Kuliah Whatsapp adalah program tanya jawab lewat group di aplikasi whatsapp antara anggota YHPI dengan dokter/narasumber ahli lainnya untuk topik-topik terkait Hipertensi Paru yang diadakan secara rutin dan berkala.
Untuk bergabung dalam group whatsapp dan mengikuti kuliah berikutnya, silakan hubungi Admin Pusat YHPI 0811-8986-799
PENGUMUMAN KULWAP YHPI
- Waktu : Rabu, 28 Februari 2024
- Pukul : 19.00 – 20.30 WIB
- Narasumber : Marissa S. Purba, M.Psi., Psikolog
- Tema : Komunikasi Efektif
- Moderator : Amida
Untuk melihat materi silahkan KLIK DISINI
Komunikasi tidak hanya terbatas pada pertukaran pesan atau saling bicara saja tetapi lebih dalam lagi prosesnya. Seringkali kesalahpahaman terjadi karena komunikasi antara dua orang lebih tidak efektif. Adanya perbedaan intonasi atau cara komunikasi dapat mempengaruhi perasaan kita. Asumsi seringkali membuat perbedaan pemahaman dan berujung pada perasaan tidak nyaman ataupun hubungan yang kurang baik dengan orang lain. Kita perlu memahami bahwa komunikasi yang baik dapat dipelajari agar dapat lebih efektif.
1. Pertanyaan:
Nama: vonny, Usia: 27tahun, Domisili: makassar. Pertanyaan:
- Strategi apa yang harus diperhatikan agar terjadi komunikasi efektif?
- Apabila terjadi konflik berkepanjangan bagaimana cara menyampaikan komunikasi efektif? Terima kasih.
Jawaban:
Selamat malam, Mbak Vonny. Merujuk pada materi yang disampaikan, sebagai pemberi pesan Mbak Vonny dapat mulai memperhatikan kejelasan pesan yang diberikan. Cobalah untuk menentukan terlebih dahulu poin apa yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Bila topik yang ingin dikomunikasikan adalah topik yang penting atau serius, Mbak Vonny dapat membuat catatan terlebih dahulu dan berlatih dengan membayangkan sedang menyampaikan pesan kepada orang lain. Misalnya dapat dicatat di handphone atau kertas terlebih dahulu, lalu baca ulang untuk memperhatikan apakah sudah jelas atau belum, sudah netral atau masih ambigu, apakah tujuan sudah tersampaikan atau belum. Ketika pesan kita jelas, maka kemungkinan maksud kita akan tersampaikan dan menjadi langkah awal komunikasi yang efektif Mbak.
Untuk konflik, apabila terjadi konflik yang ingin diselesaikan mungkin dapat dimulai dengan mencoba fokus kepada masalah yang terjadi, bukan kepada pribadi orangnya. Cobalah dengan menyatakan apa yang kita rasakan terhadap masalah dan menghindari mulai dengan kata “kamu/anda….” agar tidak terkesan saling menyalahkan.
Situasi perasaan adalah salah satu faktor yang penting sehingga apabila situasi perasaan sudah mulai negatif, mengambil jarak dan waktu akan membantu untuk menjaga agar tidak memperparah konflik yang terjadi. Situasi yang lebih tenang dan tidak saling menyalahkan personal orang lain akan membantu penyelesaian konflik.
Bila masih sulit dihadapi, adanya pihak yang netral dapat membantu menengahi konflik juga dapat menjadi salah satu cara untuk menyelesaikan konflik yang terjadi, Mbak Vonny.
2. Pertanyaan:
Nama: Tri Rahmad, Usia: 35, Domisili:banda Aceh. Saya Hampir setiap Malam susah sekali untuk tertidur, adakah tipsnya untuk mudah tertidur, atau obat tidur yang paling aman untuk di konsumsi.
Jawaban:
Halo Mas Tri Rahmad, Untuk pertanyaan yang Mas sampaikan mungkin saya tidak bisa banyak membantu saat ini karena banyak faktor yang menyebabkan seseorang kesulitan tidur dari sisi fisik dan psikologis. Untuk obat mungkin bisa dikonsultasikan dengan dokter atau ahli medis yang memiliki kewenangan untuk itu Mas.
