Berkenalan dengan Mindfulness-KULWAP

///Berkenalan dengan Mindfulness-KULWAP

Berkenalan dengan Mindfulness-KULWAP

Kuliah Whatsapp adalah program tanya jawab lewat group di aplikasi whatsapp antara anggota YHPI dengan dokter/narasumber ahli lainnya untuk topik-topik terkait Hipertensi Paru yang diadakan secara rutin dan berkala.

Untuk bergabung dalam group whatsapp dan mengikuti kuliah berikutnya, silakan hubungi Admin Pusat YHPI 0811-8986-799

 

PENGUMUMAN KULWAP YHPI

  • Waktu : Kamis, 19 Mei 2022
  • Pukul : 19.00- 20.30 WIB
  • Narasumber : Mariska S. Rompis, M.Psi., Psikolog
  • Tema : Berkenalan dengan Mindfulness
  • Moderator : Amida

Untuk melihat materi silahkan KLIK DISINI

 

Pernahkah Bapak/Ibu/Kakak-kakak sekalian tiba-tiba bingung, ‘kok udah hari Jumat lagi aja ya?’ atau misalnya lagi enak-enak nih nyemil keripik, ‘Eh kok udah abis lagi ya?’. Pada kondisi yang lebih ekstrem, ada kalanya kita merasa bingung dengan perasaan kita sendiri. Kalau ada yang orang Sunda nih, mungkin paham istilah ‘teu pararuguh’ (terj : ngga jelas). Duh perasaan teh meni teu pararuguh (perasaan ngga enak tapi ngga tahu kenapa). Kalau kita sampai ngga sadar dengan banyak hal termasuk perasaan kita sendiri, artinya kita tidak mindful nih dengan diri kita sendiri.

Mindfulness sendiri adalah konsep yang berakar dari ajaran Siddharta Gautama. Buddha berkata, penderitaan internal/stres yang kita rasakan bersumber dari keengganan kita untuk berada dalam situasi negatif. Termasuk di dalamnya adalah perasaan dan pikiran negatif kita sendiri.

Maka dari itu, psikiater dan psikolog di dunia modern ini menerapkan konsep tersebut dalam intervensi kami di mana kami mengarahkan klien dan pasien itu untuk lebih ‘aware’, lebih ‘ngeh’, lebih ‘sadar’ dengan apa yang kita pikirkan, kita rasakan, dan apa yang tubuh kita rasakan. Jangan ditolak, jangan dihindari, jangan pula berlarut-larut. Susah-susah gampang ya hihi

Konsep ini diterapkan juga dalam berbagai konteks, misalnya diet. Konsep mindful eating memperkenalkan kita pada kegiatan di mana kita makan dengan ‘sadar’, dalam artian tahu porsi yang dibutuhkan, mengunyah sesuai dengan seharusnya, merasakan kenikmatan dari makanan itu, sehingga lebih cepat kenyang dan puas. Boleh nih dicoba buat yang mau diet.

Untuk kami psikolog klinis, mindfulness biasanya kami gunakan untuk klien-klien yang menunjukkan gejala kecemasan atau depresi, terutama bagi mereka yang hobi memendam atau melupakan emosi negatif. Kalau ngerasa sedih/marah, buru-buru dialihkan atau ‘dibawa tidur’. Ga mindful deh… yang ada tambah stres.

Jadiii, saya berharap Bapak/Ibu dan Kakak-kakak semua mau sedikiiiit dulu lebih terbuka dengan apa yang badannya rasakan, apa yang kepalanya pikirkan, dan apa yang hatinya rasakan yaa. Ada juga yang sampai kebawa mimpi. Naah biar ngga begini nih, Ibu. Artinya kurang mindful sampai masuk ke alam bawah sadar/subconsciousness hehe

Untuk menstimulasi mindfulness dalam diri, yang pertama kita bisa lakukan adalah memanfaatkan panca indera kita (dalam slide diberi istilah physical techniques). Mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit kita gunakan untuk lebih akrab dengan diri sendiri.

