Jangan Lupa Merawat Diri-KULWAP

///Jangan Lupa Merawat Diri-KULWAP

Jangan Lupa Merawat Diri-KULWAP

Kuliah Whatsapp adalah program tanya jawab lewat group di aplikasi whatsapp antara anggota YHPI dengan dokter/narasumber ahli lainnya untuk topik-topik terkait Hipertensi Paru yang diadakan secara rutin dan berkala.

Untuk bergabung dalam group whatsapp dan mengikuti kuliah berikutnya, silakan hubungi Admin Pusat YHPI 0811-8986-799

 

PENGUMUMAN KULWAP YHPI

  • Waktu : Kamis, 19 Januari 2023
  • Pukul : 19.00 – 21.00 WIB
  • Narasumber : Annissa Apsyari, M.Psi., Psikolog
  • Tema : Self Care, Jangan Lupa Merawat Diri
  • Moderator : Amida

Untuk melihat materi silahkan KLIK DISINI

 

Tema hari ini adalah tentang Self Care, agar kita semua dapat merawat diri kita dengan baik karena terkadang kita sibuk dengan keseharian kita, permasalahan yang kita hadapi, aktivitas rutin sehari-hari yang mungkin membuat kita merasa jenuh, hingga akhirnya lupa merawat diri. Jadi, saya berpesan jangan lupa bagi ibu, bapak, mas, dan mba semua untuk merawat diri, melakukan self care dengan cara yang tepat agar kondisi kita mencapai well being.

Mengenai self-care, kalau kita artikan dalam bahasa Indonesia artinya perawatan diri. Bagaimana kita melakukan hal-hal untuk merawat diri kita sebaik-baiknya yang dapat kita lakukan. Seperti yang sudah saya tuliskan di materi yang telah dibagikan, Praktisi psikologi, bernama Cortnie S. Baity berpendapat bahwa self-care merupakan usaha/perilaku yang dilakukan untuk mencurahkan perhatian dan upaya untuk meningkatkan serta melindungi kesejahteraan (well-being). Nah, terkadang nih ya tanpa sadar, kita melakukan self-care namun sebenarnya hal tersebut bukan self-care.

Self-care ini tidak sama dengan self-indulgence maupun self-pampering. Kadang, ketika kita sedang merasa tertekan, merasa sedang stres, kita merasa juga “ah, gak apa lah aku mau makan coklat yang banyak, makan es krim, sambil nonton TV seharian, aku kan berhak ya untuk bahagia, aku pokoknya mau melakukan hal-hal yang aku suka dan mau memuaskan diriku”. Di sisi lain, kita malah kabur dari permasalahan yang sebenarnya kita hadapi. nah, kira-kira situasi ini dinamakan self-indulgence, dimana kita melakukan semua hal yang kita senangi dan inginkan demi memuaskan diri, cenderung menghindari melakukan usaha yang lebih.

Lalu kadang kita pun untuk memuaskan diri, alih-alih menghadapi persoalan yang dihadapi, kita malah membeli barang-barang mewah, jadi konsumtif, dengan dalih untuk memanjakan diri karena layak untuk mendapatkan hal tersebut, di sisi lain akibat konsumtif dan “nagih” karena itu adalah hal yang menyenangkan bagi kita, kita malah memaksakan diri untuk membeli barang mahal dan akhirnya tidak sesuai dengan budget kita. Nah hal ini pun kadang terjadi kan ya hehehe, ini bukan merupakan self-care ya bu, pak, mba, mas. Hal tersebut hanya untuk memanjakan diri kita saja. lalu apa sih sebenarnya self-care itu?

Self care atau perawatan diri adalah upaya kita untuk merawat diri dengan cara melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri kita sendiri. Bermanfaat baik secara psikis, psikologis, maupun spiritual, jadi ada aspek yang terpenuhi ya. Supaya apa sih?

Self care perlu banget kita lakukan untuk mejaga kesehatan fisik dan mental, meningkatkan kualitas hidup dan kesadaran diri. self-care ini perlu kita praktikan di dalam kehidupan sehari2 dan terintegrasi ke dalam aktivitas kita sehari2 nih. Biar apa sih? biar kita dapat menjaga kehidupan kita menjadi sejahtera. Dan diharapkan juga kita dapat berkembang, mengembangkan self-care untuk di kehidupan yang akan datang kedepan, yang akan kita hadapi di kemudian hari. nah, kira2 bisa dimulai dari mana nih?

