Kuliah Whatsapp adalah program tanya jawab lewat group di aplikasi whatsapp antara anggota YHPI dengan dokter/narasumber ahli lainnya untuk topik-topik terkait Hipertensi Paru yang diadakan secara rutin dan berkala.
Untuk bergabung dalam group whatsapp dan mengikuti kuliah berikutnya, silakan hubungi Admin Pusat YHPI 0811-8986-799
PENGUMUMAN KULWAP YHPI
- Waktu : Selasa, 14 Maret 2023
- Pukul : 19.00 – 20.00 WIB
- Narasumber : dr. Denny Suwanto, Sp.JP
- Tema : Kontrasepsi dan Kehamilan pada Hipertensi Paru
- Moderator : Amida
Hipertensi paru merupakan salah satu komplikasi yang dapat menyertai 3 hingga 10 persen penyakit jantung bawaan. Pada pasien dengan kondisi ini kehamilan membawa resiko yang tinggi bagi ibu dan janin, sehingga kehamilan dan kontrasepsi merupakan hal yang perlu dipertimbangkan secara matang.
Pada ibu, hal-hal yang perlu diperhatikan dan berkaitan dengan tingginya angka kematian dan kesakitan, antara lain derajat keparahan hipertensi paru, kadar satuasi oksigen perifer yang rendah, sesak nafas yang membutuhkan rawat inap berulang, dan yang paling penting penderita sindroma Eisenmenger (aliran darah pada kebocoran sekat jantung mengalami perubahan kanan ke kiri).
Sementara pada janin yang sedang dikandung oleh ibu hamil dengan sindroma Eisenmenger, hanya 15-25 % yang dapat tumbuh hingga usia matang, 50% akan lahir premature, 20-40% berisiko keguguran, 20-30% mengalami pertumbuhan kurang sempurna selama masa kandungan, dengan angka kematian perinatal sebesar 7-28%
Oleh karena kehamilan merupakan proses yang berisiko pada penderita hipertensi paru, kontrasepsi yang aman dan efektif sangat penting dianjurkan kepada wanita usia produktif.
Pada wanita dengan hipertensi pulmonal sangat penting mendapat edukasi mengenai bahaya kehamilan serta cara memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi hipertensi parunya.
Jenis kontrasepsi yang dianjurkan antara lain kontrasepsi reversible (dapat dihentikan) jangka panjang (Long Acting Reversible Contraception-LARC), KONTAP (kontrasepsi mantap/ sterilisasi pada wanita, maupun vasektomi pada pria).
Kontrasepsi reversible yang disarankan antara lain : IUD (IntraUterine Device) atau implant rahim dengan kandungan levonorgestrel ataupun etonogestrel.
1. Pertanyaan:
Nama: Dewi Retno, Usia: 31 th, Domisili: surabaya, Diagnosa: Asd pH.
- Apa dampak keluhan paling sering muncul jika perempuan dengan kelainan jantung plus hipertensi paru sedang mengalami kehamilan?
- Solusi untuk perempuan yang punya sakit seperti saya tapi takut melakukan KB karena takut dampak buruk yang ditimbulkan setelah pemakaian KB tersebut? Terimakasih dokter
Jawaban:
- Umumnya keluhan yang telah dirasakan selama ini akan semakin memberat, seperti keluhan mudah lelah yang awalnya mampu naik 2 anak tangga menjadi hanya mampu naik 1 anak tangga, hal ini terutama dirasakan pada trimester 2 dan 3 kehamilan
- Pada pasien dengan hipertensi paru, KB yang disarankan antara lain adalah KB implan atau suntik per 3 bulan (dengan kandungan hanya progestin saja) atau IUD Levonorgestrel (pilihan utama) yang relatif aman, dan bahkan dapat mengurangi keluhan menstruasi berlebihan. Umumnya dampak buruk dari KB hormonal pada hipertensi paru dan PJB yang ditakutkan berasal dari KB hormon kombinasi (gangguan koagulasi darah, berat badan meningkat dll), sehingga penggunaan IUD dapat terhindar dari efek samping diatas, tentu salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan adalah sterilisasi pada ibu ataupun suami dengan pertimbangan yang panjang.