Selanjutnya, kita bisa membiasakan diri dengan menyadari pikiran dan emosi kita. Mikir apa yah tadi kok bisa sampai sedih? Ini sedihnya gara-gara apa ya? Tolong pertanyaan-pertanyaan ini sering kita berikan pada diri sendiri. Ayo ngaku siapa di sini yang kalau makan sambil main HP… ngga mindful tuh artinya

Ke depannya, usahakan kalau beraktivitas satu-satu yaa, nanti kalau ngga mindful, jadi kurang dinikmati lho.

Teknik-teknik mindfulness yang saya lampirkan dalam slideshow dapat Bapak/Ibu/Kakak-kakak gunakan jika merasa cemas, panik, atau kalut ya. Kita mulai dari aktivitas yang kecil-kecil dulu ya, memanfaatkan panca indera kita. Misalnya nih lagi kerasa banget di kepala banyak lalu-lalang pikiran yang jelek-jelek, Bapak/Ibu/Kakak-kakak bisa menerapkan aktivitas 5 (ini alternatif lain yang tidak ada di slide). Tarik napas dalam-dalam, perhatikan di sekeliling kita, sebutkan 5 hal yang bisa dilihat. Perhatikan lagi, sebutkan 4 hal yang bisa dirasakan oleh kulit kita – temperatur, tekstur pakaian, perasaan pada badan. Sebutkan 3 suara yang dapat kita dengar. Sebutkan 2 bau yang dapat kita cium. Dan sebutkan 1 rasa yang ada di lidah kita. Boleh dicoba sekarang dan dilaporkan apa yang didapatkan lho.

Nih misalnya saya sekarang, yang dilihat ada : HP, tas, foto, cermin, dan toga. Yang dirasa ada : bahan celana yang dipakai, selimut di kaki, pegel di bahu, dan panas. Yang didengar : musik, suara keypad laptop, dan gemeletuk gigi. Yang dicium ada bau makanan dan parfum. Yang dirasa di mulut ada bekas rasa permen.

Aktivitas sederhana ini dapat membantu kita memblok laju pikiran negatif, mengembalkan fokus kita, serta membantu kita berpikir lebih jernih. Boleh dicoba kalo nanti lagi ruwet yaa

1. Pertanyaan:

Siang mbak, Nama : Tedja Purnama, Usia : 70 thn, Domisili: Jakarta. Apa ikhlas itu sama dengan mindfulness dan apakah mindfulness bisa diterapkan pada hobby, terimakasih.

Jawaban:

Selamat malam, Terima kasih untuk pertanyaan yang sudah diberikan. Menurut KBBI, ikhlas diartikan sebagai ‘bersih hati, tulus hati’, sementara di dalam Islam, ikhlas secara umum diartikan dengan beribadah hanya kepada Allah SWT (bukan untuk mendapat pujian manusia). Sementara, mindfulness yang dimaksud di sini adalah melakukan segala sesuatunya dengan bertujuan, penuh kesadaran, bagaimanapun hasilnya.

Jika diaplikasikan ke dalam berkegiatan, analogi dalam konsep Islam yang bisa saya gunakan adalah ‘tartil’. Membaca Al Qur’an dengan tartil (sesuai tajwid dengan makhraj yang jelas dan benar) adalah salah satu bentuk perilaku mindfulness. Bisakah diterapkan pada hobi? Bisa doong. Misalnya kita punya hobi bermain gitar, setiap ‘genjreng’-annya, nada yang dihasilkan, rasa yang muncul ketika kita memegang gitar tersebut dapat kita maknakan secara penuh.

2. Pertanyaan:

Selamat Siang Mbak.. Nama: Debbie Oktavia, Usia: 49th (jelita), Domisili: Cibinong Bogor. Apakah Mendengar Musik, Menonton film yg Lucu dsbnya yg membuat perasaan bahagia oleh senyum & tawa termasuk Mindfulness? Tapi mengapa saat saya nonton film di theater baik film lucu apalagi horor jantung saya berdebar kencang ya mbak?