Ibu, bapak, mba, dan mas semuanya dapat memulainya dari dimensi-dimensi kehidupan kita, mulai dari fisik, spiritual, intelektual, relasi sosial, emosi, dan pekerjaan yang kita hadapi sehari-hari. Dengan mencoba praktik self care di keenam dimensi tersebut, saya yakin kehidupan yang akan kita jalani akan semakin lebih menyenangkan, lebih sejahtera, dan meningkatkan kesehatan fisik serta psikis kita.

 1. Pertanyaan:

Nama: Ulfania, Usia: 25thn, Domisili: Ponorogo. Yang sakit anak saya dok. Usia sekarang 2thn. Didiagnosa vsd. Anak saya itu seperti punya kecemasan/ketakutan terhadap orang lain yang berlebihan dok. Tidak mau di ajak sama siapapun jika ada saya. Terlebih sama orang baru, di lihat saja dia menangis. Ketika main sama teman sebaya nya juga rasa ego nya sangat tinggi dok. Tidak mau berbagi mainan, dll. Kalau punya kemauan minta nya dengan marah”. Intinya interaksi sosial nya masih buruk sekali dok. Apa sifat dan sikap itu memang dikarenakan dari sakit nya atau bukan ya dok? Lalu untuk terapi nya bagaimana dok? Terimakasih.

Jawaban:

Hallo mba Ulfania, selamat malam , saya izin menjawab ya mba. Terkait dengan pertanyaan mba Ulfania, mohon maaf sebelumnya, saya merupakan psikolog dengan konsentrasi di bagian klinis dewasa, untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, saya rasa merupakan kapasitas bidang klinis anak dan tumbuh kembang untuk menjawab pertanyaan mba Ulfania dengan tepat. Sebagai seorang psikolog dengan konsentrasi di klinis dewasa, mohon maaf sebelumnya, pertanyaan dari mba Ulfania merupakan di luar kapasitas dan keahlian saya untuk menjawab terkait bidang konsentrasi keilmuan yang saya dalami.

Namun yang dapat berikan, saya menyaranan mba Ulfania untuk mengonsultasikan persoalan tersebut kepada rekan-rekan saya, psikolog dengan konsentrasi klinis anak dan dokter tumbuh kembang. Terlebih ketika kita berbicara dan membahas kecemasan serta ketakutan di anak2, hal ini perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut terkait penyebab, perilaku yang ditampilkan karena dalam beberapa kasus kita perlu mengetahuinya terlebih dahulu dengan pasti agar penanganan yang dilakukan tepat guna. Sekiranya mungkin itu yang bsa saya sampaikan, mohon maaf sekali lagi terkait dengan limitasi dari bidang konsentrasi yang saya dalami.

 2. Pertanyaan:

Nama: Indra , Usia: 52, Domisili: Jember. Selamat siang saya baru didiagnosa PH bulan september 2022 di usia 52. Yang ingin saya tanyakan, sehubungan dengan usia dan  aktivitas saya sebagai marketing, di mana tingkat stress tinggi dan area yang luas,  maka hal2x apa yang harus saya perhatikan dalam hal kegiatan saya yang tidak beresiko terhadap penyakit saya. Mengingat saya kurang begitu tanggap/peka dengan gejala 2x yang mungkin muncul akibat penyakit saya.  Selama ini, saat saya berdinas ke luar kota, adalah suatu hiburan buat saya, sedangkan keluarga jadi memikirkan akan kondisi saya di perjalanan (saya ke luar kota naik motor). Terimakasih.

 Jawaban:

Selamat malam pak Indra, semoga dalam keadaan fit malam ini, terima kasih sudah bertanya, saya izin menjawab pertanyaannya ya pak. Terkait dengan diagnosa PH yang baru diberikan bulan September 2022, untuk waktu yang  kurang lebih 4 bulan lamanya, hal ini masih dalam masa-masa penyesuaian/adaptasi antara diri bapak dengan diagnosis penyakit yang baru diberikan sehingga benar bahwa saat ini bapak merasa belum begitu tanggap/peka terhadap gejala-gejala yang muncul atau nantinya akan muncul dari PH ini.