Untuk kegiatan yang dapat dilakukan mungkin ada beberapa seperti :
– Cobalah untuk mempersiapkan diri untuk tidur, yaitu kita dalam keadaan tenang, nyaman, tidak membuka gadget maupun kegiatan lainnya yang dapat membuat kita terjaga.
– Anda pun dapat mencoba berlatih relaksasi secara fisik dan pikiran, anda dapat menemukan contoh latihan-latihan praktisnya di internet.
– Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat membuat anda terjaga seperti sudah sejak sore menghindari meminum kafein seperti kopi dan teh hitam, dll.
– Beraktivitas dan berolahraga agar anda dapat merasa lebih relax untuk tidur.
Bila anda masih kesulitan untuk tidur dan gelisah, anda dapat menemui professional seperti psikolog untuk bersama-sama menemukan persoalan yang dihadapi yang memungkinkan anda kesulitan untuk tidur. Semoga lekas bisa tidur nyenyak Mas.
3. Pertanyaan:
Nama: Lestariningsih, Usia: 42th, Domisili:Bandung barat. Bagaimana cara menyikapi komunikasi yang tidak bisa dua arah jadi mereka cenderung dominan dalam berkomunikasi kadang kita tidak bisa menyampaikan apa keluhan ataupun gimana perasaan kita, karena komunikasi didominasi oleh salah satu pihak. Terkadang yang dominan berbicara itu selalu merasa pihak yang baik dan benar ga ada yang salah jadi kita di suruh untuk mengalah menyetujui dan mendengar omongan dia sedangkan kita tidak di kasih kesempatan berbicara atau pun mengemukakan pendapat kita. Sekian. Terima kasih
Jawaban:
Malam, Mbak Lestariningsih. Saya memahami terkadang sulit bagi kita untuk menghadapi pihak yang dominan dimana kita bahkan sudah tahu respon mereka terhadap apa yang akan kita ucapkan sehingga kitapun menjadi merasa “enggan” untuk berbicara.
Hanya saja memang kita perlu untuk membangun komunikasi dua arah agar kita tidak terus menerus berada dalam situasi yang tidak kita inginkan. Untuk itu kita sebaiknya berlatih untuk yakin dan membangun kepercayaan diri kita bahwa saya dapat dan mampu menyampaikan maksud saya.
Memulai kebiasaan dan keyakinan diri ini adalah tantangan pertamanya apalagi bila kita tidak terbiasa. Kita dapat melatihnya, bila dirasakan sulit bila bertemu langsung, Mbak Lestari dapat berlatih di depan cermin terlebih dahulu dan menyampaikan poin-poin yang ingin disampaikan.
Yang mungkin perlu diperhatikan adalah kejelasan pesan kita dan fakta fakta yang mendukung pendapat yang ingin kita sampaikan. Bila Mbak Lestari sudah cukup yakin untuk mengemukakan pendapat Mbak Lestari, saya mendukung Mbak untuk menyampaikannya dalam keadaan anda dan lawan bicara anda sedang dalam situasi perasaan yang tenang.
Adakalanya respon orang lain terhadap diri kita tidak dapat kita kendalikan, tetapi anda juga memiliki hak untuk menyampaikan pemikiran dan pendapat anda. Dengan menyampaikannya, anda memberikan diri anda kesempatan untuk berbicara dan memperjuangkan pemikiran yang anda miliki. Semoga dapat dicoba, Mbak.
4. Pertanyaan:
Nama: Melli, Usia: 30th, Domisili: Ciamis. Bagaimana mengkomunikasikan penyakit kita dengan orang tua yang kolot, yang masih menganut “masa masih muda punya penyakit jantung”, Dan cenderung tidak percaya dengan hasil RS, sehingga saya sulit untuk mengkomunikasikan tentang keadaan saya yang harus segera dilakukan tindakan kateterisasi? Yang tadinya ingin mendiskusikan tapi berahir dengan omongan menyakitkan bernada tinggi dari orang tua. Terimakasih
Jawaban:
Selamat malam, Mbak Melli. Situasi Mbak Melli tentu tidak nyaman dimana anda sulit mendapatkan dukungan yang anda harapkan untuk kesehatan anda.
Dari kondisi yang anda ceritakan, jika memungkinkan anda dapat mencari pihak lain yang dapat menengahi diskusi anda dengan orang tua seperti saudara yang mungkin usianya tidak jauh dari ayah dan ibu anda.