Jawaban:

Selamat malam, Bu Debbie. Terima kasih untuk pertanyaan yang diberikan. Mindfulness itu lebih kepada bagaimana cara kita menontonnya. Apakah kita memberikan perhatian penuh pada aktor dan aktrisnya? Apakah kita mendengarkan suara-suara/efek dalam filmnya? Apakah kita memaknakan kata-kata dalam skenarionya? Jika iya, berarti kita menontonnya dengan mindful. Kadang, kita nonton Netflix sambil main HP, terus tiba-tiba kepikiran, ‘eh kok udah sampe sini ya? Tadi si tokoh A kemana ya?’. Ini contoh di mana kita tidak menonton dengan mindful.

Jika Ibu merasa deg-degan setiap menonton film di bioskop, bisa dievaluasi apakah mungkin ada indikasi anxiety/kecemasan, biasanya memang suka muncul apabila di ruang gelap tertutup. Atau mungkin juga, trigger muncul dari konten filmnya itu sendiri, apakah ada yang mengganggu secara emosional.

3. Pertanyaan:

Nama: Tarilatun nurkholipah, Usia: 29 thn, Domisili: Brebes. Apa sih arti mindfulness yang lebih jelasnya,dan apakah mindfulness ada kaitan dengan bagai penyakit, lah di situ ada beberapa teknik” atau manfaat mindfulness,trus bagaimana kita menanggapinya untuk berkenalan dengan mindfulness, dan bagaimana caranya?

Jawaban:

Selamat malam, Mbak. Terima kasih untuk pertanyaan yang diberikan. Secara gamblang, saya akan bilang mindfulness itu memperhatikan apa saja yang ada di dalam diri maupun di lingkungan sekitar kita. Kita mikir apa, kita merasakan emosi apa, kita merasa panas/dingin, terang/gelap. Sehingga implikasinya, tidak ada yang kita lewatkan. Contohnya kalau kita sedang makan sambil main HP, scrollingnya sibuk, sampai ngga memperhatikan rasa makanan yang kita makan – ini artinya tidak makan dengan mindful.

Mindfulness biasanya jadi keterampilan yang kami, psikolog dan psikiater, ajarkan dalam terapi. Bisa juga diberikan oleh praktisi yoga dan meditasi. Dengan berpikir dan beraktivitas secara mindful, kita akan lebih sadar dengan pikiran dan emosi kita, termasuk yang negatif, maka dari itu dapat menurunkan tingkat kecemasan dan depresi pada individu, baik yang sehat secara fisik maupun memiliki penyakit tertentu.

Langkah pertama bisa dimulai dari diri sendiri, Mbak, kegiatan apa yang kira-kira jika dilakukan dengan mindful, dapat membawa ketenangan atau kesenangan untukmu.

4. Pertanyaan:

Selamat siang. Nama : Sunarti. Usia : 54 Tahun, Domisili : Tanah Tinggi, Senen Jakarta Pusat. Yang saya tanyakan, Saya pernah mengalami terlalu tertawa terbahak bahak karena nonton acara stasiun TV saya sepertinya sempat susah nafas. Begitu pula kalau terlalu menangis yg sesenggukkan, Terlalu sedih…

Jadi ketika lagi WA candaan terlalu lucu dan ketawa, saya minta stop ijin karena bisa sesak. Kenapa ya.. jadi saya pikir tidak boleh terlalu bahagia, candaan, terlalu sedih. Bagaimana mengelola agar tetap happy tanpa menganggu pernafasan. Terima kasih.

Jawaban:

Selamat malam, Bu Sunarti. Terima kasih atas pertanyaan yang diberikan. Pertama-tama, apakah sudah pernah dikonsultasikan dengan dokter terkait kondisi ini? Memang ada kondisi-kondisi emosional tertentu yang jika dibiarkan menumpuk, dapat mempengaruhi bagaimana otak kita mengatur saluran pernapasan sehingga menjadi sesak (contohnya pada orang-orang dengan kecemasan tinggi). Namun, Ibu dapat memastikan terlebih dahulu kepada dokter bagaimana kondisi paru-paru dan/atau jantung Ibu, sebelum mengeksplorasi kemungkinan peranan kondisi emosi/stres pada situasi ini ya.

