Batuk tak kunjung sembuh ternyata sakit hipertensi paru-Rumini-OPJ

//Batuk tak kunjung sembuh ternyata sakit hipertensi paru-Rumini-OPJ

Batuk tak kunjung sembuh ternyata sakit hipertensi paru-Rumini-OPJ

Oleh: Rumini

 

~Batuk tak kunjung sembuh ternyata sakit hipertensi paru~

 

Assalamualaikum wr. wb.

Selamat malam teman-teman semua, semoga kita semua dalam keadaan sehat wal’afiat. Amin ya robbal alamin.

Perkenalkan nama saya, Rumini, usia 43 tahun, diagnosa ASD dan PH. Terdiagnosa ASD dari tahun 2022 di bulan September 2022 ketika mengalami batuk sekitar sebulan.

Saat itu, saya hanya bolak balik ke dokter umum, tetapi batuk tidak kunjung sembuh, sampai merasakan lemas, hingga merasakan kaki tidak ada tenaga. Dokter umum lalu membuatkan rujukan untuk dibawa ke Rumah Sakit yang lebih memadai karena saat itu saturasi di angka 89, namun saya bandel dan tidak mau untuk dirujuk. Saya trauma setelah sebelumnya terkena Covid di tahun 2020.

Bertahan 3 hari di rumah, lama-lama  sesak dan badan gemetar. Ketika suami sudah berangkat kerja, saya telpon agar lekas pulang dan membawa saya ke rumah sakit terdekat. Dan akhirnya saya dibawa ke Rumah Sakit Royal Surabaya agar lekas mendapatkan oksigen, dan disitu saya dirawat selama 4 hari. Selama di ICU 1 hari, tidak ada perubahan yang signifikan. Pada akhirnya dirujuk di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Setelah di lakukan beberapa kali pemeriksaan di IGD baru diketahui bahwa ada kebocoran di sekat jantung (ASD).

Ketika di RS Royal Surabaya, dokter jantung hanya bilang jika ada pembengkakan Jantung dan harus di lakukan operasi pasang ring. Saat itu saya tidak langsung percaya. Karena dari kecil tidak ada keluhan apapun. Sakit juga jarang, bahkan dulu saya kerja di PT dari tahun 2002-2012 yang pekerjaannya mengharuskan angkat beban berat.

Saya tidak merasakan keluhan apapun, dan merasa sehat seperti orang orang sehat pada umumnya.

Sekitar tahun 2018 di sinilah keluhan mulai muncul yaitu gampang ngos-ngosan, dan mudah capek. Ini pun masih saya abaikan, bahkan tidak mengira bahwa itu semua adalah alarm tubuh bahwa sebenarnya sakit Jantung. Setelah ada PHK massal, kesibukan saya sampai sekarang menjadi Ibu Rumah Tangga menjalani hari-hari sebagai pasien ASD dan PH.

Tahun 2022 hingga sekarang, saya sudah rutin menjalani pengobatan di RSUD DR. Soetomo Surabaya. Pada bulan Oktober tahun 2024 saya mendapatkan kesempatan untuk RHC (Kateterisasi Jantung Kanan). Namun belum bisa dilakukan penutupan lubang ASD dikarenakan tekanan paru paru masih tinggi. Evaluasi dilakukan setahun lagi dengan terapi Sildenafil 50mg dan tambahan Beraprost. Sebelumnya saya hanya minum Sildenafil dengan dosis 20mg saja.

Selama ini tentu saja saya mengalami perubahan hidup yang luar biasa, tiba-tiba harus banyak istirahat, kurang bisa aktivitas.

Beberapa bulan ini saya berjuang untuk menurunkan PH agar saat tindakan RHC berikutnya, hasilnya bagus dan bisa tindakan penutupan ASD. Mulai dari menerapkan gaya hidup sehat 5H3B, kombinasi obat, dan saya benar-benar berusaha menjaga kondisi dengan mengurangi aktivitas yang kurang penting. Semoga saja harapan dan doa untuk bisa penutupan ASD dan PH normal bisa segera terwujud.

Pesan saya..tetap semangat teman teman semua…harus rutin minum obat,rutin kontrol,aktifitas semampunya saja…Bismillah semoga kita semua cepat di beri kesembuhan,di angkat semua penyakit kita.. sehat kembali.. Aamiin

 

By | 2025-06-19T06:00:38+00:00 June 19th, 2025|Our PH Journey|0 Comments

About the Author:

Yayasan
Yayasan Hipertensi Paru Indonesia adalah komunitas pasien, keluarga, dan kalangan medis pemerhati Hipertensi Paru. Silakan klik Daftar Anggota untuk bergabung dalam komuniitas dan klik IndoPHfamily untuk bergabung di forum utama pasien di Facebook
Open chat