Saran saya, di masa adaptasi dengan kondisi baru saat ini, perlu sekali bagi bapak untuk melatih serta mengasah kepekaan diri terhadap tubuh kita sendiri, mengingat bahwa dengan mengenal dan menyadari kondisi diri saat ini, kita akan mengetahui bagaimana cara terbaik untuk mengurus serta merawat diri kita. Kita juga dapat mengenali serta mengetahui apa yang sebaikna dan perlu untuk dilakukan ketika ada gejala/hal-hal yang muncul terkait dengan PH ini.

Bukan saja makan makanan yang bergizi dan bernutrisi untuk merawat diri kita, mengenal dan mengetahui kondisi diri kita sendiri pun merupakan bagian dari self care. Kita akan mengetahui apa yang dapat lakukan dengan baik untuk diri sendiri,kita juga mengasihi dan mencintai diri kita. Jadi, penting bagi pak Indra untuk memulai mengenali lebih dalam terkait dengan kondisi diri saat ini, misalkan dari mengikuti kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh YHPI terkait dengan menambah dan memperluas informasi, bertanya dan meminta saran kepada dokter terkait kondisi tubuh saat ini, berkonsultasi apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang perlu dihindari (jika mungkin ada yang perlu dihindari).

Saya paham betul bagaimana dinas ke luar kota itu dapat menjadi hiburan bagi diri bapak karena memang ada individu yang menyukai kegiatan2 outdoor, berpergian, seakan mencari suasana dan mendapatkan pengalaman baru dari hal tersebut. Dengan melakukan hal yang menyenangkan, otomatis pekerjaan yang dilakukan akan dirasa bukan merupakan suatu beban ya pak  Senang sekali pasti menjalani pekerjaan yang sesuai dengan kesukaan kita.

Namun saya menyarankan perlu bagi kita untuk mengenali kondisi tubuh saat ini karena saya yakin, dengan kondisi yang baru, pasti akan ada sesuatu yang baru yang merupakan perubahan dari diri kita, dengan adanya perubahan, otomatis akan ada penyesuaian diri yang perlu dilakukan, carilah informasi terkait dengan hal tersebut. Menurut saya tidak apa-apa jika senang untuk dinas ke luar kota, namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita mengetahui dan bisa adjust dengan kondisi tubuh kita saat ini.

Hal-hal ini pun perlu dikomunikasikan dengan keluarga, wajar bagi keluarga, pastinya akan cemas ketika memikirkan kesehatan orang yang mereka sayangi. Saya yakin, bapak pun pasti akan khawatir jika ada anggota keluarga bapak, apalagi orang yang bapak cintai sedang sakit, dan pastinya kita pun akan memberikan perhatian yang lebih terhadapnya.

Saya rasa, dengan terbuka terhadap kondisi saat ini kepada keluarga, sepertinya dapat sedikit membantu menurunkan kekhawatiran/kecemasan pada anggota keluarga bapak Indra terkait dengan kondisi bapak saat ini. Kuncinya adalah komunikasi ya pak dan bagaimana kita dapat mengenal serta menerima kondisi diri saat ini sehingga kita mengetahui cara yang tepat untuk merawat diri sendiri untuk lebih terbaik lagi. Semangat pak

Indra:

Alhamdulillah, terimakasih sarannya. Memang seperti nya saya belum bisa percaya / menerima dengan ikhlas kondisi kesehatan saya saat ini. Saya yang tadinya merasa sebagai suami / ortu yang kuat, tiba2x dihadapkan dengan kenyataan yang berbeda. Contohnya saat akan dilakukan tindakan TEE, saya jadi stress dan saya justru melakukan perjalanan pekerjaan luar kota untuk menghibur diri dan membuktikan bahwa saya baik baik saja. Saya akan mulai belajar mengamati dan menganalisa segala gejala yang mungkin muncul sehubungan dengan penyakit saya. Sekali lagi terimakasih.