Anda lebih mengetahui bagaimana reaksi yang muncul dari orang tua anda sehingga penting juga untuk mengidentifikasi pada pihak mana biasanya kedua orang tua anda lebih mau mendengarkan.
Anda mungkin sebaiknya berlatih untuk tetap tenang selama berbicara dengan orang tua secara bertahap misalnya anda hari ini hanya bisa bertahan selama 10 menit untuk membicarakan kondisi kesehatan anda. Ketika dalam waktu tertentu situasi perasaan sudah mulai meningkat dan negatif (baik anda ataupun orang tua), hentikan terlebih dahulu pembicaraan anda karena situasi yang tidak baik hampir tidak mungkin menghasilkan keputusan yang baik. Anda dapat mencoba kembali esok hari.
Untuk meyakinkan orang tua, anda pun dapat mendukung pembicaraan anda dengan fakta dan dampak bila anda tidak mendapatkan penanganan yang dibutuhkan. Mungkin tidak mudah dan melelahkan, tetapi anda sebaiknya tetap berlatih menyampaikan maksud anda dan mengulanginya kepada orang tua anda. Saya berharap Mbak Melli mendapatkan dukungan yang Mbak Melli butuhkan
5. Pertanyaan:
Nama: Untari, Usia : 46, Domisili: Surabaya. Ijin bertanya. Bagaimana cara komunikasi yang baik dengan lawan bicara kita biar mereka memahami apa yang arah kita bicarakan,biar tidak salah paham dan juga kenapa saya merasa tidak nyaman jika ada seseorang teman kita dihadapan kita mengganggap kita ini cerewet padahal yang saya lakukan itu pas konsultasi sama dokter. Apakah perasaan saya ini wajar atau baperan. Terimakasih.
Jawaban:
Halo Mbak Untari, Pada materi komunikasi asertif, Mbak Untari dapat perlahan-lahan mencoba melatih langkah-langkahnya.
– Sama seperti yang lainnya, cobalah berbicara dalam keadaan anda merasa tenang dan tidak dalam kondisi emosi yang negatif. Situasi perasaan yang tidak tenang, misalnya anda sedang marah, justru dapat menambah kesalahpahaman saat berupaya menyampaikan pemikiran kita.
– Tentukan hal yang ingin anda sampaikan terlebih dahulu kepada orang tersebut dengan mengungkapkan perasaan dan pemikiran anda, misalnya “saya merasa sedih jika saya mendengar kamu mengatakan saya cerewet dll” dan tidak mengesankan bahwa kita menyalahkan atau menyudutkan orang tersebut.
– Sampaikan dampak dari perilaku dan kondisi yang membuat anda tidak nyaman saat orang tersebut melakukan tindakan atau ucapan tertentu. Kadangkala orang lain akan lebih mudah memahami jika ia sudah mengetahui dampak dari perilakunya kepada kita.
– Anda dapat mengakhirinya dengan mengemukakan harapan terhadap perilaku dari orang tersebut misalnya anda berharap orang tersebut berhenti menyebut anda cerewet. Jabarkan harapan anda dalam bentuk yang konkrit agar dapat dilakukan oleh orang tersebut.
Tetapi komunikasi asertif seperti ini tidak mudah dan cepat untuk dikuasai sehingga Mbak Untari harus melatihnya perlahan-lahan. Mungkin tidak akan langsung berhasil tetapi akan sangat membantu anda memiliki batas dan hidup lebih nyaman dengan melatih kemampuan komunikasi anda. Semoga dapat membantu, Mbak Untari.
Sri Untari:
Terimakasih atas saran dan bantuannya mba Marissa. Tapi saya kok suka sendirian sekarang daripada ditemani orang lain…
Psikolog:
Kalau untuk menemukan alasan perubahan mengapa anda lebih suka sendiri daripada ditemani orang lain saat ini, mungkin butuh digali lebih lanjut. Mungkin saat sedang santai dan tenang, Mbak Untari dapat mulai mengingat kembali sejak kapan keinginan bersama dengan orang lain menurun, apa yang anda rasakan dan pikirkan sehingga mungkin Mbak Untari dapat menemukan sebabnya.
