29 – Dwi Prihandini Psikolog: Ojo kebablasan larinya Mba hahaha. Tidak hanya dalam artian fisik sebenarnya. Hidup sebagai survivor akan lbh bermakna jika diteruskan kembali pada survivor lainnya, tugas Anda mjd ROLE MODEL agar survivor lainnya dapat mengikuti langkah Mba. Shg kerjaan caregiver terbantu. Sukur2 jika mendukung caregivernya juga 😄 love love

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 20.27 – PH TedjaprnMa: Menyikapi topik diskusi mlm ini sy tlh melalui semua tp tdk semdh yg qt byngkn, hmpr 8 thn br sy bisa menerima kondisi n dibantu anak istri apa yg sy alami, yg diqtkn ikhlas, sabar n tawakal n org sakit itu tdk perlu dikasihani tp diberi kesempatan, apakah yg sy alami bs dikatagorikan sdh bebas krn msh ada perasaan sedih yg berlaga, terkadang emosi yg meledak2 wlupn smu itu sy seru trims

Jawaban 11/08/17, 20.43 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam mas Tedja. Untuk mengatakan apakah bebas atau tidak dari hal hal yang mas katakan mungkin bias ya jika saya simpulkan sekarang krn kita blm pernah bertemu dan berinteraksi. Terus berproses mas jangan takut. Sekarang down besok up lusa up lagi, semuanya dilalui. Wajar utk melewati tahapan dg ragam emosi. Tugas kita utk mengendalikan pikiran kita. Salam ya mas

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 20.36 – PH Dinidachlan: Selamat malam mba dini, saya sdh lama bersahabat dgn penyakit ini, saya sdh bisa menerima, dan sudah ikhlas atas semua kondisi yg di sebab oleh panyakit ini selama hal itu hanya saya yg merasakannya,  yg masih sulit saya terima dan hilangkan adalah perasaan bersalah terhadap orang2 yg saya sayangi,  merasa bersalah krn menjadi beban berkepanjangan pada suami dan orang tua,  bgm caranya menghilangkan perasaan bersalah itu mba?

Jawaban 11/08/17, 20.50 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Dini. Hidup dg rasa bersalah itu sangat tidak enak Mba. Saya juga pernah mengalaminya Mba ketika suami saya meninggal. Saya merasa belum berbuat banyak saat itu. Krn itu yang saya lakukan salah satunya kesana kemari mendukung siapa pun sehingga dapat saling menginspirasi. Lepaskan rasa bersalah itu Mba. Dan jalani hidup hari ini dengan berkualitas. RASA BERSALAH nya jangan ‘dikasi makan.” Terus lakukan hal yang berkualitas dan positif bersama orang2 tercinta, sekecil apa pun itu. Love love

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 20.36 – ‪+62 813-8982-1285: Malam mba Dini, saya Lotus. Bertahun2 berusaha ‘berteman’ dan beraktivitas dengan PH ini,  saya semakin mengenal diri sendiri dan mulai berkegiatan sesuai kemampuan diri.  Akhir2 ini kerap trpikir apakah batasan2 yg saya buat memang merupakan batas optimum kemampuan atau berdasarkan kekhawatiran saya saja.  Bagaimana caranya untuk memaksimalkan kemampuan diri dan memberi batasan2 yg sesuai? Terimakasih..

Jawaban 11/08/17, 20.52 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Nabila. Terus MENCOBA Mba. Jika dirasa lelah ya berhenti. Kenali alarm tubuh Mba sendiri bukan apa kata org lain. Kenali batasan Mba dg mencoba. Jika mungkin, tuliskan, shg Mba punya jejaknya. Love Mba

 

  • Pertanyaan 11/08/17, 20.43 – PH velerie: Mba Dini, untuk yang stage 4 allowing/membiarkan apakah sama halnya dengan kita pasrah sepasrah-pasrahnya berserah diri kepada Tuhan YME? Lalu untuk berdamai dengan diri sendiri itu bararti kita sugesti terhadap diri sendiri dengan berkomunikasi terhadap sel tubuh kita misalnya? Apakah itu bisa mba?