Annissa:

Tidak apa-apa, proses seseorang untuk sampai dapat menerima cukup panjang dan setiap orang memiliki proses dan waktunya masing2. Mencari informasi yang cukup dan berkonsultasi dengan dokter yang menangani, saya rasa dapat menjadi langkah awal untuk menjalani kondisi baru yang saat ini dialami oleh pak Indra. Di samping itu, dengan dukungan dan support dari orang terdekat, khususnya keluarga sebagai orang yang kita cintai, akan menjadi faktor penting yang akan memengaruhi bpk untuk menjalani kehidupan ke depan, tetap bersemangat untuk terus belajar dan menjalani prosesnya ya pak

3. Pertanyaan:

Nama: Novaadhita, Usia: 23 tahun, Domisili: Surabaya. Kenapa kalo berpikiran yang jelek-jelek selalu kejadian? Tapi, giliran berpikiran yang baik-baik, yang kejadian tetep yang jelek-jelek. Bagaimana caranya kita mengelola pikiran-pikiran tersebut supaya selalu berfikiran positif?

 Jawaban:

Hallo, selamat malam mba Nova, terima kasih sudah bertanya, izin saya mencoba menjawab pertanyaan mba ya. Mungkin boleh diceritakan/dicontohkan terlebih dahulu terkait dengan pikiran apa yang muncul saat memikirkan yang jelek2 tersebut? dan apa yang dipikirkan ketika berpikir yang baik2, mba? atau mungkin saya izin untuk coba menjawab kali ya mba Amida, kalau ada yang perlu ditanyakan nanti, silakan ya mba .

Jika kita berbicara tentang pikiran kita, benar sekali bahwa pikiran kita itu sangatlah memiliki peran dan pengaruh yang besar, sangatlah kuat, memengaruhi bagaimana kita bersikap dan bertindak. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tidak apa2 bagi kita untuk tidak selalu berpikir positif. Seperti kehidupan, kadang kita akan merasa senang, tetapi ada masa2 di mana kita akan merasa berada di bawah. Begitu juga pikiran kita, tidak apa2 jika kita sedang merasa tidak positif, hal yang manusiawi. Terkadang, ketika kita tidak ingin memikirkan A misalkan, dan kita terus berbicara ke dalam diri untuk tidak terus memikirkan A, kita akan terus terpikir tentang A tersebut.

Nah mungkin yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai ketika kita merasa sedih atau negatif, kita berusaha untuk selalu tetap positif dan jadinya malah “memaksakan”, mengesampingkan perasaan dan pikiran yang kita rasakan saat itu, cenderung untuk menolaknya, dan malah bahkanjadi memendamnya. Hal ini sangatlah tidak sehat bagi diri kita. Yang perlu dilakukan adalah kita menyadari terlebih dahulu apa yang kita alami, kita rasakan sehingga kita paham dan mengetahui apa yang dapat kita lakukan.

Bagaimana mengelola pikiran adalah hal yang dapat dibilang tricky hehe, yang pasti di sini adalah bagaimana kita dapat melihat dan mengubah sudut pandang kita, bagaimana kita dapat melihat dari sisi lain ketika kita dihadapkan pada permasalahan, dan pada akhirnya kita mendapatkan insight/pelajaran dari apa yang terjadi kepada diri kita.

Mulainya dari mana? mulai dari menyadarinya dulu, menerima apa yang kita alami, baru dari situ kita dapat mencoba untuk melihatnya dari cara/sudut pandang lain, penting juga untuk kita mencari sekiranya dari kejadian tersebut apa yang dapat kita pelajari/insight yang didapatkan dan mungkin ternyata ada hal2 yang bisa/patut untuk kita syukuri dari kejadian yang kita alami tersebut.

Misalkan ketika menghadapi situasi yang dirasa buruk, mungkin saja bukan hanya kita yang paling sial di dunia ini, mungkin saja hal yang dihadapi mengerikan, tetapi mungkin di sisi lain orang lain mengalami hal yang sama dengan kita dan lebih buruk, dan ya mungkin dari hal tersebut kita rasanya perlu lebih banyak bersyukur terhadap kejadian tersebut. Kira2 ilustrasinya seperti itu mba semoga dapat tergambarkan.

