Sakitku bawa manis dihidupku-Ariska-OPJ

//Sakitku bawa manis dihidupku-Ariska-OPJ

Sakitku bawa manis dihidupku-Ariska-OPJ

Our PH Journey (Pengalaman bersama Hipertensi Paru)

oleh: Ariska Fitri

– Berdamai Dengan Penyakit Jantung Bawaan –

Hidup sebagai penyandang PJB , bukanlah hal yang mudah. Tak seorang pun mengira saya Ariska wanita aktif yang berusia 22 tahun ini, berasal dari kota Madiun, sebagai pasien jantung bawaan atrial septal defect atau disebut sebagai kebocoran serambi jantung.kelainan ini merupakan penyakit jantung bawaan yang sudah ada sejak waktu lahir .

Pada mulanya saya tidak menyadari kehadiran penyakit ini. Saya hanya sering merasa lelah yang teramat sangat, bahkan terkadang mengalami sesak nafas saat hendak tidur dan naik turun tangga dikarenakan saya bekerja sebagai staf produksi dimana saya bekerja selama 10 jam dengan 3 shift. Hal ini tentu saja amat mengganggu aktivitas saya yang sebagai pekerja di luar dan freelance sebagai penjahit baju atau sering membantu pasang payet pada baju kebaya

Seiring dengan berjalannya waktu, ketidaktahuan  akan penyakit ini membuat saya semakin sering mengalami ketidaknyamanan, karena gejala muncul nafas ngos ngos an dan mudah capek batuk berbulan bulan serta kram yang tak kunjung lemas ototnya seakan menolak untuk diperintah sesuai keinginan.

Saya memutuskan untuk menjalani berbagai pemeriksaan secara medis. Hingga akhirnya, berdasarkan observasi, dokter RSU DR.SOEDONO Madiun menjelaskan,bahwa saya mengalami kebocoran jantung dengan diameter 50mm disertai hipertensi pulmonal 95mmhg saat itu juga dokter menyarankan saya untuk melalukan observasi pengobatan lanjutan di RS Jantung Dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita

Syarat untuk memenuhi operasi sendiri diharuskan menjalani kateterisasi jantung kanan untuk melihat tekanan hipertensi tersebut dan  menentukan layak atau tidaknya untuk tindakan penutupan ASD dengan tehnik tanpa pembedahan di dada. Hasil observasi ditemukan saya layak operasi namun untuk menunjang lebih baik lagi saya di sarankan untuk TEE dimana hasilnya saya tak layak operasi tanpa pembedahan dikarenakan kebocoran saya sudah besar dan esofagus tidak mendukung untuk pemasangan alat, dokter mengkhawatirkan kondisi saya apabila di paksa untuk pemasangan alat tidak akan berhasil pada akhirnya saya diputuskan untuk operasi pembedahan dada.

Ada berbagai macam syarat yang harus dipenuhi untuk bisa operasi, mulai dari pemeriksaan THT dan Gigi, Foto rongsen dada, chek labolatorium lengkap. Namun saat saya menunggu jadwal operasi, saya sempat pingsan jatuh dari sepeda motor serangan manakala dada terasa nyeri serta sesak nafas dan tiba” mata saya terasa gelap.

Sadarpun saya sudah berada di UGD RS Harapan Kita. Dokter tidak mengatakan sedikitpun apa yang saya alami waktu itu, dirasa saya sudah membaik dokter menyarankan saya pulang dan besoknya saya mendapatkan telfon dari pihak penjadwalan operasi dan operasi di lakukan pada tanggal 22 Desember 2021.

Setelah menjalani operasi, saya sadar jam 10 malam di ruang ICU besok pagi jam 07.00. Saya diharuskan rehabilitasi mulai dari belajar batuk dan bersin serta berdiri pelan pelan kaki diangkat secara bergantian supaya tidak kaku katanya. Dari 4 pasien yang dioperasi saat itu, saya yang pertama kali sadar dalam waktu cepat dan saya pasien pertama yang pindah ke ruangan pasca bedah atau di sebut IWB.

Sebelum di ijinkan pulang saya diputuskan untuk Echo jantung terlebih dahulu dari hasil tersebut dokter menyampaikan bahwa operasi dilakukan penutupan dengan paricardial patch atau disebut dengan selaput jaringan jantung namun masih ditemukan kebocoran jantung diameter 0,75mm memang disisakan agar jantung beradaptasi dengan dunia barunya seiring berjalannya waktu dia akan menutup dengan sendirinya, dengan hipertensi pulmonal 35mmhg mendekati angka normal dokter menyarankan rehabilitasi kardiovaskuler selama 12 kali dan alhamdulillah saya kembali hidup normal setelah menjalani operasi ASD Closure tidak berhenti sampai disitu saja setelah 2 bulan pasca operasi saya mengalami keterbukaan bekas luka jahitan yang diakibatkan karena berat badan saya yang bertambah 20kg kulit saya juga mengalami kemekaran yang signifikan.