2. Pertanyaan:
Nama: Titi, Usia: 36th, Domisili: Jogja, Diagnosa: PH primer
Mohon ijin bertanya dok, Saya sebagai pasien PH primer dan di vonis susah hamil karena PCOS apakah masih harus KB IUD? sedangkan kondisi saya ketika haid lemes dan kliyengan, apakah jalan satu-satunnya agar tidak hamil harus KB iud/kondom dok? Terima kasih
Jawaban:
Tetap disarankan untuk KB bu Titi, karena walaupun sulit hamil, tetap berpotensi hamil, sehingga ketika kehamilan itu secara kebetulan terjadi, kita tidak harus berhadapan dengan kondisi yang memperberat klinis yang Ibu rasakan, terlebih tidak harus berhadapan dengan dilema apakah kehamilannya perlu diteruskan atau tidak.
Alternatif lain bisa dengan KB suntik 3 bulan ataupun implan/susuk (yang hanya mengandung hormon progestin), pil hormon yang dikonsumsi setelah 72 jam hubungan intim (contoh postinor) tentu dengan efektifitas yang lebih rendah dibanding IUD ataupun dengan sterilisasi Ibu atau suami, dengan pertimbangan serta diskusi yang mendalam.
3. Pertanyaan:
Nama: Tina, Usia: 45, Domisili: Semarang, Diagnosa: PH primer.
Saya sudah memakai KB IUD dok, sebelumnya setiap datang bulan, keluarnya sedikit sedikit wajar.
saya konsumsi obat Sildenafil 1 tahunan, baru sekitar 3 bulan ini, saat datang bulan keluarnya banyak sekali sampai saya lemes dok. kira kira apakah itu ada efek dari konsumsi obat ataukah kebetulan saja ya dok. ataukah secara hormonal saya yang kurang fit, perlukah dikonsultasikan ke dokter kandungan dok ? mohon petunjuk, terimakasih.
Jawaban:
Untuk Sildenafil sendiri tidak menyebabkan gangguan menstruasi, baiknya dipastikan jenis IUDnya, apakah IUD Copper (tembaga)? Karena IUD tembaga berhubungan dengan menstruasi yang lebih banyak. Perubahan siklus haid ini ada baiknya diperiksakan ke ahli kandungan untuk memastikan apakah ada gangguan pada kandungan yang menyebabkan perubahan pola haid.
4. Pertanyaan:
Nama : Nuri, Usia : 26, Domisili : Sleman, Diagnosa : ASD PH
Dulu sbelum menikah pernah disuruh KB sama Dokter tapi saya & suami tidak mau & sampai sekarang pernikahan sudah mau 3thn saya belum juga hamil, pernah kefikiran untuk promil karena saya benar” ingin punya anak. Yang mau saya tanyakan jika suatu saat saya hamil & memilih untuk mempertahankannya sampai lahir apa resikonya dok?
Jawaban:
Secara teoritis dan etika medis perlu saya sampaikan bahwa hamil pada pasien dengan hipertensi paru sangat berisiko terhadap ibu maupun janinnya. Resiko pada ibu antara lain memberatnya kondisi klinis hipertensi paru, gagal jantung, ataupun komplikasi lain pada jantung dapat muncul diatas 40% kasus, pada janin sendiri berisko lahir prematur, gagal tumbuh, hingga keguguran.
Namun kondisi ini sangat dinamis dan sangat tergantung dengan kondisi klinis ibu dan penyakitnya sebelum kehamilan. Mengingat hamil juga adalah hak asasi, informasi saya bisa ibu gunakan untuk menjadi pertimbangan mengenai resiko kehamilan pada penderita hipertensi paru
5. Pertanyaan:
Nama :anik maftuhah, Usia : 27th, Domisili: demak, Diagnosa : post closure asd ph.
Saya sekarang KB suntik 3 bulan dok sejak op bedah tgl 14 feb th 2022 dan kata dokter jantung boleh. apakah ada resiko dok dengan kb suntik 3 bln sedangkan saya masih mnum revatio sehari sekali sama spironolacton. mohon petunjuk terimakasih dok.
