Menelisik Lebih Dalam Tentang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Benarkah Bisa Memicu Hipertensi Paru?
Penyakit Paru Obstruktif Kronik atau yang lebih dikenal dengan singkatan PPOK adalah suatu penyakit paru yang ditandai oleh adanya hambatan aliran udara pada saluran nafas yang sifatnya reversibel parsial (progresif non-reversible).
Dalam acara live instagram @hipertensiparu, dokter Paulus Wisnu Kuncoro Mukti memaparkan penjelasan mengenai PPOK, “PPOK adalah salah satu penyakit paru yang bersifat kronik atau yang terjadi bertahun-tahun dan cenderung semakin memberat setiap tahunnya,” jelasnya.
Sumber Foto: Getty Images Karya SeventyFour
Penyebab terjadinya Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah kondisi lingkungan sekitar. Terjadinya PPOK yaitu adanya kerusakan pada saluran nafas besar, bronkus, bronkiolus, sampai dengan parenkim dan pembuluh darah paru, yaitu terdapat peradangan (inflamasi) yang dipicu oleh polutan seperti asap rokok, polusi kendaraan bermotor, polusi industri dan rumah tangga.
Faktor lain yang menjadi penyebab dari PPOK adalah faktor genetik serta gaya hidup yang berada pada lingkungan sekarang ini. Namun demikian PPOK bukanlah penyakit yang menular seperti virus covid maupun TBC.
Menurut dokter Paulus faktor utama penyebab PPOK itu sendiri adalah polusi, “Penyebabnya adalah asap rokok, polusi kendaraan bermotor, polusi industri dan rumah tangga sehingga terjadi inflamasi di paru-paru kemudian lama-lama terjadi kerusakan pada paru, ketika paru rusak dan menurun daya kekuatannya, lama-lama sesak sesak sesak, terjadilah gangguan di paru dan di luar paru, sehingga timbul komplikasi yang salah satu nya memicu terjadinya Hipertensi Paru,” papar dokter spesialis paru tersebut.
Keluhan pasien PPOK pada umumnya timbul saat fungsi dari paru-paru sudah mulai menurun banyak. Keluhan tersebut paling banyak dan paling sering muncul yaitu terjadinya sesak nafas, batuk kronis dan berdahak. Kelainan pada fungsi paru-paru pasien penderita PPOK juga dapat berpengaruh terhadap kinerja organ lain seperti jantung.
Namun demikian, PPOK tidak selalu sebabkan gagal jantung, “Jadi ini terdapat yang namanya variasi individu, jadi sama seperti misalnya kenapa tidak semua yang merokok gampang terjadi PPOK?, dari seratus orang yang merokok yang menjadi PPOK hanya sekitar 30 persen sampai dengan 40 persen, hal ini karena dihubungkan dengan yang namanya variasi individu,” jelas dokter paulus.
Jadi, dengan adanya faktor variasi individu inilah yang dapat menentukan apakah setiap PPOK dapat sebabkan gagal jantung atau tidak. Akan tetapi tentunya hal tersebut sebaik dikonsultasikan dengan dokter spesialisnya terlebih dahulu.
Sumber : Live IG @hipertensiparu bersama dokter Paulus Wisnu Kuncoro Mukti