Terdapat sejumlah teknik-teknik relaksasi pernapasan yang dapat dilakukan, namun lebih baik dikroscek dulu kepada dokter karena ada beberapa teknik yang tidak cocok untuk kondisi paru-paru/jantung tertentu.

Pertanyaan:

Menurut dokter untuk Jantung Stabil dan PH kemarin dibilang karena tidak bisa di sembuhkan jadi hanya bisa ditekan dgn obat, secara Puji Tuhan msh stabil. Nonton acara TV yang Lucu, saya bisa tertawa terbahak bahak, tetapi suka sesak, kakau sdh gitu, saya ganti chanel atau matikan TV nya, atur nafas lagi.

Jawaban:

Okee, kalau begitu, Ibu bisa mempraktikkan beberapa teknik relaksasi pernapasan sederhana untuk mengembalikan kestabilan setelah sesak. Misalnya, Ibu bisa mempraktikkan pernapasan hitungan 4 (hitungan 4 inhale, tahan 4 hitungan, exhale 4 hitungan, tahan 4 hitungan). Bisa jadi karena terlalu overwhelmed dengan emosinya ya, Ibu

Pertanyaan:

Begitu pula candaan di WA bersama teman2 Grouo SMA canda annya lucu, terus agak sesak, dan saya bilang stop dulu vandaannya ya.. saya sesak nih.. terus tutup dulu HP nya.

Jawaban:

Bukan ngga boleh nih, Ibu, menikmati hal-hal yang bikin happy. Tapi, saya pikir perlu ada batasan di ekspresi emosi agar tidak terlalu ekspresif. Misalnya, terbahak-bahak itu bisa kita kontrol dengan di awal minta tolong anggota keluarga untuk menahan bahu kita, sehingga terbiasa kalau tertawa, bahunya ngga sampai tinggi ngangkatnya 😉

5. Pertanyaan:

Nama : Ana, Usia : 46, Domisili : Jogja. Selamat malam Mbak Mariska, mohon ijin bertanya Mbak.

  1. Apakah mindfulness bersifat sementara atau bs menetap dalam diri seseorang?
  2. Apakah seseorang yang bisa mengontrol emosi baik positif maupun negatif termasuk orang dengan mindfulness? (Saya ada teman yang susah sekali marah walaupun digoda sedemikian rupa, dia hanya tersenyum). Terimakasih jawabannya..

Jawaban:

Selamat malam, Bu Ana. Terima kasih atas pertanyaan yang diberikan. Pertama, mindfulness adalah state of mind atau bagaimana diri kita merespon terhadap stimulus dari lingkungan. Jika kita sudah terbiasa, banyak berlatih secara fisik dan emosional, serta memiliki pandangan yang terbuka terhadap masalah-masalah yang kita punya, maka mindfulness dapat menetap. Kedua, mindful terhadap emosi artinya emosi apapun yang kita rasakan dapat kita terima kehadirannya, kita pahami dari mana datangnya, serta kita ekspresikan dengan cara yang bisa diterima. Untuk orang yang digoda sedemikian rupa tidak marah, mungkin lebih tepatnya saya labeli reaktivitas emosinya yang tidak tinggi. Di saat orang lain dibegitukan marah, dia tidak merasa marah. Atau, dia adalah orang yang memiliki kontrol kuat terhadap bagaimana ia mengekspresikan emosinya.

6. Pertanyaan:

Nama:  Anggie, Usia : 30 th, Domisili Malang. Assalamualaikum, yang ingin saya tanyakan adalah sebelum ketahuan punya PJB itu saya melakukan aktivitas seperti biasa kadang juga lelah. Tapi rasanya setelah ketahuan PJB dan PH, saya merasa semua serba hati hati dan mengganggu psikis saya.  Apakah memang jantung itu berkaitan dengan mental. Nangis takut, ketawa takut, makan ini itu takut, kadang sampai 2 hari gak bisa tidur.  Semua jadi was-was. Apakah saya harus ke psikiater ya? Terimakasih.