6. Pertanyaan:
Nama: nanar caregiver dari anak dengan PJB usia 4 th), Usia: 33 th, Domisili : bandung. Saya mempunyai 2 anak. Bagaimana cara yang paling baik dan efektif dalam menyampaikan kondisi anak kita yang pjb kepada saudaranya (usia 8 th). Sebagai pendatang di bandung yang tidak memiliki sanak saudara dan keluarga seringkali kakaknya kami ajak ke RS untuk antar adik berobat ataupun kontrol. Seringkali kakaknya jadi rewel dan menangis karena terlalu lama menunggu hingga larut malam. Pernah juga kakaknya bertanya kapan adik sembuh, aa’ udah bosen bolak balik ke RS terus katanya. Saya khawatir terhadap kesehatan psikologisnya, dari luar terlihat biasa saja tapi hatinya bergejolak.
Jawaban:
Selamat malam, Mbak Nanar Bias. Menghadapi anak-anak memang menjadi tantangan bagi seorang ibu. Di satu sisi, anda berupaya untuk memberikan perawatan terbaik bagi si adik. Di sisi lain, kita dapat memahami kondisi aa’ yang memiliki kegiatan berbeda dengan teman-temannya.
Cara mengkomunikasikan informasi atau berita apapun kepada anak-anak tentu berbeda dengan penjelasan kepada orang dewasa. Mungkin cara yang dapat digunakan adalah Mbak Nanar dapat duduk berdua dengan aa’ di rumah saat adik tidur, dengarkan semua keluhannya dengan serius untuk memberikannya kesempatan membicarakan isi hatinya.
Setelahnya, Mbak dapat menyampaikan dengan bahasa yang sangat sederhana terkait kondisi kesehatan adiknya. Jelaskan dengan jujur dan terbuka serta berilah kesempatan untuk ia bertanya semua hal yang ingin diketahuinya. Dengan diberikan kesempatan bertanya dan membangun pemahaman, ia dapat mulai mengerti kondisi yang sedang dihadapi.
Walaupun kepada anak-anak, meminta maaf bila sudah menyakiti hatinya juga tetap perlu dilakukan. Keterbukaan ini akan membantu anak untuk memproses kondisi dalam kesehariannya dan tidak mengubur rasa kecewanya ataupun menjadi tindakan-tindakan yang menunjukkan kemarahan.
Bila ia kadangkala merasa kecewa dan sedih karena sedang tidak ingin ikut atau ingin melakukan kegiatan lain, hal itu dapat dimengerti melihat usianya adalah usia bermain. Lebih jauh lagi, bila Mbak Nanar merasa perlu mengkonsultasikannya dan berdiskusi cara menghadapinya, saya sarankan untuk dapat melakukan konsultasi lanjutan dengan psikolog anak, agar dapat membantu Mbak Nanar.
Nanar:
Masayaallah, terima kasih banyak mba marissa atas jawabannya. Itu juga yang disampaikan oleh ibu guru kelasnya. Disarankan untuk konsultasi dengan psikolog anak. Mohon maaf mba, apa ada saran/info psikolog anak di bandung yang dapat direkomendasikan? Kira-kira siapa dan di RS mana saya dapat temui?
Psikolog:
Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran (PIP UNPAD) memiliki layanan psikolog anak Bu. Ibu dapat menghubungi dan bertanya lebih jauh Bu.
7. Pertanyaan:
Nama: Tyagita, Usia: 37th, Domisili: Tangerang. Bagaimana cara mengkomunikasikan dengan siswa bahwa saya sebagai guru ada keterbatasan untuk mobilitas naik turun tangga, karena saya ada asd, ph juga, yang mana kesulitan karena sesak untuk naik turun tangga, sehingga beberapa kegiatan mengajar yang di lantai 3 saya alihkan di ruangan yang ada di lantai 2, dan sering missed/tidak ikut kegiatan di aula yang bertempat di lantai 3, bahkan kegiatan lapangan seperti upacara dan jalan santai?
Jawaban:
Halo Mbak Tyagita. Menyampaikan keterbatasan kita kepada orang lain mungkin bukan sesuatu yang mudah, cukup sensitif dan memerlukan cara yang khusus agar dapat dikomunikasikan dan dipahami oleh pihak lainnya.