 4. Pertanyaan:

Nama : Nuning, Usia : 40th, Domisili : Malang. Semenjak didiagnosa VSD PH awal 2020 lalu jujur saya jadi merasa tidak berguna, saya yang dulu hobinya jalan-jalan dan olahraga sekarang tidak minat, saya lebih suka tidur. Karena kondisi jantung yang suka berubah tiba-tiba meski dalam kondisi istirahat membuat saya semakin takut beraktivitas. Jadi jangankan melakukan hal-hal yang saya suka, dipikiran saya yang ada hanya “saya sakit,  akan merepotkan orang lain, tidak berguna”. Masih untung saya kerja ikut orang sehingga mau tidak mau harus keluar rumah, kalau tidak mungkin saya akan lebih memilih tidur sepanjang hari. Bagaimana saya bisa mengembalikan kepercayaan diri saya dengan kondisi yang tidak pasti itu dok? Bagaimana cara saya bisa menikmati kondisi saya yang tiba-tiba harus ke UGD padahal beberapa menit yang lalu saya baik-baik saja?

Jawaban:

Selamat malam ibu Nuning, terima kasih atas pertanyaannya. Saya paham sekali bu, dengan kondisi yang baru bagi diri kita, dengan segala limitasi yang ada, berdampak pada beberapa kebiasaan yang perlu disesuaikan, terlebih ketika kita perlu menyesuaikan diri terhadap aktivitas/kegiatan yang kita sukai, pasti sedih rasanya dan dalam situasi ibu Nuning saat ini merasa tidak berguna. Ketakutan-ketakutan pun menjadi tak terelakan untuk muncul, untuk mengatasinya, perlu bagi ibu untuk mengonsultasikan dengan dokter terkait dengan kegiatan tepat yang seperti apa yang dapat bu Nuning lakukan.

Saya menyarankan ibu Nuning untuk mencari kegiatan/aktivitas lain yang menyenangkan bagi bu Nuning, kalau misalkan jalan2 atau olaharga, saya rasa tidak apa2 selama bu Nuning mengonsultasikan dengan dokter bu Nuning. Dengan mencari informasi yang cukup, bu Nuning dapat menurukan kecemasan2 terhadap kegiatan serta kondisi ibu saat ini. Jika pun misalkan olahraga atau jalan2 menjadi hal yang tidak diminati, saya menyarankan bu Nuning untuk mencari kegiatan lain, dapat dimulai dengan kegiatan yang ringan2 bu, misalkan menyulam, menjahit, berkebun, atau kegiatan yang sekiranya dapat bu Nuning lakukan.

Hal tersebut pun perlahan dapat meningkatkan semangat serta kepercayaan diri kembali, dengan mengetahui ‘eksistensi’ ibu Nuning yang baru. Menurut saya, saat ini fokuslah kepada apa yang dapat ibu Nuning lakukan dan apa yang bu Nuning miliki saat ini ya bu.

Ibu Nuning juga dapat saling berbagi dan bercerita, mengikuti kegiatan2 kelompok sesama pejuang PH bu, hal ini dapat memberikan informasi untuk ibu, sekiranya saling berbagi kegiatan/aktivitas yang pejuang PH lakukan sekaligus mendapatkan support dari sesama pejuang PH.

Lalu bagaimana ibu bisa menikmati kondisi ibu saat tiba2 harus ke UGD, di sini kuncinya adalah sejauh mana ibu dapat menerima kondisi diri saat ini, penerimaan adalah menjadi kunci penting untuk bagaimana kita bisa menjalaninya dengan cara yang terbaik

Dalam kondisi penyakit kronis, memang ada fase2nya, dan tidak dipungkiri bahwa penerimaan ini adalah proses yang cukup panjang. Untuk sampai ke tahap penerimaan, pastinya kita akan melalui tahapan2 seperti denial terhadap apa yang sedang kita harapi, lalu kita marah setelah dihadapkan pada situasi dan kondisi yang dialami, lalu dari situ kita bargaining, dan terkadang ada yang masuk ke dalam tahapan depresi sampai akhirnya bisa menerima kondisi diri, tergantung dari bagaimana kita menjalani prosesnya ini.