Pada Juli 2022 saya kembali ke Jakarta untuk melaksanakan kontrol 6 bulan post operasi ASD Closure dari hasil dokter memberitahukan hipertensi pulmonal yang saya alami dalam angka normal diputuskan saat itu saya tidak kembali mengkonsumsi Sildenafil dan teman”nya alias saya sudah boleh stop obat.

Ada yang menarik, disinilah saya bertemu dengan calon suami saya yang saya kenal satu tahun lalu karena beliau adalah teman kantor ipar saya jadi saya hanya sekedar tahu bahwa beliau adalah temannya dan ngobrol seadanya ketika beliau mampir kerumah untuk mengantarkan barang medis. Disinilah ipar saya bercerita bahwa calon suami saya selalu menanyakan keadaan saya. Tiba tiba dengan keberaniannya dia meminta ijin ketika saya kontrol bulanan calon suami saya bermaksud ingin mengantarkan, hingga Ipar saya bertanya ” Lha kamu ini kenapa selalu menanyakan kabar adik ipar saya dan ingin mengantarkan adik saya kan ada istri dan anaknya serta sering membawakan makanan untuk adik serta anak saya apa sebetulnya tujuanmu kepada adik saya?” Celetuk ipar saya saat di ruangan bersama calon suami saya dan saat itulah calon suami saya menyampaikan niat baiknya ” niat saya serius kepada adiknya bapak ( panggil ipar saya ) Dan saya siap menerima segala kekurangan dan kelebihan adik ipar bapak ijinkan saya untuk menjadi bagian dari adik ipar bapak yaitu suaminya sampainya.

Pada akhirnya ipar menyampaikan kepada saya dengan jawaban saya ragu apa iya yang dia katakan mau menerima saya dengan keadaan seperti ini? Lalu kakak perempuan saya menyampaikan ” gak ada salahnya kamu mengenal dia niat dia baik ris diterima saja dulu kenal keluarganya dan dia secara baikmu bagaimana ” dalam hati saya ” ada betulnya juga ”  Akhirnya saya menjalani perkenalan ini dengan calon suami saya sampai beliau mengatakan ingin datang ke Madiun bersama keluarganya dan bertemu dengan ayah ibu saya untuk menyampaikan niat baiknya yang hendak menjadikan saya sebagai pendamping hidupnya dan insya Allah pernikahan saya dilaksanakan tanggal 20 November 2022.

Saya pernah berada di titik menyerah berasa seperti Tuhan tidak adil dalam hidup saya dan sempat terbesit dalam hati saya ” emang ada laki laki yang mau menerima keadaan saya yang seperti ini?” namun saya kembali dikuatkan dengan janji Allah yang selalu tepat yakni jodoh,maut, dan rejeki sudah ada yang mengatur ternyata benar dan saya yakin tuhan memilih saya karena bahu saya kuat daripada yang lain, tidak hanya sekedar itu  keluarga, saudara serta teman teman memberikan dukungan dan doa-doanya yang pada akhirnya saya memilih untuk berdamai dengan penyakit ini. Saya tak lagi ingin menyesali kondisi saya yang sulit dimengerti orang lain.

Tetap berkarya dan berusaha. Karena tidak ingin membuat orang lain terganggu dengan kondisi saya memutuskan kembali bekerja sebagai penjahit dan pemasang payet kebaya. Sedangkan untuk menjaga kondisi tubuh saya agar tidak mudah capek saya istirahat sebelum saya lelah dan saya menjalani pengobatan secara medis dengan berkonsultasi  pada dokter-dokter spesialis jantung dan bedah thorax kardiovaskuler.

Dengan menjalani pengobatan secara terpadu, menerapkan pola hidup sehat dan meningkatkan kepekaan tubuh, wanita tetap bisa beraktivitas, baik di dalam maupun di luar rumah, seperti travelling, serta melakukan berbagai aktivitas sosial di daerahnya.

Menjadi lebih dekat dengan Sang Pencipta. “Kehadiran penyakit, tidak untuk disesali. Melainkan untuk dijadikan sarana agar kita lebih bisa memanfaatkan waktu luang dan waktu sehat, serta lebih dekat pada Sang Pencipta,”

Tetap semangat untuk kalian para pejuang jantung sehat. Kalian semuanya tidak sendirian karena bersama kita kuat.

By | 2022-12-09T10:53:49+00:00 November 10th, 2022|Our PH Journey|0 Comments

About the Author:

Yayasan
Yayasan Hipertensi Paru Indonesia adalah komunitas pasien, keluarga, dan kalangan medis pemerhati Hipertensi Paru. Silakan klik Daftar Anggota untuk bergabung dalam komuniitas dan klik IndoPHfamily untuk bergabung di forum utama pasien di Facebook
Open chat