YHPI UPDATE
Minggu, 7 Juli 2024. YHPI yang diwakili oleh Ketua Arni Rismayanti dan relawan dr. Annisa Nurhafika, turut serta menghadiri Workshop Seminar Transplantasi Paru di Hotel Haris Kelapa Gading Jakarta Utara. Workshop ini diadakan oleh RSUP Persahabatan dalam rangka Sosialisasi Transplantasi Paru.
Transplantasi paru di Indonesia telah memiliki dasar Hukum yang menjadi landasan utama dalam penyelenggaraannya, yaitu Undang-Undang No. 17 Tahun 2023, tentang kesehatan, Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2021 mengenai transplantasi organ dan jaringan tubuh dan beberapa Peraturan Menteri Kesehatan mengenai penyelenggaraan transplantasi organ, penentuan kematian dan pemanfaatan organ donor serta Tata Kerja Kementrian Kesehatan.
Pasien dengan hipertensi paru, terutama jenis hipertensi paru primer dan sekunder yang disebabkan oleh PPOK merupakan resipien utama untuk transplantasi paru. Sedangkan untuk indikasi secara umum berdasarkan ISHLT (International Society of Heart and Lung Transplant) adalah :
• Penyakit paru stage lanjut secara klinis dan fisiologis yang terapi medisnya tidak efektif atau tidak tersedia
• Resiko tinggi (>50 %) kematian akibat penyakit paru tanpa transplantasi
• Kemungkinan besar(>80 %) untuk bertahan hidup setidaknya lima tahun setelah transplantasi paru asalkan fungsi cangkoknya memadai.
Yayasan Hipertensi Paru Indonesia (YHPI) yang telah menjadi jejaring resepien transplantasi paru RSUP Persahabatan, mengharapkan terlaksananya transplantasi paru di Indonesia, demi terciptanya kualitas kehidupan pasien yang lebih baik.
Oleh karena itu YHPI senantiasa mendukung penuh sosialisasi program transplantasi paru sebab dalam pelaksanaannya, banyak pihak yang harus turut serta bekerjasama.
Bersama Kita Kuat
Salam,
Tim YHPI
Dokumentasi Kegiatan:
dr. Annisa Nurhafika, Arni Rismayanti (Ketua YHPI), Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR (Direktur Utama RSUP Persahabatan)
