Makna Kemerdekaan Bagi Pasien Penyakit Kronis, Hipertensi Paru

//Makna Kemerdekaan Bagi Pasien Penyakit Kronis, Hipertensi Paru

Makna Kemerdekaan Bagi Pasien Penyakit Kronis, Hipertensi Paru

Foto karya I Wayan Suarnaya dari Getty Images

“Merdeka bagi aku (sebagai ketua YHPI) adalah ketika melihat pasien hipertensi paru di Indonesia mendapatkan kualitas hidup terbaiknya,” itu adalah harapan yang disampaikan ibu Arni Rismayanti, ketua Yayasan Hipertensi Paru Indonesia (YHPI).

Seorang pasien penyakit kronis tidak pernah merasakan kemerdekaan dalam hidupnya, dia tidak bisa lepas dari konsumsi obat, peralatan kesehatan penunjang, dan pastinya gejala dari sakit yang dia rasakan. Hidup mereka berada dalam belenggu rasa sakit, keterbatasan aktivitas, dan ketergantungan pada obat-obatan.

Dewi Retno, seorang pasien PJB dengan hipertensi paru berat berkata,”Merdeka itu, saat aku dapat menerima semua keadaan baik saat stabil maupun saat ngedrop, sehingga masih bermanfaat buat orang sekitarku.” Bagi mereka yang sudah merasakan sakit yang berkepanjangan, memaknai kemerdekaan itu bukan sebagai sebuah kebebasan tetapi mampu menerima keadaan, sehingga tetap mampu bertahan, dan dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk orang lain.

Hipertensi paru adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Tujuan dari pengobatan adalah pengendalian penyakit, yaitu menjaga kondisi pasien agar tetap stabil dan mampu melakukan aktivitas meski yang ringan, tanpa ada tanda-tanda gagal jantung kanan dan idealnya tanpa perkembangan penyakit.

Menerima kenyataan yang demikian tentunya tidak mudah, tetapi satu-satunya cara untuk bertahan agar dapat menjaga kestabilan kondisi adalah penerimaan, mempelajari penyakit, menerapkan gaya hidup sehat, dan rutin menjalani pengobatan. Selain itu, dukungan keluarga dan lingkungan sekitar sangat diperlukan.

Kemerdekaan terbesar yang diharapkan PHers yaitu bisa bernapas lega tanpa merasakan sesak dan mendapatkan obat sesuai dosis. “Merdeka itu, jika semua obat hipertensi paru dapat diakses secara sama rata oleh semua pasien,” demikian harapan yang disampaikan ibu Indriani Ginoto sebagai pembina YHPI dan saat ini juga masih menjalani pengobatan hipertensi paru.

Sampai saat ini, pasien hipertensi paru masih terkendala terkait obat-obatan. Banyak yang masih belum mendapatkan jumlah obat sesuai dosis, bahkan ada yang tidak mendapatkannya sama sekali, sehingga mereka harus membeli sendiri dengan nominal yang cukup mahal.

Yayasan Hipertensi Paru Indonesia melakukan berbagai upaya agar pada suatu saat nanti, setiap pasien hipertensi paru di seluruh Indonesia, dapat mengakses obat-obat hipertensi paru dengan mudah dan terjangkau melalui dukungan dari para relawan dan anggota YHPI yang berupaya untuk saling membantu sesuai kemampuan masing-masing.

Meskipun dalam kondisi sakit, mereka tetap berusaha melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk orang lain. “Bisa memerdekakan, paling tidak bisa membantu atau meringankan masalah yang timbul dari penyakit hipertensi paru, bagi seluruh warga YHPI,” itu adalah harapan ibu Dhian Dheliani, pasien hipertensi paru yang menjabat sebagai Ketua Pembina YHPI.

Negara Indonesia telah merdeka selama 78 tahun pada 17 Agustus 2023, semoga dalam perkembangannya sebagai Negara Maju, dapat juga mewujudkan kemerdekaan bagi warganya yang berjuang untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai.

Besar harapan para pasien hipertensi paru untuk mendapatkan akses obat-obatan dengan mudah dan terjangkau. Dengan demikian, sebagai pasien penyakit kronis masih ada kesempatan untuk mendapat kualitas hidup yang lebih baik.

 

oleh: Islamiyah
By | 2023-08-16T05:26:07+00:00 August 15th, 2023|Artikel|0 Comments

About the Author:

Yayasan
Yayasan Hipertensi Paru Indonesia adalah komunitas pasien, keluarga, dan kalangan medis pemerhati Hipertensi Paru. Silakan klik Daftar Anggota untuk bergabung dalam komuniitas dan klik IndoPHfamily untuk bergabung di forum utama pasien di Facebook
Open chat