Jawaban:
Berhubung Ibu Anik masih mengonsumsi revatio maka kira-kira hipotesa saya paska penutupan masih ada peningkatan tekanan paru, untuk KB suntik setiap 3 bulan (umumnya hanya berisi hormon progestin saja) relatif aman untuk ibu gunakan saat ini, alternatif lain adalah IUD levonorgestrel yang lebih efektif dibandingkan KB suntik 3 bulan
6. Pertanyaan:
Nama: Bias Wulan, Usia: 27tahun, Domisili: Tasikmalaya, Diagnosa: Asd Ph. Dok saya mau bertanya, 2017 saya melahirkan alhamdulilah anak saya sehat tapi setelah melahirkan saya di diagnosa asd ph & dilarang hamil lagi. Apakah pasien Asd dengan ph itu seumur hidup tidak boleh hamil lagi dok? Terimakasih.
Jawaban:
Pasien ASD dengan Hipertensi pulmonal sangat berisiko mengalami komplikasi selama kehamilan baik pada Ibu (nyaris terjadi pada lebih dari 40% kasus) maupun pada janinnya. Kehamilan dapat dipertimbangkan sekiranya PHnya telah teratasi turun <20 mmHg ataupun ASDnya telah ditutup bu Bias.
7. Pertanyaan:
Nama: Hanni Rensi, Usia: 26thn, Domisili: Jayapura, Diagnosa: ASD PH sindrom Eisenmenger.
Assalamualaikum dok, saya Hanni mau bertanya, saya di diagnosa ASD PH sindrom Eisenmenger dan sedang hamil 20weeks. Tiap bulan kontrol ke dokter jantung & obgyn. Keluhan saya sekarang jadi sering batuk-batuk dok, apa karena saya sedang hamil ya dok makanya batuk ngga hilang-hilang. Terima kasih
Jawaban:
Pada pasien hamil terjadi perubahan fisiologis pada tubuhnya, dimana terjadi penambahan volume darah sekitar 40-50%, yang 75% telah terjadi pada trimester pertama, dan akan memunculkan atau memperparah keluhan yang selama ini telah ada.
Untuk keluhan batuknya, baiknya dikonsulkan ke dokter jantung terdekat bu Hanni, apakah terdapat tanda tanda-tanda gagal jantung ataupun tekanan paru yang masih tinggi dan memerlukan penambahan dosis obat.
8. Pertanyaan:
Nama: Dyah, Usia: 37 th, Domisili: Madiun, Diagnosa: CTEPH + CVI
Saya SC th 2015, th 2019 didiagnosa PH, saya disarankan untuk KB MOW, apakah aman dok? mengingat kalo MOW bius nya total dan apakah SC yang lalu bisa jadi penyebab dari CTEPH saya?
Obat yang saya minum xarelto 3×50 mg, dan sildenafil 1×10 mg. Terima kasih
Jawaban:
Untuk tindakan MOW memang merupakan KB jenis yang paling efektif dan baik, namun karena keberadaan hipertensi pulmonal tindakan sterilisasinya menjadi meningkat resikonya, MOW disarankan dapat dikerjakan pada RS yang fasilitas kesehatannya lengkap. Alternatif lain yang bisa ditawarkan selain MOW adalah IUD dengan kandungan levonorgestrel ataupun etonogestrel.
Untuk CTEPH dapat terjadi akibat terbentuknya gumpalan darah pada pembuluh darah balik (vena) yang kemudian lepas hingga pembuluh darah paru dan sumbatannya tidak teratasi sempurna, hal ini dapat disebabkan banyak hal, salah satunya adalah trombosis ven dalam (deep vein thrombosis) pada tungkai, proses SC dapat menjadi salah satu pencetus terkait tindakan imobilisasi paska operasi yang berisiko mencetuskan terbentuknya gumpalan darah pada pembuluh darah balik vena, tentunya pada individu yang memiliki predisposisi.
9. Pertanyaan:
Nama: resa, Usia: 22 tahun, Domisili: Banjar patroman, Diagnosa: asd PH.
Pertanyaan:
- Apakah boleh mengonsumsi obat jantung saat sedang hamil muda? Apakah baik untuk bayi yang ada didalam perut, karena jika tidak mengonsumsi obat selalu sakit maaf jika disentuh, sering detak jantung cepat mudah gelisah saat malam mau tidur.