Dan saya paham sekali bahwa dengan kondisi penyakit kronis, tahapan2 ini terkadang seperti roller coaster, tergantung dengan kondisi yang dihadapi. Yang perlu dipastikan adalah menyadari bahwa diri kita sedang ada di tahapan yang mana, agar dapat mengetahui cara yang tepat untuk menghadapinya. saya rasa, hal ini perlu dijalankan hingga tuntas ya bu, tidak  apa2 menurut saya, semoga dapat tertangani dengan baik ya bu

5. Pertanyaan:

Nama: Debbie. Usia: 50 th. Domisili: Bogor. Saya didiagnosa PH saat saya alami ASD pada tahun 2015 akhir yang Alhamdulillah sudah penutupan di tahun 2018 Agustus akhir dan baru kemarin terdiagnosa kembali bahwa jantung sebelah kiri mengalami penurunan dalam memompanya. Permasalahannya dalam kehidupan sehari-hari kadang ada saja perasaan hati yang kadang naik-turun apalagi bila pemicunya dari orang-orang disekeliling kita yang pada awalnya baik tapi entah kenapa malah dibelakang kita orang tersebut membuat Drop imun entah dengan cara apapun itu, yang jadi pertanyaan adalah… Bagaimana cara untuk bisa mengembalikan dan membangkitkan kembali imun kita walau sudah percaya dan yakin bahwa sejatinya kebenaran dalam masalah apapun hanya ALLAH yang tau kebenarannya.. tapi tetap tubuh ini masih turun imunitasnya dan mudah sekali Drop bila ada masalah sekecil apapun itu. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terimakasih atas kesempatan ini.

 Jawaban:

Hallo, selamat malam bu Debbie, terima kasih atas pertanyaannya. Saya turut sedih ya bu terkait dengan kondisi ibu saat ini. Semoga dapat tertangani dengan baik dan segera ya bu. terkait dengan pertanyaan ibu, memang benar bu suasana perasaan kita tidaklah kita pungkiri dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar kita. Namun ketika ada pilihan untuk mengontrol diri dan mengontrol lingkungan, usaha yang perlu dikeluarkan/ dilakukan untuk mengontrol lingkungan akan lebih besar jika kita bandingkan dengan usaha untuk mengontrol diri kita. Oleh karena itu, kita perlu mengontrol diri kita, dimulai dengan apa yang bisa/mampu untuk kita lakukan. Jika misalkan dalam kasus bu Debbie ini adalah pemicu dari orang2 sekitar, saya rasa perlu dari diri kita untuk membuat batasan/boundaries terhadap lingkungan kita.

Kita dapat membuat batasan dengan siapa kita akan berinteraksi, kita pun dapat memilih dengan siapa kita akan menjalin relasi. Ibaratnya giini bu, buat apa kita membawa orang2 yang dianggap teman tetapi ternyata di belakang dia adalah musuh kita, saya rasa hal tersebut pun akan membuat kita tidak sehat, dan mungkin malah membuat kita cemas terhadap apa yang mereka lakukan, hal ini akan berdampak pada kesehatan kita. Saya rasa dengan membuat batasan dengan siapa kita akan berteman dan menjalin relasi, akan cukup membantu. Sekiranya itu yang dapat saya sampaikan, semoga dapat menjawab pertanyaannya bu

“Jika kita tidak merawat diri sendiri, bagaimana kita dapat merawat orang yang kita cintai. Ibarat di dalam pesawat, jika ada himbauan/pengumuman untuk mengenakan masker oksigen, yang kita lakukan adalah kita perlu memasang oksigen terlebih dahulu untuk diri kita, baru membantu/ memasangkannya untuk orang lain. jadi ibu, bapak, mas, dan mba semua, jangan lupa untuk merawat diri dan mulailah dari diri sendiri terlebih dahulu ya.”_ Rt. Annisa Apsyari, M.Psi., Psikolog

 

By | 2023-02-11T08:02:18+00:00 February 11th, 2023|Kuliah lewat WhatsApp|0 Comments

About the Author:

Yayasan
Yayasan Hipertensi Paru Indonesia adalah komunitas pasien, keluarga, dan kalangan medis pemerhati Hipertensi Paru. Silakan klik Daftar Anggota untuk bergabung dalam komuniitas dan klik IndoPHfamily untuk bergabung di forum utama pasien di Facebook
Open chat