Apa Itu Sindrom Eisenmenger?

//Apa Itu Sindrom Eisenmenger?

Apa Itu Sindrom Eisenmenger?

Sumber: Foto dari Getty Images Signatures karya SDI Productions

Dalam acara Instagram live yang telah berlangsung selama satu jam pada hari Rabu, 23 Maret 2022 lalu, oleh narasumber dr. Sidhi Laksono P, Sp.JP(K), FIHA, MARS, mengemukakan secara gamblang apa itu sindrom eisenmenger dan kaitannya dengan hipertensi paru.

“Penamaan Sindrom Eisenmenger berasal dari nama dokter yang pertama kali mendeskripsikan penyakit ini, yaitu Victor Eisenmenger, pada tahun 1897. Sindrom adalah kumpulan dari beberapa tanda dan gejala klinis yang sering berhubungan dan muncul bersamaan dengan penyakit atau gangguan kesehatan tertentu. Jadi, Sindrom Eisenmenger adalah komplikasi jangka panjang yang terjadi seiring berjalannya waktu akibat dari Penyakit Jantung Bawaan (PJB),” jelasnya.

PJB yang dapat menimbulkan adanya lubang besar yang menyambungkan dua ruang jantung atau dua pembuluh darah besar. Di antaranya terdapat lubang pada septum ventrikel (VSD), lubang pada septum atrium (ASD), terbentuknya saluran antara pembuluh arteri utama dan pembuluh arteri di paru-paru (PDA), adanya lubang di tengah jantung yang menyatukan semua ruang jantung (Atrioventricular Canal Defect), TOF, serta kelainan kongenital lainnya yang lebih kompleks.

Secara normal, darah biasanya mengalir dari sisi kanan jantung ke kiri. Namun, bagi pasien yang memiliki riwayat PJB yang mungkin tidak terdiagnosis atau tidak ditangani dengan tepat bahkan tidak ditutup dalam waktu yang lama, memungkinkan darah mengalir dari sisi kiri jantung ke kanan. Akhirnya, darah kotor atau kurang akan oksigen yang ada di ruang jantung kanan, bercampur dengan darah bersih yang kaya akan oksigen berada di ruang jantung kiri.

Darah yang tercampur dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh sehingga tubuh tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup. Ketika darah tidak mengalir secara normal, pembuluh darah di paru-paru akan menjadi kaku dan menyempit. Lama-kelamaan, kondisi ini akan meningkatkan tekanan di arteri paru-paru (hipertensi arteri pulmonal) yang dapat merusak pembuluh darah di paru-paru secara permanen.

Gejala Sindrom Eisenmenger dapat ditemukan pada anak-anak, tapi tidak menutup kemungkinan pula gejala baru timbul saat remaja atau dewasa pada dekade kedua atau ketiga. Gejalanya berkembang perlahan dan tidak langsung menunjukkan tanda bahaya. Gejala ringan dapat dirasakan seperti pusing, sakit kepala, cepat lelah, bahkan sesak napas saat beraktivitas, kuku clubing, kulit dan bibir memucat bahkan membiru, nyeri dada, jantung berdebar-debar, batuk berdarah, perut dan pergelangan kaki bengkak atau membesar hingga pingsan.

Sebenarnya kondisi fatal ini dapat dihindari dengan diagnosis dini dan disarankan melakukan perbaikan dan penutupan lubang sesegera mungkin. Namun, jika gejala Sindrom Eisenmenger sudah terjadi dan menyebabkan kerusakan struktural secara permanen, maka dokter tidak merekomendasikan operasi. Sebab kondisi ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan tindakan koreksi.

Dokter Sidhi juga menambahkan, “Maka yang masih dapat dilakukan adalah pengobatan konservatif dengan tujuan menjaga dan mempertahankan kondisi agar tidak semakin memburuk. Penggunaan obat-obatan tertentu untuk menjaga kestabilan detak jantung, jenis pengencer darah untuk mengurangi risiko pembekuan darah, obat-obatan yang bersifat diuretik (mengurangi cairan jika terjadi edema), maupun terapi obat hipertensi paru untuk melebarkan pembuluh darah yang sempit.”

Tanpa perawatan dan pemantauan yang tepat, beberapa risiko komplikasi Sindrom Eisenmenger dapat terjadi karena tingkat oksigen rendah dalam darah sebab kurangnya asupan oksigen yang berlangsung lama, menyebabkan produksi jumlah sel darah merah lebih banyak hingga terjadi kekentalan darah, irama jantung tidak teratur, serangan jantung mendadak, kegagalan jantung, batuk darah, stroke, adanya masalah ginjal, peningkatan risiko infeksi di jantung, hingga risiko kehamilan karena dapat meningkatkan angka mortalitas kematian ibu dan calon bayi lebih tinggi.

Penting bagi pasien untuk rutin check up. Dokter juga merekomendasikan olahraga ringan seperti tes berjalan kali selama enam menit untuk memeriksa toleransi tubuh terhadap tingkat risiko gejala yang terjadi. Selain itu, hal yang perlu dilakukan selama perawatan agar sebisa mungkin untuk menghindari dehidrasi dengan memastikan kebutuhan cairan terpenuhi dengan baik setiap harinya, tidak mengonsumsi alkohol, menghentikan kebiasaan merokok, tidak bepergian ke dataran tinggi.

“Perawatan Sindrom Eisenmenger bertujuan untuk mengendalikan gejalanya. Meskipun tidak dapat disembuhkan dengan obat, setidaknya obat-obatan tertentu dapat membantu pasien merasa lebih baik, meningkatkan kualitas hidup, dan memungkinkan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius,” paparnya.

 

Oleh: Nur Alfiani
Sumber: Live Instagram @hipertensiparu bersama dr. Sidhi Laksono P, Sp.JP(K), FIHA, MARS, Rabu, 23 Maret 2022

 

By | 2023-08-29T07:17:56+00:00 August 29th, 2023|Artikel|0 Comments

About the Author:

Yayasan
Yayasan Hipertensi Paru Indonesia adalah komunitas pasien, keluarga, dan kalangan medis pemerhati Hipertensi Paru. Silakan klik Daftar Anggota untuk bergabung dalam komuniitas dan klik IndoPHfamily untuk bergabung di forum utama pasien di Facebook
Open chat