- Bagaimana cara ngebagi waktu mengonsumsi obat jantung dan minum susu kehamilan dan obat tambah darah untuk ibu hamil. Saya masih minum obat jantung sildenafil 20 mg dan furosimide 40 mg . Terima kasih
Jawaban:
- Untuk sildenafil relatif aman untuk dikonsumsi selama kehamilan bu, berhubung ibu penderita hipertensi paru, apabila tidak dikonsumsi malah akan menyebabkan tekanan darah parunya mengalami peningkatan dan menyebabkan berbagai keluhan hipertensi paru dan akan berujung pada terganggunya proses tumbuh kembang janin.
- Untuk furosemid baiknya dikonsumsi pagi pagi karena akan ada efek berkemih paska konsumsinya, sehingga tidak mengganggu tidur malam, sildenafil dan vitamin penambah darah dapat Ibu konsumsi siang atau malam, sementara susu kehamilan dapat dikonsumsi dengan jumlah sesuai dokter kandungan dan dijadikan selingan setelah sarapan, makan siang, dan sebelum tidur malam
10. Pertanyaan:
Nama: Riza, Domisili: Yogya, Diagnosa: vsd ph. Dok apakah semua pjb memiliki darah kental? apa hal tersebut salah satu yang menyebabkan resiko abortus & prematur dari ibu hamil dengan pjb ph selain kekurangan oksigen karena saturasi tidak normal? apakah hal tersebut tidak bisa diminimalisir dengan konsumsi pengencer seperti aspilet serta sildenafil?
Jawaban:
Tidak semua PJB menyebabkan darah kental, namun umumnya PJB dengan pirau/shunt seperti VSD/ASD yang disertai dengan Hipertensi paru, dapat menyebabkan peningkatan Hemoglobin dan hematokrit (darah kental) sebagai mekanisme kompensasi tubuh terhadap kekurangan oksigen.
Darah yang kental tidak secara langsung menjadi prediktor atau resiko kejadian komplikasi selama kehamilan (abortus atau lahir prematur), prediktor yang umum antara lain: jenis kelainan PJB, fungsi jantung, kelas fungsional (toleransi aktifitas), sianosis (kebiruan secara klinis, kadar saturasi oksigen, secara tidak langsung berhubungan dengan kekentalan darah), dan tekanan pembuluh darah paru.
Pemberian pengencer darah (umumnya golongan antikoagulan LMWH, enoxaparin) pada pasien hamil dengan hipertensi pulmonal bertujuan untuk menurunkan resiko komplikasi tromboemboli (pembentukan gumpalan darah) dan bukan menjadi penentu keberhasilan kehamilan.
Namun konsumsi sildenafil rutin dengan dosis yang tepat dapat menurunkan tekanan darah paru dan berhubungan dengan kontrol gejala yang baik. Namun tetap mengingat bahwa kehamilan adalah proses yang berisiko pada ibu hamil, edukasi untuk menghindari kehamilan amatlah penting.
11. Pertanyaan:
Nama : Rizthya, Usia : 23thn, Domisili : Kota Tangerang. Saya sakit AI systemic sclerosis dengan pH 10 dan jantung kanan bengkak. Untuk kondisi saya yang seperti kapan saya bisa program hamil?
Jawaban:
Ijin bu untuk PH 10 sekiranya berdasarkan pemeriksaan apa?. Untuk pasien dengan hipertensi paru dengan nilai mPAP >20 mmHg, dikategorikan memiliki hipertensi paru dan disarankan untuk tidak hamil dikarenakan kehamilannya akan berisiko untuk ibu dan janin
“Tetap konsumsi rutin obat hipertensi parunya dan selalu kritis bertanya ke Dokter yang merawat kira-kira apakah dosisnya perlu ditingkatkan dan untuk teman2 yang hipertensi parunya disebabkan penyakit jantung bawaan (PJB), kritis pula bertanya apa tindakan yang bisa ditawarkan untuk PJBnya. Untuk Bapak dan Ibu yang sedang mengantri tindakan semoga tetap semangat, dan berdoa, semoga dapat disegerakan untuk tindakannya.”_dr. Denny Suwanto Sp.JP