Saran saya, Mbak Tyagita dapat memulai dengan berbicara secara jujur tentang keterbatasan Anda. Bicarakan dengan cukup terbuka kesulitan anda agar dapat memberikan gambaran kepada siswa-siswa yang Mbak miliki. Adakalanya orang-orang tidak mengetahui gambaran yang terjadi pada diri kita sehingga mengkomunikasikannya menjadi penting. Sertakan pula informasi penting yang relevan tentang keterbatasan Anda, termasuk bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan sehari-hari Anda dan hal-hal yang mungkin dibutuhkan orang lain untuk memahami situasi Anda.
Selain itu, Mbak Tyagita dapat menambahkan informasi terkait kegiatan apa yang anda dapat lakukan. Cobalah untuk menyampaikan dengan yakin diri bahwa walaupun anda kesulitan dalam melakukan sesuatu hal, tapi anda dapat melakukan banyak hal lainnya misalnya mengajar mereka dengan baik di lantai dua atau lantai satu.
Sama seperti pertanyaan sebelumnya, Mbak dapat memberikan ruang untuk pertanyaan, biarkan orang lain mengajukan pertanyaan jika mereka memiliki kebingungan atau ingin memahami lebih lanjut tentang keterbatasan Anda. Jawablah dengan jujur dan terbuka, tanpa memberikan respon marah.
Di akhir dapat diperjelas harapan anda seperti anda berharap siswa atau orang lain berhenti melakukan atau mengatakan sesuatu tertentu kepada anda. Semoga Mbak Tyagita dapat lebih nyaman melakukan pekerjaannya ke depannya ya Mbak.
8. Pertanyaan:
Nama:Wina, Usia:33 th, Domisili:Brebes. Bagaimana cara komunikasi efektif untuk menyampaikan keluhan kita saat orang lain melihat dari luar fisik kita baik-baik saja, terus terang untuk aktivitas sehari-hari saja saya kadang merasa sesak, dan ga mampu aktivitas berat dan banyak. Tapi saya hanya bisa berkata saya hanya membatasi kemampuan saya.
Jawaban:
Kepada Mbak Wina, Memang terkadang orang lain hanya melihat kondisi kita dari luar tanpa menyadari apa yang sedang kita rasakan. Kembali lagi, hanya Mbak Wina yang mengetahui kondisi Mbak Wina walaupun mungkin maksud orang lain menyemangati Mbak Wina yang terlihat sehat.
Anda dapat menjelaskan gejala sakit anda dan dampaknya pada diri anda. Ketidaktahuan orang lain mungkin menjadi salah satu penyebab mereka merasa anda baik-baik saja sehingga penjelasan dapat membantu mereka memahami kondisi Mbak Wina.
Jika pada lingkungan sekitar anda/orang dekat, anda dapat mulai menyampaikan perasaan anda tanpa menyalahkan pihak lain. Tetapi fokus kepada menyatakan tentang bagaimana sakit yang sedang anda alami tersebut mempengaruhi anda secara fisik dan psikologis. Jika perlu, berikan contohnya secara konkret apa yang mereka tidak lihat tetapi membuat anda sulit melakukan kegiatan kegiatan secara optimal. Kepada orang-orang yang anda harap memahami perjuangan sehari-hari anda, anda pun dapat dengan jujur menyampaikan upaya yang sudah anda lakukan untuk mengatasi sakit tersebut dan dukungan yang anda harapkan dari mereka.
Saya tidak dapat menyatakan bahwa semua orang lantas akan mau mendengarkan anda dan tidak lagi melihat anda hanya dari luar, hanya saja menyampaikan apa yang sedang anda rasakan akan menjadi bentuk dari upaya dari Mbak Wina untuk membangun komunikasi dan dukungan yang diperlukan untuk kesehatan Mbak Wina. Semoga berhasil, Mbak Wina
“Komunikasi yang efektif dan komunikasi yang asertif merupakan kemampuan yang dapat dipelajari. Kita tidak lahir dengan kemampuan komunikasi tertentu dan tidak dapat diubah. Dengan mencoba dan berlatih perlahan-lahan kita dapat mempelajari kembali cara komunikasi yang lebih baik dari yang kita miliki saat ini. Komunikasi yang baik menjadi salah satu faktor penting untuk mendukung kesehatan mental dan juga mendukung hubungan kita dengan orang lain yang lebih baik. Semoga sedikit banyaknya dapat membantu teman-teman semua.”_Marissa S. Purba, M.Psi., Psikolog