Jawaban:

Walaikumsalam, Terima kasih atas pertanyaan yang diberikan. Bolehkah saya tahu kapan diagnosa itu diberikan? Jika kita belum ada di tahap acceptance atau penerimaan terhadap hal tidak menyenangkan yang kita terima, kita mungkin masih ada dalam tahap penyesuaian. Tahap penyesuaian biasanya dicirikan dengan kecemasan yang tinggi dengan simptom-simptom yang Mbak sebutkan. Jika sudah dirasa sangat mengganggu, sampai misalnya tidak bisa beraktivitas normal (contoh : kerja/kuliah), bisa berkonsultasi sama psikiaternya ya.

Stres yang muncul dalam diri kita akan mempengaruhi beberapa organ, seperti membuat otot-otot kita lebih tegang; lambung kita memproduksi asam lambung; aliran darah lebih deras; serta mempercepat detak jantung. Sejumlah penelitian menyebutkan mendukung istilah ‘broken heart‘ (sakit di area heart/jantung) jika sakit hati dengan mempertimbangkan dampak stres pada jantung. Tapi, menurut saya, perlu dievaluasi dulu apakah betul sekarang ada di dalam tahap penyesuaian atau tidak.

Tahap penyesuaian adalah periode di mana kita sedang beradaptasi dengan situasi baru yang mungkin tidak menyenangkan. Biasanya diberikan batasan sampai 6 bulan, Mbak. Dari Januari sampai sekarang kan belum 6 bulan ya, Mbak, pasti kecemasannya sedang tinggi. Terlebih sensasi fisik yang menyertainya pun berat. Ini kondisi yang sangat logis dan objektif untuk down, jika butuh dukungan lebih, Mbak Anggie dapat berkonsultasi dengan psikiater/psikolog untuk menguraikan pikiran dan perasaan yang dimiliki.

Pertanyaan:

Maaf saya juga punya masalah yg sama, saya setelah terdiagnosa gagal jantung da PH, sekarang saya tidak berani tidur sendiri, saya takut kalau saya kenapa” enggak ada yang tahu. Pikiran itu terus menghantui saya.

Jawaban:

Wajar sebetulnya untuk memiliki health anxiety (kecemasan terkait kesehatan) bahkan mortality anxiety (kecemasan akan kematian) pada kita yang menerima diagnosa penyakit, terlebih jika kronik dan akut. Hal paling mendasar yang perlu dilakukan adalah berbagi kecemasan tersebut dengan orang lain. Jangan disimpan sendiri. Orang mungkin tidak bisa memberikan saran yang logis untuk kita, karena memang tidak ada untuk situasi seperti ini. Kita hanya butuh ditenangkan dan diyakinkan bahwa kita memiliki dukungan dari orang-orang terdekat

 

“Terkadang, hal yang dapat membedakan stres atau tidaknya kita adalah hal-hal kecil – bagaimana kita teringat kembali rasa permen yang kita makan sewaktu kecil, bagaimana kita merasakan ternyata musik baru ini enak didengar, dan seterusnya. Hal-hal ini adalah hasil dari bersikap mindful dengan diri dan lingkungan kita. Aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk ketenangan sedikit-sedikit dalam setiap harinya yaa”_Mariska S. Rompis, M.Psi., Psikolog

By | 2022-12-15T02:32:51+00:00 June 4th, 2022|Kuliah lewat WhatsApp|0 Comments

About the Author:

Yayasan
Yayasan Hipertensi Paru Indonesia adalah komunitas pasien, keluarga, dan kalangan medis pemerhati Hipertensi Paru. Silakan klik Daftar Anggota untuk bergabung dalam komuniitas dan klik IndoPHfamily untuk bergabung di forum utama pasien di Facebook
Open chat