Jawaban 11/08/17, 20.56 – Dwi Prihandini Psikolog: Membiarkan artinya gini kira2 Mba. Jika perasaan tdk nyaman itu datang ya sdh diterima spt kita nerima tamu, jika sdh tidak nyaman bilang saja maaf ya pak bu saya mau pergi. Jika msh dalam batas wajar, coba dirasakan. Kadang2 juga nggak seseram yang kita duga. Just FLOW. // Berdamai. Bisa demikian Mba. Kooperatif dg diri. Banyak2 mensukuri bahwa nikmat kita semakin dekat kepada pencipta kita. Amin. Love

  • Pertanyaan 11/08/17, 20.50 – 💐 Riska Noor Anggraeni 💐: Mba dini , saya orang nya sulit curhat suka dipendem , boleh ga kalo saya mendengarkan brainwave atau hypnoterapi , Supaya fikiran saya itu fresh lagi.

Jawaban 11/08/17, 20.59 – Dwi Prihandini Psikolog: Malam Mba Riska. Jika itu pilihan Mba. Monggo di coba Mba. Kendalinya tetap di Mba ya. Jangan bergantung pada orang lain. Love Mba

 

  • Pertanyaaan 11/08/17, 20.52 – ‪+62 812-9600-0705: slamat malam Mba Dini, sy pasien pjb vsd+ph punya anak usia 2th, krn minum obat; otomatis sy tdk bisa memberikan asi sejak lahir (sempat menyusui hanya -+ 2mg saja, itupun sedikit). ketika bertemu dgn org yg belum lama kenal & tdk tahu riwayat kesehatan sy, lalu menanyakan apakah anak sy sdh disapih…rasa sedih itu muncul kembali, kalo menerangkan riwayat sy pst akan pjg*lebar & akan menerima respon serta tatapan kasihan (berdasarkan pengalaman dr kecil), sy malas & pastinya ga suka. bagaimana sy harus menanggapinya jika ada pertanyaan2 sperti itu lg? terimakasih sebelumnya mba 😊

Jawaban 11/08/17, 21.03 – Dwi Prihandini Psikolog: Selamat malam Mba Dewi. Karena waktu terbatas monggo bisa dilihat kembali scroll ke atas cara mberikan jawaban asertif dalam kondisi kita tdk nyaman. Love love Mba

 

PENUTUP  Dwi Prihandini Psikolog: Bangun tidur “apa ya yang bisa saya lakukan bagi orang lain, keluarga, lainnya, dengan keterbatasan saya?”

Terima kasih semuanya atas sharingnya. Saya juga memiliki penyakit, dan suami saya juga telah meninggal dan saya mau hidup saya berharga. Jangan takut akan hari esok. Jangan takut berkarya. TUHAN beserta Anda semua. Amin. Semangat untuk SURVIVOR & CAREGIVER HEBAT SEMUANYA DISINI. LOVE LOVE LOVE

 

💐: 📁 PENUTUP 📁

*KULWAP YHPI telah berakhir*

Terimakasih atas informasi,  pengetahuan dan ilmu yang telah diberikan oleh Narasumber *Mba Dwi Prihandini, S.Psi., M.Si*, semoga bermanfaat untuk kita semua 🙏🏼

Terimakasih juga atas partisipasi peserta dalam mengikuti Kuliah Whatsapp YHPI ini.

Mohon maaf apabila terdapat kekurangan, kesalahan & kekhilafan 🙏🏼

*Healthy is precious thing in our life, take care all*

Regards,

👱🏼👩🏻 *Admin Grup KulWap YHPI*

By | 2023-01-27T10:09:42+00:00 August 12th, 2017|Kuliah lewat WhatsApp|0 Comments

About the Author:

Yayasan
Yayasan Hipertensi Paru Indonesia adalah komunitas pasien, keluarga, dan kalangan medis pemerhati Hipertensi Paru. Silakan klik Daftar Anggota untuk bergabung dalam komuniitas dan klik IndoPHfamily untuk bergabung di forum utama pasien di Facebook
Open chat